Sukses

Dorong Penyandang Disabilitas Netra Berkarya di Bidang Podcast, Yayasan Mitra Netra Gandeng UMN

Yayasan Mitra Netra kolaborasi dengan UMN untuk mengembangkan bakat para penyandang disabilitas netra agar dapat bergerak di bidang podcast.

Liputan6.com, Jakarta Media berbasis audio atau biasa disebut podcast mengalami perkembangan baik di Indonesia. Perkembangan ini menarik perhatian Yayasan Mitra Netra untuk mengembangkan bakat para penyandang disabilitas netra agar dapat bergerak di bidang podcast.

Organisasi nirlaba ini memiliki tujuan meningkatkan pendidikan dan memperluas lapangan kerja para tunanetra salah satunya dengan berpartisipasi dalam merencanakan pembuatan podcast.

Salah satu pendiri Yayasan Mitra Netra, Bambang Basuki mengatakan bahwa pihaknya kini turut memanfaatkan penggunaan audio dalam bentuk podcast. Pelatihan lewat komputer hingga kerja sama dengan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) pun dilakukan.

Kolaborasi dibangun untuk membimbing anggota tunanetra dalam menggunakan alat-alat produksi konten audio podcast.

“Tidak hanya itu, mereka juga akan diajarkan untuk melakukan editing untuk memilah dan menentukan audio yang cocok untuk cerita mereka. Nantinya, hasil karya para tunanetra akan dipublikasikan pada platform media podcast seperti Noice dan KBR,” kata Bambang mengutip laman resmi Yayasan Mitra Netra, Sabtu (30/12/2023).

Bambang berharap proyek ini dapat terus berlanjut hingga menjadi terkenal atau popular. Dia juga ingin agar semakin banyak orang yang mengenal Yayasan Mitra Netra melalui kolaborasi proyek podcast yang sedang dikerjakan saat ini.

Melalui pertemuan dengan pihak UMN, Bambang berharap proyek ini dapat terus mendorong para penyandang disabilitas netra untuk lebih termotivasi dalam menciptakan podcast. Tentunya dengan topik yang menarik dan belum pernah diangkat atau dibahas sebelumnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cara UMN Dukung Aksesibilitas bagi Disabilitas

Dalam keterangan yang sama, Kepala Program Studi Jurnalistik UMN, Samiaji Bintang Nusantara mengaminkan harapan Bambang mengenai kolaborasi yang dibangun.

Bintang juga berharap kolaborasi ini dapat menjadi starting point bagi mahasiswa UMN untuk membantu dan memfasilitasi para tunanetra di Yayasan Mitra Netra.

“Kolaborasi ini diharapkan bisa menjadi awalan bagi UMN untuk ikut mendukung dan mempromosikan hak-hak aksesibilitas bagi disabilitas,” kata Bintang saat diwawancarai di UMN pada Kamis, 7 September 2023.

3 dari 4 halaman

Belum Ada Podcast yang Diproduksi Penyandang Disabilitas Netra Sebelumnya

Bambang menyampaikan, jika melihat dari prospek pekerjaan, hingga saat ini masih belum ditemukan adanya podcast popular yang diciptakan dan diproduksi oleh para tunanetra.

“Beberapa dari bentuk podcast hanya berupa pengalaman pribadi yang tidak begitu diusut jelas dan kurang menarik untuk didengarkan. Ke depannya, proyek ini diharapkan akan menjadi salah satu produksi yang dapat menginspirasi para tunanetra untuk membuat podcast.”

Faktanya, lanjut Bambang, mencapai kesuksesan dalam dunia podcast tidak dilihat dari pengalaman dalam bidang broadcasting atau memiliki latar belakang pekerjaan di media.

Namun, dilihat dari ide yang kreatif, pemahaman target audiens, dan teknik perekaman yang baik sudah cukup untuk menciptakan audio podcast yang menarik.

“Ini tentunya menjadi keuntungan bagi tunanetra untuk menghasilkan karya mereka.”

4 dari 4 halaman

Kelebihan Penyandang Disabilitas Netra

Pria penyandang disabilitas netra akibat glaukoma itu juga mengatakan bahwa tunanetra memiliki kelebihan yang bisa membantu dalam produksi podcast.

Pertama, kelebihan yang dimiliki oleh tunanetra merupakan pemanfaatan kemampuan pendengaran. Para tunanetra memiliki pendengaran dan pemahaman tentang suara yang lebih baik dari orang biasa.

Dalam membuat podcast, mereka dapat menghasilkan kualitas audio yang lebih tinggi karena proses perekamanan dan editing audio yang lebih teliti. Proses pencarian suara dan penentuan audio juga dapat dihasilkan dengan maksimal karena pengalaman para tunanetra dalam mendengar suara di sekitarnya yang lebih baik.

Lalu, para tunanetra juga memiliki kepekaan terhadap nuansa suara. Melalui pendengaran, mereka dapat menentukan dan merasakan perbedaan suara yang rendah dan tinggi atau halus dan kasar dalam pembuatan audio sesuai kebutuhan mereka.

Dalam dunia podcast, faktor ini sangat penting karena penggunaan dramatisasi dan emosi dalam pembuatan audio dapat menciptakan hasil karya yang lebih menarik untuk didengar.

Kelebihan lainnya yang dimiliki oleh rekan tunanetra berupa angle topik yang menarik untuk dibagikan. Mereka memiliki pengalaman yang beragam mengenai cara pandang terhadap dunia dan bagaimana mereka melakukan aktivitas sehari-hari.

“Lalu, mereka juga dapat membagikan tips-tips menggunakan kode braille atau teknologi yang dapat membantu para tunanetra yang berada di seluruh Indonesia. Topik-topik seperti ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendengar,” tutup Bambang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.