Liputan6.com, Jakarta - Analis onchain ZackXBT mengklaim \telah mengidentifikasi adanya kenaikan pada curian dana hingga USD 45 juta (Rp741,6 miliar) dari pengguna Coinbase.
Pencurian itu terjadi dalam skema penipuan rekayasa sosial selama sepekan. Mengutip Cointelegragh, Kamis (8/5/2025) angka USD 45 juta merupakan kerugian finansial terbaru dalam serangkaian penipuan rekayasa sosial yang menargetkan pengguna Coinbase.
Baca Juga
"Selama beberapa bulan terakhir, saya telah melaporkan sembilan angka yang dicuri dari pengguna Coinbase melalui penipuan rekayasa sosial yang serupa. Menariknya, tidak ada bursa besar lain yang memiliki masalah yang sama,” ungkap ZackXBT.
Advertisement
ZackXBT menyebutkan, jumlah total yang hilang oleh pengguna Coinbase akibat penipuan rekayasa sosial mencapai USD 330 juta per tahun.
Pada Juli 2024, muncul laporan beberapa pengguna Coinbase menjadi sasaran penipu yang menyamar sebagai staf pendukung bursa. Para penipu diduga berhasil menguras USD 1,7 juta dari satu pengguna.
Kemudian pada Agustus 2025, Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) mengeluarkan peringatan tekait akitivitas penipuan yang mengaku sebagai bursa kripto untuk mencuri dana dan data sensitif pengguna.
FBI memperluas peringatan ini pada September 2024, menyoroti penggunaan tawaran pekerjaan palsu dari penipu yang menargetkan pengguna kripto.
Menurut FBI, kelompok peretas yang berafiliasi dengan negara Korea Utara akan mengarahkan korban untuk mengunduh perangkat lunak berbahaya dengan menyamarkan paket perangkat lunak tersebut sebagai tes pekerjaan, lamaran pekerjaan, dan informasi tentang peluang investasi.
Pengguna Coinbase Dilaporkan Rugi Rp 4,9 T Akibat Penipuan Rekayasa Sosial
Diwartakan sebelumnya, Zachxbt elaporkan bahwa pengguna Coinbase, terutama lanjut usia, telah kehilangan lebih dari USD 300 juta (Rp 4,9 triliun) setiap tahunnya akibat skema rekayasa sosial.
Mengutip News.bitcoin.com, Zachxbt menjelaskan salah satu contoh, di mana peretas membuat tiruan lengkap situs web Coinbase untuk mengelabui korban, seolah-olah mereka melakukan kontak dengan karyawan bursa perusahaan.
Ia melaporkan, penipu juga didapati menggunakan nomor identitas palsu, serta alamat email dan nomor telepon palsu yang seolah-olah berasal dari sumber yang autentik. Dalam dua bulan terakhir saja, pengguna kehilangan lebih dari USD 65 juta (Rp 1 triliun) dalam penipuan rekayasa sosial, menurut Zachxbt.
Advertisement
Tanggapan Coinbase
Dalam tanggapannya, Coinbase membagikan postingan blog terkait tips mengurangi risiko yang disorot Zachxbt.
"Serangan rekayasa sosial bertanggung jawab atas sebagian besar kerugian yang dialami pelanggan kami dan masalah ini tidak hanya terjadi pada Coinbase," tulis postingan tersebut.
"Pada tahun lalu, lembaga keuangan telah mengalami peningkatan 10x dalam serangan rekayasa sosial yang menargetkan pelanggan mereka," beber Coinbase.