Sukses

Tunggu Hasil FOMC, Investor Kripto Dapat Pertimbangkan Strategi Buy The Dip

Investor masih menanti potensi kenaikan suku bunga The Fed dalam pertemuan FOMC yang berlangsung pada 2-3 Mei.

Liputan6.com, Jakarta Setelah melesat selama Maret 2023, Bitcoin (BTC) berhasil kembali menutup April dengan positif di tengah krisis perbankan dan ketidakpastian makroekonomi. 

Data dari Coinglass menunjukkan BTC naik sebesar 2,81 persen pada April. Selain itu, Ethereum (ETH) juga ditutup naik sekitar 4,00 persen, didorong oleh peningkatan Ethereum Shanghai yang direspon positif. 

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, menjelaskan harga BTC pada April beberapa kali telah gagal menembus area resistancenya yang berada di USD 31.000 atau setara Rp 456,3 juta (asumsi kurs Rp 14.720 per dolar AS).

“Adanya aksi profit taking setelah BTC tembus level tertinggi sejak Juni 2022 membuat pergerakan BTC di minggu pertama Mei berpotensi terbatas,” kata Panji, dalam siaran pers dikutip Rabu (3/5/2023).

BTC bergerak pada Selasa, 2 Mei 2023 melemah 1,69 persen di kisaran USD 28.065 dan ETH turun tipis 0.56 persen di kisaran US$1.835. 

Investor masih menanti potensi kenaikan suku bunga The Fed dalam pertemuan FOMC yang akan berlangsung pada 2-3 Mei 2023. Investor juga menunggu serangkaian data makro seperti data tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) dan Non Farm Payroll (NFP) yang akan dirilis pada Jumat. 

Data CME Group Fedwatch menunjukkan 93,2 persen dari responden memprediksi kenaikan suku bunga 25 bps, sedangkan 6,8 persen memperkirakan tidak ada kenaikan suku bunga untuk pertemuan Mei.

“Pasar aset kripto akan bereaksi terhadap hasil keputusan The Fed. Jika The Fed menaikkan suku bunga 25 bps maka akan memberikan reaksi positif terhadap Dollar AS dan bereaksi negatif terhadap pasar aset kripto. Sebaliknya, jika The Fed tidak menaikkan suku bunga, kemungkinan besar pasar kripto akan bereaksi positif,” ujar Panji.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Manfaatkan Strategi Buy The Dip

Untuk itu, Panji Yudha menyarankan agar investor aset kripto dapat mempertimbangkan strategi buy the dip. 

“Turunnya harga BTC dari tingkat tertinggi ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk investor mengakumulasikan jumlah BTC dan menambah jumlah aset yang mereka miliki,” jelas Panji. 

Dalam menerapkan strategi buy the dip, investor dapat membeli secara bertahap ketika harga BTC dan ETH sedang turun dikarenakan harga aset tersebut sudah mulai stabil dan menunjukkan pemulihan. 

Untuk mengelola manajemen risiko dalam trading aset kripto yang memiliki volatilitas tinggi maka Panji menyarankan untuk menggunakan fitur Stop Loss dan Take Profit.

Setelah itu, investor harus membuat trading plan dan menetapkan proyeksi keuntungan dengan berbasis analisis teknikal dan mengikuti perkembangan isu makro. 

“Aksi buy the dip dengan membeli saat harga telah jauh di bawah rata-rata aset kripto yang telah kita miliki. Setelah nilai aset kripto yang berhasil naik lagi akan menjadi momen tepat bagi investor untuk menjualnya kembali sebagai langkah mengelola manajemen risiko di dalam trading aset kripto,” pungkas Panji.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini