Sukses

FDA Setujui Aplikasi Pelacakan Autisme Menggunakan Rambut

Aplikasi tersebut mampu mencari biomarker molekuler di sehelai rambut untuk mengevaluasi seberapa besar kemungkinan seorang anak berada dalam spektrum.

Liputan6.com, Jakarta Kini dengan aplikasi, sehelai rambut mungkin cukup untuk menentukan apakah seorang anak kemungkinan besar autisme.

Dilansir dari Disabilityscoop, Badan Pengawas Makanan dan Obat AS yang disebut FDA telah melakukan terobosan pada perangkat yang mereka namai StrandDx. Aplikasi tersebut mampu mencari biomarker molekuler di sehelai rambut untuk mengevaluasi seberapa besar kemungkinan seorang anak berada dalam spektrum.

Hasil design dari Center for Devices and Radiological Health FDA tersebut menunjukkan komitmen mereka untuk meninjau produk dengan lebih cepat dan lebih sering berkomunikasi dengan pengembangnya. FDA mengatakan bahwa itu merupakan anugerah bahwa perangkat tersebut mampu menyediakan perawatan atau diagnosis yang lebih efektif untuk penyakit atau kondisi yang mengancam jiwa atau melemahkan secara permanen.

Saat ini, diagnosis autisme didasarkan pada evaluasi yang dilakukan oleh spesialis, tetapi anak-anak dapat menghadapi penantian yang lama untuk menemui profesional tersebut. Para peneliti telah lama mencari cara untuk mendeteksi anak-anak dengan spektrum lebih awal, sehingga mereka dapat mengakses intervensi di usia yang lebih muda, tepatnya karena semakin muda intervensinya semakin efektif.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terobosan ilmuwan Amerika

“Sekarang untuk pertama kalinya dalam sejarah kedokteran, kami memiliki prospek bahwa, dengan mempelajari sehelai rambut, dokter, pasien, keluarga, dan ilmuwan dapat memperoleh pemeriksaan fisiologis yang setara dengan tes darah untuk autisme,” kata Dr. Neil Kurtz , seorang penasihat dan direktur Linus Biotechnology, yang berada di belakang StrandDx.

Label penunjukan terobosan FDA menunjukkan bahwa StrandDx dimaksudkan untuk digunakan untuk menilai kemungkinan autisme pada anak-anak sejak lahir hingga 18 bulan dan untuk membantu diagnosis disabilitas perkembangan pada mereka yang berusia 18 bulan hingga 21 tahun.

Teknologi di balik StrandDx dikembangkan oleh para peneliti di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York, kata perusahaan itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan lain telah bekerja untuk membawa alat bantu diagnostik autisme ke pasar yang mengandalkan air liur dan darah. Namun, hingga saat ini, satu-satunya bantuan diagnostik yang disetujui FDA untuk autisme adalah bantuan yang bergantung pada orang tua dan penyedia layanan kesehatan untuk menjawab pertanyaan dan mengirimkan video anak tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.