Sukses

Harga Kripto Hari Ini Selasa 19 Juli 2022: Ethereum Pimpin Penguatan

Pasar kripto kembali sumringah pada perdagangan Selasa (19/7/2022). Bitcoin dan ethereum bergerak reli.

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada perdagangan Selasa (19/7/2022). Beberapa kripto yang sebelumnya melemah kini berhasil kembali menguat

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa (19/7/2022) pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat 2,95 persen dalam 24 jam dan 7,49 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 21.631 per koin atau setara Rp 324 juta (asumsi kurs Rp 14.981 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) masih bertahan di zona hijau pagi ini. Selama 24 jam terakhir, ETH naik 9,25 persen dan 33,51 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.485 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih menguat hari ini. Dalam 24 jam terakhir BNB menguat tipis 2,99 persen dan 13,20 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 257,49 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) pagi ini turut menguat. Dalam satu hari terakhir ADA meroket 6,37 persen dan 8,48 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4774 per koin.

Adapun Solana (SOL) yang kemarin sempat terkoreksi, kini kembali menguat. Sepanjang satu hari terakhir SOL naik 2,88 persen dan 17,76 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 40,36 per koin.

XRP berhasil kembali merangkak ke zona hijau. XRP menguat 2,20 persen dalam 24 jam terakhir dan 12,69 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3573 per koin. 

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Dengan begitu membuat USDT berada di level USD 0,9998 dan USDC dihargai USD 1,00.

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,13 persen dalam 24 jam terakhir, yang membuat harganya kembali ke level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam terakhir kembali menguat dan menyentuh USD 1 triliun dari sebelumnya di level USD 960,9 miliar.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dua Faktor Ini Diprediksi Bikin Bitcoin Turun ke Level Terendah

Sebelumnya harga bitcoin dan jajaran kripto teratas lainnya sampai saat ini masih bergejolak. Meskipun alami penurunan, banyak analis dan pelaku industri yang percaya level ini belum menjadi titik terendah yang bisa dicapai Bitcoin. 

Bitcoin telah anjlok lebih dari 70 persen dari rekor tertinggi pada November. Selama beberapa minggu terakhir, bitcoin telah diperdagangkan dalam kisaran ketat antara USD 19.000 (Rp 284,9 juta) dan USD 22.000 (Rp 299,9 juta) tanpa katalis utama untuk kenaikan dan pedagang mencoba mencari tahu di mana bagian bawahnya. 

Dalam situasi saat ini, analis dan pelaku industri percaya ada beberapa faktor yang dapat mendorong Bitcoin mencapai titik terbawahnya. Dilansir dari CNBC, Senin (18/7/2022), berikut faktor pendorong Bitcoin untuk mencapai titik terendah.

 

3 dari 4 halaman

Makro Ekonomi Memburuk

Bitcoin telah dirugikan oleh situasi makroekonomi dari inflasi yang melonjak yang telah memaksa Federal Reserve AS dan bank sentral lainnya untuk menaikkan suku bunga sehingga merugikan aset berisiko seperti saham dan kripto.

Cryptocurrency telah melihat beberapa korelasi dengan pasar saham AS dan telah jatuh seiring dengan saham. Ada juga kekhawatiran resesi tetapi gambaran makroekonomi yang memburuk dapat membantu pasar kripto menemukan titik terendah.

“Saya pikir jika inflasi terkendali, ekonomi terkendali, tidak ada resesi yang benar-benar parah” maka pasar akan stabil,” kata salah satu pendiri dana lindung nilai yang berfokus pada cryptocurrency ZX Squared, CK Zheng. 

Data inflasi AS untuk Juni datang lebih panas dari perkiraan pada Rabu, memperdalam kekhawatiran Fed akan menjadi lebih agresif dalam perjuangannya untuk menjinakkan kenaikan harga. Namun, ada beberapa tanda itu bisa memuncak.

4 dari 4 halaman

Pola Perdagangan

Wakil presiden pengembangan perusahaan dan internasional di pertukaran kripto Luno, Vijay Ayyar menjelaskan beberapa pola perdagangan yang mungkin membantu menentukan dasar pasar. Dia mengatakan mungkin ada "lilin kapitulasi," di mana harga bitcoin bisa turun lebih jauh. 

“Jika ini terjadi, itu menunjukkan likuiditas telah ditangkap di level yang lebih rendah dan pasar sekarang siap untuk naik kembali," kata Ayyar.

Dia mencatat ini terjadi pada Maret 2020 ketika bitcoin turun lebih dari 30 persen dalam sehari sebelum terus naik selama minggu-minggu berikutnya.

Pola kedua bisa menjadi "fase akumulasi" di mana bitcoin mencapai titik terendah dan menghabiskan beberapa bulan di sana sebelum bergerak lebih tinggi.

Dalam kedua kasus, itu bisa membuat bitcoin turun lebih jauh ke antara USD 13.000 hingga USD 14.000, yang akan menjadi penurunan sekitar 30 persen dari harga cryptocurrency pada Rabu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.