Sukses

Tunggu Kepastian Data Ekonomi AS, Bitcoin Mau ke Mana?

Bitcoin diperdagangkan kurang dari USD 3.000 di bawah rekor tertinggi. Ekspektasi suku bunga yang lebih rendah mendorong aliran modal institusional ke dana yang diperdagangkan di bursa yang terkait dengan kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin mengalami kenaikan tipis pada Jumat, 7 Juni 2024. Kenaikan ini didukung oleh pelemahan dolar AS dan spekulasi mengenai kemungkinan penurunan suku bunga AS menjelang perilisan data ekonomi AS, yaitu Laporan Pekerjaan AS atau Non-Farm Payroll (NFP).

Spekulasi penurunan suku bunga meningkat menjelang perilisan data NFP pada Jumat malam. Harga Bitcoin dan kripto lainnya naik karena ekspektasi bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada bulan September. Beberapa data ekonomi AS yang lemah mendukung spekulasi ini.

Para trader berasumsi bahwa melemahnya perekonomian AS akan memberi The Fed lebih banyak alasan untuk melonggarkan kebijakan moneternya. Pelemahan dolar AS minggu ini juga menguntungkan aset-aset berisiko seperti kripto. Kondisi moneter yang lebih longgar menguntungkan aset-aset spekulatif seperti kripto, karena lebih banyak modal yang tersedia untuk investasi spekulatif dalam kripto.

Bitcoin diperdagangkan kurang dari USD 3.000 di bawah rekor tertinggi. Ekspektasi suku bunga yang lebih rendah mendorong aliran modal institusional ke dana yang diperdagangkan di bursa yang terkait dengan kripto. Kekhawatiran investor terhadap Laporan Pekerjaan AS berdampak pada permintaan pembeli terhadap ETF BTC spot AS. Setelah laporan gaji swasta ADP AS yang mengecewakan untuk bulan Mei, investor semakin bertaruh pada penurunan suku bunga The Fed pada bulan September.

Pasar tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan dapat mempengaruhi belanja konsumen dan mengurangi inflasi yang didorong oleh permintaan. Prospek inflasi yang lebih rendah memungkinkan The Fed menurunkan suku bunga.

"Sebaliknya, lonjakan upah non-pertanian dan tren peningkatan pertumbuhan upah dapat menghilangkan taruhan investor terhadap penurunan suku bunga The Fed pada bulan September. Laporan Pekerjaan AS dapat mempengaruhi minat pembeli terhadap ETF dan BTC spot BTC AS," kata Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (7/6/2024).

 

2 dari 3 halaman

ETF Spot BTC

Pasar ETF spot BTC AS mencatat arus masuk bersih sebesar D 488,1 juta pada hari Rabu dan USD 886,6 juta pada hari Selasa (4 Juni). Meskipun pasar ETF spot BTC AS menikmati aliran masuk selama 17 hari berturut-turut, BTC masih gagal mencapai level tertinggi sepanjang masa pada 11 Maret di USD 73.808.

Sentimen Crypto Fear & Greed Index menunjukkan level Extreme Greed pada 77 poin, naik dibandingkan pekan lalu yang berada di level Greed pada 73 poin. Hal ini menunjukkan bahwa minat dan optimisme investor terhadap pasar kripto semakin meningkat.

Kenaikan ini bisa menjadi indikasi bahwa banyak investor merasa yakin tentang potensi keuntungan jangka pendek dari aset kripto, seperti Bitcoin, sehingga mendorong harga untuk naik lebih tinggi. Namun, investor juga perlu berhati-hati karena level Extreme Greed sering kali diikuti oleh volatilitas pasar yang tinggi dan kemungkinan koreksi harga.

 

3 dari 3 halaman

Potensi Capai Level Tertinggi sepanjang Masa

Harga Bitcoin saat ini bertahan dengan nyaman di atas EMA 50 hari dan 200 hari, mengkonfirmasi sinyal harga bullish. Pada Jumat, Bitcoin diperdagangkan di USD 71.302.30, naik 0,31%.

"Jika Bitcoin berhasil menembus level tertinggi Selasa (4 Juni) di USD 71.659, ada potensi harga akan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di USD 73.808. Namun, beberapa faktor penting perlu diperhatikan, termasuk Laporan Pekerjaan AS, data aliran pasar ETF BTC spot AS, dan diskusi terkait SEC," ujar Fyqieh.

Sebaliknya, jika Bitcoin turun melewati level dukungan USD 69.000, ini bisa menandakan penurunan menuju EMA 50 hari. Dengan pembacaan RSI harian sebesar 62,72, Bitcoin mungkin naik ke level tertinggi sepanjang masa di USD 73.808 sebelum memasuki wilayah overbought. Catatan saja, para investor disarankan untuk tetap waspada terhadap indikator-indikator ini dalam mengantisipasi pergerakan pasar selanjutnya.

Video Terkini