Sukses

Kenaikan Kasus ISPA di Jabodetabek, Ini 7 Tips Lindungi Diri dari Polusi Udara

Berikut ini beberapa tips melindungi diri dari ISPA akibat polusi udara yang buruk

Liputan6.com, Jakarta Polusi udara di Jabodetabek masih belum menemukan titik terang. Meski telah begitu banyak korban dan langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk menekan polusi udara yang buruk, nyatanya belum membuahkan hasil yang memuaskan.

Polusi udara merupakan campuran kompleks dari partikel halus yang disebut PM 2.5, dan gas seperti senyawa organik yang mudah menguap, nitrogen oksida, dan karbon monoksida.

Faktanya, kualitas udara yang buruk akibat polusi udara dapat memengaruhi kesehatan masyarakat, bahkan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Jabodetabek diketahui tengah meningkat. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imrab Pambudi.

“Kita tidak bisa bilang cuaca berpengaruh berapa persen. Tapi kita bisa melihat bahwa tren kenaikan kasus ISPA seiring dengan kenaikan kadar polusinya, kalau secara umum, kita punya tren seminggu, mulai Senin (4/9/2023) meningkat, dibandingkan dengan minggu lalu,” ucap Imran dikutip Liputan6.com, Sabtu (9/9/2023).

Mengatasi polusi udara yang bersumber dari industri dan kendaraan memang sulit, namun berikut beberapa tips yang dapat melindungi diri Anda dan keluarga dari penyakit ISPA akibat polusi udara yang buruk. Dihimpun dari pbs.org, ini dia.

1. Pahami kerentanan Anda

Beberapa orang berisiko lebih tinggi mengalami dampak kesehatan akibat polusi udara, terutama mereka yang menderita asma, COPD, penyakit jantung, diabetes, kondisi kronis lainnya, atau infeksi akut seperti COVID-19.

Wanita hamil, bayi, anak kecil, orang lanjut usia, dan orang yang bekerja atau tinggal di luar ruangan juga lebih rentan. Siapapun yang menggunakan obat penyelamat harus membawanya setiap saat.

2. Dengarkan tubuh Anda

Orang yang berbeda dapat mempunyai reaksi yang sangat berbeda terhadap polusi udara. Jika Anda merasa tidak enak badan, dengarkan tubuh Anda dan ambil tindakan untuk mengurangi paparan Anda.

Gejala yang paling umum adalah sakit tenggorokan, batuk, dan pilek. Siapapun yang memiliki gejala yang lebih parah seperti kesulitan bernapas atau jantung berdebar-debar harus mencari pertolongan medis.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3. Gunakan pembersih udara

Pembersih udara dengan filter HEPA dapat mengurangi konsentrasi PM 2.5 dalam ruangan secara signifikan bila digunakan dengan benar. Unit yang lebih kecil dapat digunakan untuk menjaga satu ruangan relatif bersih sebagai tempat mencari pertolongan bila diperlukan.

4. Carilah ruang yang nyaman di tengah masyarakat

Tempat umum seperti perpustakaan, pusat komunitas, dan pusat perbelanjaan sering kali memiliki sistem penyaringan udara yang besar dan kualitas udara dalam ruangan yang relatif baik. Pertimbangkan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan.

5. Pertimbangkan untuk memakai masker kembali saat berada di luar ruangan

Salah satu hikmah dari pandemi COVID-19 adalah kita telah mempelajari hal-hal baru tentang mengenakan masker. Meskipun masker N95 yang terpasang dengan baik akan selalu menjadi pilihan terbaik untuk mengatasi polusi udara yang buruk, penelitian terbaru menunjukkan bahwa masker lain dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap PM 2.5. Masker dengan banyak lapisan bahan berbeda adalah yang terbaik untuk menyaring partikel halus.

 

3 dari 3 halaman

6. Minum banyak air

Tetap terhidrasi dengan baik membantu ginjal dan hati mengeluarkan racun, yang dapat mengurangi peradangan sistemik yang disebabkan oleh paparan polusi udara.

7. Tahu di mana mencari informasi

Dampak polusi udara terhadap kualitas udara dapat berubah dengan cepat. Ketahui cara mendapatkan informasi terkini tentang kondisi di wilayah Anda. Aplikasi ponsel pintar seperti Indeks Kesehatan Kualitas Udara (AQHI) dan NAFAS dapat mengirimkan peringatan ketika kualitas udara mulai memburuk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.