Sukses

Penduduk Kena Kutukan di Kota Hantu Brasil?

Desa Araras di negara bagian Sao Paolo, Brasil, tampak begitu sepi.

Liputan6.com, Sao Paolo, Brasil - Sebuah desa di negara bagian Sao Paolo, Brasil, mirip kota hantu. Tak tampak hiruk pikuk di Desa bernama Araras itu.

Dilansir dari Dailymail.co.uk, sebagaian besar penduduk desa tak ada yang berani keluar rumah di siang hari. Mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktu di dalam rumah sehingga membuat suasana desa menjadi lengang.

Dari 800 orang warga, 600 orang menderita Xeroderma Pigmentosum (XP). Kondisi tersebut membuat kulit mereka tak mampu pulih dari kerusakan yang disebabkan sinar ultraviolet. Sebanyak 20 orang menunjukkan gejala kulit merekah dan rentan terkena kanker kulit agresif.

Salah seorang warga yang terkena XP adalah Djalma Jardin. Akibat kelainan gen ini, wajahnya rusak dan satu kelopak matanya tak bisa menutup. Bahkan, saat tidur Jardin harus menggunakan plester demi melindungi mata. Ia lebih banyak berada di dalam rumah.

Djalma Jardin, salah seorang warga yang menderita XP

"Jika saya keluar rumah, saya merasakan sinar matahari langsung membakar saya. Saya tidur dan bangun esok harinya, ada bintik kecil. Dalam beberapa hari berikutnya, bintik itu makin membesar dengan cepat. Seperti yang terdapat di mata saya, tidak pernah berhenti membesar. Penyakit ini mengerikan," katanya.

Penduduk lain, seorang peternak sapi perah, Deide, juga mengalami hal serupa. Ia kehilangan wajah karena kondisi yang belum ada obatnya ini.

Pemilik sebuah toko, Gleice Machado, sangat ingin mencari tahu apa yang menyebabkan epidemik itu.

"Saya tak tahu penyakit apa itu dan mengapa wajah mereka rusak. Beberapa orang percaya itu adalah penyakit yang ditularkan secara seksual. Yang lainnya percaya ini adalah kutukan dari Tuhan," katanya.

Menurut ahli dermatologi Sulamita Chaibub, di Araras terdapat konsentrasi gen yang cacat di antara penduduk desa. Konsentrasi ini muncul karena kecenderungan penduduk desa yang menikah antara mereka satu sama lain.

Belum ada obat untuk penyakit bawaan seperti XP. Namun, para dokter sudah mewanti-wanti penduduk desa agar tak banyak beraktivitas di luar rumah. Dengan begitu, diharapkan ada lebih banyak nyawa yang dapat diselamatkan. (Dsu/hdy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.