Sukses

Harga Kripto Hari Ini Jumat 13 Mei 2022: Bitcoin Cs Masih Bertahan di Zona Merah

Bitcoin dan kripto jajaran teratas masih bertahan di zona merah, namun pergerakan harga cenderung stagnan.

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto jajaran teratas masih bertahan di zona merah. Kripto jajaran teratas masih kompak alami koreksi cukup dalam.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat (13/5/2022) pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 2,07 persen dalam 24 jam dan 21,89 persen dalam sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 28.450,79 per koin atau setara Rp 416,2 juta (asumsi kurs Rp 14.632 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga masih melemah. Selama 24 jam terakhir, ETH anjlok 8,38 persen dan 30,02 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.917,63 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin juga masih melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB ambles 2,65 persen dan 30,18 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 263,55 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) juga masih berkutat di zona merah. Dalam satu hari terakhir ADA melemah 12,49 persen dan 42,34 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4546 per koin.

Adapun Solana (SOL) masih melemah pagi ini. Sepanjang satu hari terakhir SOL melemah 10,15 persen dan 49,31 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 42,65 per koin.

XRP juga masih terkoreksi sangat dalam. Dalam satu hari terakhir, XRP turun 9,26 persen dan 37,11 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3745 per koin. 

Terra (LUNA) melemah sangat dalam. Terra anjlok 99,14 persen dalam 24 jam terakhir dan 99,99 persen dalam sepekan. Saat ini Terra dihargai USD 0,01064 per koin.

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat masing-masing 0,08 persen dan 0,05 persen. Dengan begitu, USDT berada di level USD 0,9976 dan USDC di level USD 1,00

Binance USD (BUSD) melemah 0,06 persen dalam 24 jam terakhir. Namun harganya masih bertahan di level USD 1,00 per koinnya. 

Sedangkan Stablecoin Terra, Terra USD (UST) melemah 41,01 persen dalam 24 jam terakhir. Membuat harganya turun di level USD 0,4571.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
 
 
 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tether, Stablecoin Terbesar Dunia Turun di Bawah Rp 14.649

Sebelumnya, Tether, salah satu stablecoin terbesar di dunia, menembus harga di bawah USD 1,00 pada Kamis tepatnya di kisaran USD 0.98 atau sekitar Rp 14.357 (asumsi kurs Rp 14.649 per dolar AS). Penurunan ini terjadi bertepatan dengan kepanikan di pasar kripto.

Stablecoin ini, termasuk Tether (USDT) nilainya dimaksudkan untuk dipatok satu banding satu dengan dolar AS. Namun, saat ini harganya menyentuh USD 0,98 yang pada umumnya jika alami penurunan, USDT hanya berada pada kisara USD 0,99. 

Penurunan pada Tether ini terjadi setelah Stablecoin jaringan Terra, Terra USD (UST) anjlok di bawah USD 0,30 pada Rabu. 

Kepala internasional di pertukaran kripto Luno, Vijay Ayyar mengatakan langkah itu kemungkinan ketakutan yang didorong oleh spekulasi dari fenomena kejatuhan UST. 

“Lingkungan sudah matang untuk peristiwa berita semacam itu yang menyebabkan riak di pasar seperti yang bisa kita lihat,” kata Ayyar dikutip dari CNBC, Kamis, 12 Mei 2022.

Stablecoin mirip dengan rekening bank di dunia kripto, yang dirancang untuk berfungsi sebagai penyimpan nilai yang dapat digunakan investor pada saat volatilitas pasar tinggi. 

Tether dan USDC, adalah dua Stablecoin terbesar, keduanya didukung oleh jumlah uang fiat yang cukup yang disimpan sebagai cadangan untuk memastikan deposan dapat menerima dolar mereka ketika mereka ingin melakukan penarikan.

3 dari 4 halaman

Bitcoin Merosot di Bawah Rp 394,3 Juta Pertama Kali Sejak 16 Bulan Terakhir

Sebelumnya, Bitcoin merosot di bawah USD 27.000 atau sekitar Rp 394,3 juta pada Kamis untuk pertama kalinya dalam lebih dari 16 bulan, karena pasar cryptocurrency memperpanjang kerugian mereka di tengah kekhawatiran kenaikan inflasi dan runtuhnya proyek Stablecoin yang kontroversial.

Dilansir dari CNBC, Kamis (12/5/2022), harga Bitcoin jatuh ke level USD 26.595,52, menurut data Bitstamp. Itu menandai pertama kalinya Bitcoin tenggelam di bawah level USD 27.000 sejak 30 Desember 2020.

Ethereum, cryptocurrency terbesar kedua, merosot ke level USD 1.789 per koin. Ini adalah pertama kalinya token jatuh di bawah angka USD 2.000 sejak Juli 2021.

Banyak investor melarikan diri dari cryptocurrency pada saat pasar saham telah jatuh dari puncak pandemi COVID-19 di tengah kekhawatiran akan melonjaknya harga dan prospek ekonomi yang memburuk.

Data inflasi AS yang dirilis Rabu menunjukkan harga barang dan jasa melonjak 8,3 persen pada April, lebih tinggi dari perkiraan analis dan mendekati level tertinggi dalam 40 tahun.

Hal lain yang kini membebani pikiran investor kripto adalah kejatuhan protokol stablecoin Terra. Terra USD, atau UST, seharusnya merefleksikan nilai dolar, tetapi anjlok menjadi kurang dari USD 0,30 pada Rabu, mengguncang kepercayaan investor pada apa yang disebut ruang keuangan terdesentralisasi.

Stablecoin sering dinilai seperti rekening bank di dunia kripto yang tidak diatur. Investor kripto sering beralih ke stablecoin untuk keamanan pada saat volatilitas di pasar. Namun, UST, sebuah stablecoin “algoritmik” yang didukung oleh kode daripada uang tunai yang disimpan dalam cadangan layaknya Stablecoin umumnya.

UST telah berjuang untuk mempertahankan nilai yang stabil karena pemegangnya telah lari keluar secara massal.

4 dari 4 halaman

Kekhawatiran Investor

Pada Kamis pagi, UST diperdagangkan sekitar USD 0,62, masih jauh di bawah target USD 1,00. Luna, token Terra lain yang memiliki harga mengambang dan dimaksudkan untuk menyerap guncangan harga UST, menghapus 97 persen nilainya dalam 24 jam dan terakhir hanya bernilai USD 0,30, lebih rendah dari UST.

Investor takut tentang implikasinya terhadap Bitcoin. Luna Foundation Guard didirikan oleh pencipta Terra Do Kwon telah mengumpulkan tumpukan Bitcoin bernilai miliaran dolar untuk membantu mendukung UST pada saat krisis.

Ketakutannya adalah Luna Foundation Guard akan menjual sebagian besar kepemilikan Bitcoinnya untuk menopang stablecoinnya yang sedang terpuruk. Itu pertaruhan yang berisiko, paling tidak karena Bitcoin itu sendiri merupakan aset yang sangat fluktuatif.

Di sisi lain ada hal yang menambah ketakutan investor pada Kamis yaitu penurunan nilai Tether, stablecoin terbesar di dunia. Tether pada satu titik tergelincir di bawah USD 0,99. Para ekonom telah lama khawatir tether mungkin tidak memiliki jumlah cadangan yang diperlukan untuk meningkatkan patok dolarnya jika terjadi penarikan massal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.