Sukses

Pentingnya Edukasi Penggunaan Produk Tembakau Alternatif

Pemahaman masyarakat terkait produk-produk ini masih minim. Karena itu, edukasi yang jelas, akurat, dan berbasis bukti ilmiah menjadi sangat penting.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan bahaya merokok, berbagai inovasi seperti rokok elektrik, tembakau yang dipanaskan, hingga kantong nikotin mulai dilirik sebagai alternatif.

Meski demikian, pemahaman masyarakat terkait produk-produk ini masih minim. Karena itu, edukasi yang jelas, akurat, dan berbasis bukti ilmiah menjadi sangat penting.

 

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan dan berbagai lembaga penelitian, rokok masih menjadi penyebab utama berbagai penyakit tidak menular seperti kanker paru, penyakit jantung, stroke dan penyakit lainnya.

Produk tembakau alternatif disebut memiliki potensi risiko yang lebih rendah karena tidak melalui proses pembakaran yang menghasilkan Tar dan zat-zat karsinogenik. Namun, tanpa edukasi yang benar, masyarakat bisa salah memahami tujuan dan cara penggunaannya.

“Bukti ilmiah menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif dapat menjadi opsi yang lebih baik bagi perokok dewasa yang tidak bisa berhenti merokok. Meski demikian produk ini tidak bebas risiko,” ujar Pendiri dan Ketua Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Prof Achmad Syawqie, dalam keterangannya, Selasa (15/4/2025).

Ia menekankan pentingnya pendekatan pengurangan risiko (harm reduction) dalam kebijakan pengendalian tembakau untuk mengatasi masalah perokok dewasa yang sulit berhenti merokok.

Sayangnya, regulasi yang belum merata serta minimnya sosialisasi dan edukasi membuat persepsi masyarakat terhadap produk ini kerap rancu dan salah informasi. Banyak yang mengira produk alternatif ini justru lebih berbahaya dan menjadi gateway untuk perokok remaja, tanpa memahami konteks keseluruhan penggunaan dan proses pembuatannya. 

 

2 dari 3 halaman

Tantangan Edukasi dan Regulasi

Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) juga menyoroti perlunya pelibatan semua pihak yakni pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat dalam memberikan edukasi yang menyeluruh mengenai penggunaan produk tembakau alternatif.

Edukasi tidak hanya mencakup risiko dan manfaat, tetapi juga cara penggunaan yang benar serta target pengguna yang tepat yaitu perokok dewasa yang mau berhenti merokok dengan upaya beralih ke alternatif lebih rendah risiko, bukan remaja atau non-perokok.

“Edukasi berbasis partisipatif penting untuk semua pihak. Kita juga butuh strategi yang lebih cerdas, yakni dengan memberikan informasi yang benar dan transparan, serta membatasi akses pengunaan terhadap kelompok yang tidak seharusnya menggunakan produk ini,” kata Ketua KABAR, Ariyo Bimmo.

3 dari 3 halaman

Menuju Kebijakan yang Lebih Adaptif

Seiring berkembangnya teknologi dan hasil riset internasional, pendekatan kebijakan yang adaptif dan berbasis bukti ilmiah sangat dibutuhkan di Indonesia.

"Edukasi publik yang kuat, regulasi yang tepat dan kolaborasi berbagai pihak dapat menjadi jembatan menuju penurunan prevalensi merokok, sekaligus melindungi generasi muda dari kebiasaan merokok," tutup Prof Achmad Syawqie.