Sukses

Mengenal Metaverse yang Kini Populer di Kalangan Gen Z

Metaverse kini ramai diperbincangkan apalagi setelah Facebook melakukan rebranding menjadi Meta Platforms Inc

Liputan6.com, Jakarta - Istilah metaverse belum lama ini menjadi topik dan perbincangan hangat di berbagai belahan dunia. Pembahasan mengenai metaverse menjadi hangat setelah salah satu platform media sosial terbesar, Facebook melakukan rebranding menjadi Meta Platforms Inc, atau disingkat Meta.

Dengan rebranding yang dilakukan Facebook, mereka juga menjelaskan ke depan, akan hadir dengan ide-ide futuristik dengan membawa tema metaverse.

Lantas, apa sebenarnya metaverse itu? Pengamat telekomunikasi, Heru Sutadi menuturkan, metaverse adalah sebuah konsep dasar yang mirip selama ini sebut sebagai dunia maya dan dunia virtual.

Namun, dalam metaverse akan ada perkembangan lebih jauh lagi yang memungkinkan kita dapat menghabiskan waktu di dunia yang tidak nyata.

"Misalnya saat ini kita melakukan pembelajaran secara virtual atau bekerja, itu hampir mirip konsepnya seperti metaverse, namun kita masih berada di tengah-tengah yaitu dunia nyata dan virtual,” kata Heru Sutadi kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (8/1/2022).

"Nantinya, dengan metaverse kemungkinan kita bisa merasakan belajar atau bekerja secara online benar-benar dalam dunia virtual dengan menggunakan avatar-avatar,” lanjut Heru.

Heru menuturkan, nantinya dengan metaverse bisa pergi ke mana saja tanpa ada batasan di dunia virtual, bahkan mungkin beberapa bangunan yang ada di dunia virtual tersebut bisa miliki.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jadi Bahan Pembicaraan Kalangan Muda

Pengamat sekaligus Marketing Growth Pintu Timothius Martin, menjelaskan Metaverse adalah sebuah dunia virtual di mana kita dapat berinteraksi dengan berbagai orang lainnya seperti di dunia nyata misalnya berkumpul, berkomunikasi, bermain gamę, bekerja, belanja, dań sebagainya.

"Di dalam dunia virtual ini, bentuk fisik berbagai hal dari dunia seperti lingkungan, langit, orang, bangunan, binatang dan sebagainya divisualisasikan oleh kode dari berbagai jaringan komputer yang biasanya memiliki karakter visual mirip dengan yang ada di dunia nyata,” kata Timothius pada Liputan6.com, ditulis Sabtu (8/1/2022).

Selain itu, menurut dia yang berbeda dari metaverse dengan sebuah game biasa, adalah pengalaman berada di dalam metaverse dibuat semirip mungkin dengan menggabungkan teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan juga Blockchain.

Teknologi blockchain di dalam cryptocurrency memungkinkan users di dalam metaverse untuk bertransaksi dan memiliki hal-hal virtual di metaverse tersebut seperti tanah, karakter, baju, mobil, dan sebagainya secara cepat, terbuka, dan aman.

Di Indonesia , euforia mengenai cryptocurrency, NFT, dan metaverse sangat terasa di kalangan Gen-Z khusus. Mereka sudah terbiasa dari kecil hidup di dunia virtual dengan konsep yang mirip dengan metaverse yaitu di dalam game dan social media.

"Metaverse mulai menjadi bahan pembicaraan di kalangan muda ini saat mereka berkumpul. Saya rasa metaverse masih dalam fase eksplorasi dan edukasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan lebih banyaknya orang yang mengerti kripto, NFT, dan metaverse,” kata Timothy.

“Maka sangatlah mungkin suatu saat jutaan dari orang Indonesia memiliki kehidupan di dunia metaverse mirip seperti saat ini kita memiliki kehidupan digital di Instagram, Facebook, dan TikTok,” pungkasnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.