Sukses

Kenali Tanda-Tanda Anda Sedang Memendam Emosi, Jangan Dibiarkan

Ketahui tanda-tanda yang menunjukkan Anda melakukan praktik tidak sehat dalam menekan dan memendam emosi

Liputan6.com, Jakarta - Memendam atau menekan emosi itu mudah, sedangkan belajar mengekspresikannya membutuhkan usaha. Sayangnya, tidak semua orang sepenuhnya memiliki kosakata emosional yang diperlukan untuk menavigasi spektrum perasaan individu yang rumit.

Dr Shilpa Gupta, Terapis dan Pelatih Teknik Kebebasan Emosional dan Pendiri Emo-Aid Wellness, mengatakan bahwa bagi sebagian individu, ruang lingkup ekspresi emosional mereka seringkali diringkas menjadi hanya dua kata yang terlalu disederhanakan, "baik" atau "buruk."

"Hanya sedikit individu yang menggali lebih dalam perasaan buruk tersebut atau memperlambat diri untuk menemukan penyebab kesedihan, kemarahan, ketakutan, mudah tersinggung, kesepian atau rasa tidak aman," ucap Dr Shilpa, seperti melansir dari Times of India, Selasa (24/10/2023).

Demikian pula, bahkan lebih sedikit lagi yang bisa mengenali apakah perasaan baik yang ada di dalam hati adalah kegembiraan, cinta, keamanan, antusiasme, kedamaian, atau kegembiraan. Ketika emosi tidak terbaca, menelan dan menyegelnya dengan erat terjadi secara alami.

Kunci kesejahteraan emosional adalah menerima semua sentimen baik dan buruk daripada menekannya, terhubung dengan pikiran-pikiran yang didorong oleh rasa takut, mempelajari cara untuk melepaskannya dan berusaha menciptakan beragam emosi positif.

Oleh karena itu, ketahui tanda-tanda yang menunjukkan Anda melakukan praktik tidak sehat dalam menekan dan memendam emosi.

1. Masalah tidur

Ini merupakan gangguan pertama ketika Anda mengisi dirimu dengan terlalu banyak hal positif atau negatif. Intinya adalah menyeimbangkan keadaan emosi dan mencapai keseimbangan untuk tidur yang optimal.

Jika Anda merasakan adanya gangguan pada siklus tidur-bangun Anda, periksalah pikiranmu dan ungkapkan emosi yang terpendam tersebut. Teknik pernapasan dan relaksasi sangat berguna dalam situasi seperti ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Berpikir berlebih dan khawatir

Terkadang, berpikir itu tidak berhenti. Probabilitas dan ketidakmungkinan berjalan di kepalamu, tetapi Anda perlu istirahat dan pikiran tidak berhenti. Ini merupakan lingkaran kekhawatiran.

Solusinya adalah dengan menggunakan bantuan kosa kata emosional, temukan perasaan yang paling bisa Anda rasakan, dan buatlah jurnal tentang ppikiran yang terlalu berlebihan dan emosi yang sangat tersembunyi. Besar kemungkinan emosi tersebut akan menguap seperti air di hari yang panas dan terik.

3. Gejala somatik

Faktanya, stres yang tinggi berdampak buruk bagi tubuh. Misalkan Anda merasakan nyeri yang tiba-tiba dan hebat yang tidak disebabkan oleh psikologis. Ada kemungkinan bahwa itu adalah psikomatis.

Perjalanannya bermula dari pikiran, menimbulkan perasaan dan mungkin muncul dalam tubuh. Saat tubuh mengungkapkan rasa sakit, kemungkinan besar Anda memendam emosi. 

3 dari 3 halaman

4. Mati rasa dengan gangguan

Terkadang gangguan adalah suatu kesenangan, tetapi hanya jika Anda tidak melarikan diri dari masa kini yang menyakitkan. Anda mematikan rasa pada dirimu saat ini.

Jika Anda tidak ingin menghadapi masa kini, mematikan emosi adalah mekanisme pertahanan psikologis. Terdiam, teralihkan, tidak hadir pada saat itu, kurang fokus dan selalu menyembunyikan perasaan menunjukkan adanya penindasan.

Memendam dan menekan emosi menyebabkan dampak buruk jangka panjang. Melepaskan emosi negatif secara rutin dengan praktik yang sehat bisa mengosongkan beban batin. Keputusan bijak adalah dengan memeriksa tanda- tanda di atas dan mengatasi akar masalahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.