Sukses

Sejarah Hari Pendidikan Nasional dan Sosok Ki Hajar Dewantara sebagai Pencetusnya

Peringatan Hari Pendidikan Nasional bertujuan untuk memperingati kelahiran tokoh pelopor pendidikan di Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara. Itu yang menjadi alasan mengapa Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei lantaran bertepatan dengan hari lahir Bapak Pendidikan Nasional di Indonesia, Ki Hajar Dewantara.

Liputan6.com, Jakarta Hari Pendidikan Nasional atau yang juga disebut Hardiknas setiap tahunnya diperingati setiap tanggal 2 Mei 2023. Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) berdasarkan Surat Nomor 12811/MPK.A/TU.02.03/2023 tentang Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, tema Hari Pendidikan Nasional 2023 adalah "Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar".

Peringatan Hari Pendidikan Nasional bertujuan untuk memperingati kelahiran tokoh pelopor pendidikan di Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara. Itu yang menjadi alasan mengapa Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei lantaran bertepatan dengan hari lahir Bapak Pendidikan Nasional di Indonesia, Ki Hajar Dewantara. 

Ki Hajar Dewantara sendiri lahir di Pakualaman pada tanggal 2 Mei 1889, dan meninggal di Jogjakarta, 26 April 1959 pada usia 69 tahun. Seperti yang kita masyarakat Indonesia ketahui, beliau adalah seorang pahlawan nasional yang berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu. 

Kebijakan yang ditentang adalah kebijakan tentang pendidikan yang hanya bisa dirasakan oleh anak-anak kelahiran Belanda atau anak-anak dari golongan berada saja.

Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah saat itu membuat dirinya diasingkan ke Belanda. Setelah kembali ke Indonesia, Ki Hajar Dewantara kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang dikenal dengan nama Taman Siswa. Selain mendirikan Taman Siswa, masih banyak kontribusi Ki Hajar Dewantara dalam ranah pendidikan di Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pendidikan Ki Hajar Dewantara sebagai Pencetus Peringatan Hardiknas

Tak hanya itu, Ki Hajar Dewantara juga merupakan seorang aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia di zaman penjajahan Belanda.

Ki Hajar Dewantara menamatkan pendidikan dasar di ELS (Europeesche Lagere School) atau sekolah dasar pada zaman kolonial Hindia Belanda di Indonesia. Selanjutnya ia juga sempat melanjutkan pendidikan ke STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen), yaitu sekolah pendidikan dokter di Batavia pada zaman kolonial Hindia Belanda. Namun dia tak sekolah di sana sampai lulus lantaran sakit.

 

3 dari 4 halaman

Diasingkan Lantaran Tulisannya

Ki Hajar Dewantara juga pernah bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar. Dirinya juga aktif dalam organisasi sosial dan politik di Indonesia, yaitu Boedi Oetomo dan Insulinde. 

Tulisan Ki Hajar Dewantara yang paling terkenal saat itu adalah, "Een voor Allen maar Ook Allen voor Een" atau "Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga."

Ada pula kolom Ki Hajar Dewantara yang paling terkenal dengan judul "Als ik een Nederlander was" diterjemahkan menjadi, "Seandainya Aku Seorang Belanda."

Tulisannya tersebut dimuat dalam surat kabar bernama De Expres pada 13 Juli 1913. Surat kabar tersebut berada di bawah pimpinan Ernest Douwes Dekker. Namun lantaran tulisannya tersebut, Ki Hajar Dewantara ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka. 

Tapi kedua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, melakukan protes atas pengasingan tersebut. Akhirnya mereka bertiga pun diasingkan ke Belanda, dan ketiga tokoh ini kemudian dikenal dengan sebutan "Tiga Serangkai."

4 dari 4 halaman

Pengertian Manusia Merdeka Menurut Ki Hajar Dewantara, Ini 3 Komponen Wajib Dimiliki

Sebagian besar mungkin sudah tidak asing dengan kata "merdeka." Ada tiga definisi dari kata merdeka, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yakni (1) bebas dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya; (2) tidak terkena atau lepas dari tuntutan; dan (3) tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu, leluasa.

Sebagai contoh, sejak Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia sudah merdeka. Merdeka dalam konteks kalimat tersebut artinya bebas dari penjajahan dan kekuasan bangsa lain.

Selain terkait dengan kebebasan sebuah bangsa, merdeka juga mengacu pada sikap mandiri, berdiri sendiri, dan tidak tergantung pada orang lain. Dengan kata lain, merdeka tidak hanya dapat melekat pada hal-hal seperti negara atau bangsa. Bahkan merdeka juga bisa menjadi atribut dari manusia.

Maka tidak mengherankan jika pahlawan pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara mengenalkan tentang konsep manusia merdeka. Lalu apa yang dimaksud dengan manusia merdeka menurut Ki Hajar Dewantara? Berikut penjelasan selengkapnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (23/12/2022).

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.