Sukses

Gubernur NTT Diminta Memperbaiki Pelayanan Kesehatan

Untuk menangani masalah gizi buruk, Pemprov NTT akan mengaktifkan kembali kegiatan posyandu dan pemberian makanan tambahan untuk anak. Gizi buruk dinilai menjadi tanggung jawab setiap pemkab di NTT.

Liputan6.com, Jakarta: Gubernur Nusatenggara Timur (NTT) Piet A. Tallo mendapat peringatan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang masalah gizi buruk yang terjadi di daerahnya. Yudhoyono memerintahkan Gubernur NTT Piet segera memperbaiki kondisi dan pelayanan kemasyarakatan di wilayahnya. Hal ini disampaikan SBY--panggilan akrab Yudhoyono-- dalam rapat kerja gubernur se-Indonesia di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (9/6).

Menurut Piet, langkah yang akan dilakukan pihaknya untuk menangani kasus gizi buruk antara lain dengan mengaktifkan kembali kegiatan posyandu dan pemberian makanan tambahan untuk anak. Pemerintah Provinsi NTT juga akan mengalokasikan dana anggaran dan pendapatan daerah untuk menjalankan program tersebut. Piet tidak ingin dipersalahkan mengenai kasus gizi buruk yang ditemukan di NTT karena masalah itu sebenarnya tanggung jawab pemerintah kabupaten [baca: Korban Meninggal Busung Lapar NTT Bertambah].

Di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, empat balita diindikasikan menderita busung lapar. Para balita ini kekurangan pasokan gizi karena keluarga mereka berada di bawah garis kemiskinan. Di antaranya Zulkifar, bayi berusia satu tahun asal Desa Linrang, Kecamatan Cina, Bone. Anak pasangan Jumisa dan Rusdi yang bekerja sebagai buruh tani ini memiliki bobot hanya tiga kilogram, jauh di bawah berat badan normal anak seusianya. Selain tidak dapat memenuhi kebutuhan karena miskin, sejak lahir Zulfikar tidak pernah diimunisasi. Sedangkan tiga penderita busung lapar lainnya yang ditemukan Dinas Kesehatan Sulsel setempat adalah Batharia (3), Slamet (2), dan Ayu Sulfiana (9).

Kondisi tak jauh berbeda juga dialami Noval Maulana, warga Kedawung, Sragen, Jawa Tengah. Bayi berusia 2,5 tahun ini dalam kondisi sangat kritis karena gizi buruk. Silami, ibu Noval mengungkapkan, sejak lahir kondisi tubuh anaknya sangat lemah sehingga sering sakit-sakitan. Keadaan ini membuat Noval harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

Widiyatmojo, dokter yang menangani Noval menjelaskan, bocah itu telah menjalani perawatan di rumah sakit selama tiga hari. Untuk memperbaiki kondisi tubuh Noval yang kurus dan lemah, tim dokter memberikan cairan infus. Tim medis juga memberikan tabung oksigen untuk membantu pernapasan Noval. Saat ini, berat tubuh Noval hanya lima kilogram. Padahal, balita normal seusianya harus memiliki berat badan 10 hingga 15 kilogram.(DNP/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.