Sukses

Pentingnya Dukungan untuk Mengasuh Anak Penyandang Disabilitas

Membesarkan anak disabilitas bisa terasa seperti lari maraton di mana garis finis terus-menerus menjauh dari Anda

Liputan6.com, Jakarta Menjadi orang tua adalah pekerjaan yang berat namun bermanfaat. Terutama ketika membesarkan anak berkebutuhan khusus. Setiap orang tua diharapkan bisa mengatasi perasaan frustrasi, kesepian, dan kewalahan.

Dilansir dari verywellfamily, dengan mengenali tantangan dalam mengasuh anak, bisa merangkai dukungan untuk mengatasinya.

Adapun beberapa tantangan yang dialami orang tua diantaranya: merasakan cemas karena di tengah kesibukan janji terapi untuk anak mereka, juga menjalankan rumah tangga atau bahkan ada yang sambil bekerja.

“Membesarkan anak disabilitas bisa terasa seperti lari maraton di mana garis finis terus-menerus menjauh dari Anda. Sedangkan tidak ada yang mendukung Anda dan sepertinya tidak ada yang mendapatkan apa yang begitu sulit bagi Anda. Jadi, orang tua ini akhirnya merasa terisolasi, lelah, dan kewalahan hanya dengan kehidupan sehari-hari,” kata Rose Reif, MS, LCMHC, konselor rehabilitasi bersertifikat, dan dewan bersertifikat untuk menyediakan kesehatan telemental.

Orang tua juga mungkin merasa bersalah berpikir harus berbuat banya untuk anak hingga menyalahkan diri di situasi tersebut. Mereka bahkan mungkin menghadapi depresi dan kemarahan, kewalahan oleh situasi mereka dan fakta bahwa itu berlangsung 24 jam sehari.

Kemudian Reif juga menyebutkan kalau orang tua penyandang disabilitas selalu waspada, tak henti memindai lingkungan di sekitar anak untuk memastikan tidak ada yang mendekati anaknya atau mengatakan sesuatu yang tidak baik yang bisa terdengar oleh anak.

Orang tua juga selalu berusaha mempersiapkan hal-hal yang tidak terduga. Misalnya, mereka mungkin selalu memperhatikan tanda-tanda kejang atau harus meninggalkan pekerjaannya demi memperhatikan tumbuh kembang anak.

“Orang tua yang membesarkan anak-anak penyandang disabilitas terus-menerus 'aktif', dan setiap tantangan lain yang mereka hadapi menjadi semakin sulit karena mereka tidak pernah bisa berhenti," jelas Reif.

Selain itu, setiap orang tua ingin anaknya bahagia, sehingga ketika mengetahui anaknya ditolak, pasti akan terasa menyakitkan, yang rasa sakitnya akan terasa lebih besar bagi orang tua penyandang disabilitas. Karena hal itu bisa mempengaruhi rasa keraguan dan masalah harga diri yang tumbuh pada anak.

Bahkan menurut Mary Keen, MD, ahli fisioterapi anak di Marianjoy Rehabilitation Hospital, “Ada risiko perceraian yang sangat tinggi karena stres ekstra; 50% dari pernikahan tipikal berakhir dengan perceraian; angkanya jauh lebih tinggi ketika seorang anak memiliki disabilitas.”

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jenis bantuan/dukungan yang dibutuhkan

Semua orang tua membutuhkan istirahat dari waktu ke waktu. Kebutuhan itu diperbesar pada orang tua dari anak-anak penyandang disabilitas.

Kemudian juga mungkin dukungan fisik. Orang tua mungkin secara fisik mengangkat atau membantu anak-anak mereka setiap hari. Kesempatan untuk bebas dari tugas-tugas itu akan membantu para orang tua ini untuk bernapas.

Mereka juga membutuhkan dukungan mental dan emosional. Kelelahan mengambil keputusan dan mencoba merawat orang lain dengan relatif tidak ada waktu untuk diri sendiri, dapat membuat orang tua merasa sangat kelelahan.

Dengan fokus mereka pada anak-anak mereka, orang tua ini membutuhkan sumber daya yang akan memberi mereka dukungan dan bantuan yang sangat mereka butuhkan.

Dari grup facebook atau media sosial lainnya, para orang tua ini mungkin mendapatkan sumber daya bantuan.

Kemudian dapatkan informasi yang Anda butuhkan dari online, saran dokter, dan terapis. Atau dengan konselor, menemukan kelompok pendukung, atau bersandar pada teman dan keluarga juga dapat membantu meringankan beban yang dipikul orang tua ini.

“Mereka dapat menemukan kekuatan dalam aliansi dengan orang tua lain dan juga menyadari bahwa mereka memiliki lebih banyak informas, dan kendali, daripada yang mereka kira,” kata spesialis dan peneliti disabilitas Fran Pollock Prezant, MEd, CCC-SLP.

“Penting untuk mencoba menemukan kekuatan dan potensi anak dan membangunnya. Sebagian besar anak-anak penyandang disabilitas dapat tumbuh hingga menyelesaikan sekolah, beberapa melanjutkan pekerjaan dan/atau program perguruan tinggi dan memasuki dunia kerja,” catat Prezant.

 

3 dari 3 halaman

Bagaimana Anda Dapat Membantu?

Meskipun Anda mungkin bukan orang tua dari anak penyandang disabilitas, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk membantu dan mendukung. Jika Anda melihat orang tua di luar sana yang sedang berjuang, Anda dapat membantu dengan menahan pintu untuk mereka atau menawarkan untuk membawa barang-barang.

Anda dapat menyertakan anak-anak penyandang disabilitas saat mengoordinasikan pesta atau menjadwalkan tanggal bermain. Bagaimana pun, ujar Dr keen, mereka adalah anak-anak dengan perasaan normal yang ingin bersenang-senang secara normal.

"Sesuatu yang sederhana seperti membawakan mereka makanan yang dimasak atau menawarkan untuk memotong rumput dapat memberi mereka beberapa saat istirahat yang berharga. Pemberian tanpa pamrih Anda bisa menjadi dukungan yang mereka butuhkan," katanya.

“Hadiah waktu sangat sering dihargai; Saya menyarankan teman dan keluarga bertanya apa yang paling membantu,” jelas Dr. Keen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.