Sukses

Jepang Gunakan AI untuk Menerjemahkan Bahasa Isyarat

Pemerintah Jepang memanfaatkan artificial intelligent (AI) alias kecerdasan buatan untuk menerjemahkan bahasa isyarat ke dalam bentuk teks. Tujuannya untuk mengiklusifkan komunikasi dengan penyandang tunarungu dan gangguan pendengaran.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Jepang memanfaatkan artificial intelligent (AI) alias kecerdasan buatan untuk menerjemahkan bahasa isyarat ke dalam bentuk teks. Tujuannya untuk mengiklusifkan komunikasi dengan penyandang tunarungu dan gangguan pendengaran.

Dilansir dari Mainichi.JP, sistem yang dinamakan Sure Talk ini dikembangkan bersama oleh University of Electro-Communications di Tokyo dan SoftBank Corp dan nantinya dapat digunakan melalui smartphone. Teknologi ini dapat mengenali gambar dan kemudian menganalisis gerakan kerangka beberapa area tubuh, seperti gerakan jari dan lengan, yang kemudian diubah menjadi teks berbahasa Jepang. Gambar isyarat ratusan orang didigitalkan untuk mengembangkan sistem.

Dalam video review teknologi, tampak seorang wanita penyandang disabilitas rungu menanyakan arah ke kamar kecil menggunakan bahasa isyarat sambil berdiri di depan kamera di kantor kota Narashino di Prefektur Chiba, dekat Tokyo.

Setelah tiga detik, teks terjemahan muncul di layar komputer staf. Respons lisan staf juga ditampilkan dalam bentuk teks di layar depan wanita itu, sehingga membuat interaksi menjadi lancar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Diterjemahkan secara real time

Meskipun percakapan dengan penyandang tunarungu atau gangguan pendengaran dapat dilakukan secara tertulis, sistem AI jauh lebih lancar karena penerjemahan dilakukan secara real-time, kata pejabat kota Narashino.

Meski demikian, "Sure Talk" masih perlu banyak perbaikan. Saat ini alat ini hanya dapat menerjemahan gerakan secara akurat menjadi sekitar 1.500 kata dalam bahasa Jepang. "Sejumlah besar data bahasa isyarat diperlukan untuk membangun model penerjemahan isyarat yang akurat ke dalam teks Jepang," kata seorang insinyur SoftBank yang terlibat dalam pengembangan sistem.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan akurasi sistem, perusahaan komunikasi seluler dan layanan internet menganggap perlu meluncurkan situs web dan aplikasi ponsel cerdas yang meminta kerja sama dari publik, meminta sebanyak mungkin orang untuk mengirimkan gambar bahasa isyarat.

 

3 dari 4 halaman

Perbaikan lingkungan di fasilitas kesehatan dan wisata

Dalam perkembangan terkait, Hokkaido University, Nippon Telegraph serta Telephone East Corp. bersama-sama mengembangkan sistem terjemahan bahasa isyarat otomatis berbasis AI.

Mereka bertujuan untuk memperbaiki lingkungan di rumah sakit, apotek, lokasi wisata, dan tempat-tempat lain, memasang kamera sehingga orang Tuli ataupun yang memiliki gangguan pendengaran dapat bertanya bahkan tanpa adanya staf yang mampu menggunakan bahasa isyarat.

Nippon Foundation dan Google LLC telah mengembangkan "Sign Town", sebuah game untuk membantu orang menikmati belajar bahasa isyarat. Pemain maju ketika mereka dapat menjawab pertanyaan dengan benar menggunakan bahasa isyarat yang diarahkan ke kamera komputer.

Tetapi menurut Federasi Tuna Rungu Jepang, agar AI menjadi alat yang efektif bagi orang-orang yang tuli dan sulit mendengar, diperlukan lebih banyak nuansa, yang sepertinya akan sulit dicapai dalam waktu dekat.

"Karena bahasa isyarat memiliki dialek dan ekspresi yang unik secara regional, terjemahan bahasa isyarat berbasis AI saat ini tidak cukup. Jika dibuat lebih akurat, itu akan menjadi sarana yang efektif untuk melakukan percakapan sederhana dan menanggapi pertanyaan di kantor publik dan tempat lain," kata seorang pejabat federasi.

4 dari 4 halaman

Infografis 6 Cara Hindari Covid-19 Saat Bepergian dengan Pesawat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.