Sukses

Tidur Pakai Lampu Menyala Ternyata Dapat Meningkatkan Risiko Diabetes

Ternyata membiarkan lampu menyala di malam hari meningkatkan risiko diabetes.

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun orang dapat mengurangi risiko terkena diabetes melalui pilihan gaya hidup mereka, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa jumlah penderita kondisi ini di seluruh dunia meningkat dari 108 juta pada tahun 1980 menjadi 442 juta pada tahun 2014.

Dalam sebuah artikel International Journal of Health Sciences, Syed Amin Tabish, MD menjelaskan bahwa "Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat utama yang mendekati pandemi secara global". Jurnal ini juga mencatat mencatat bahwa peningkatan pada diabetes tipe telah terjadi pada populasi di mana telah terjadi perubahan gaya hidup yang cepat dan besar.

Mengutip laman Best Life, Selasa (01/12/2022) beberapa cara yang dapat kalian lakukan untuk mengurangi risiko diabetes mungkin akan mengejutkan, termasuk satu kebiasaan malam hari yang umum dan tampaknya biasa saja .

Membiarkan lampu menyala di malam hari dapat memiliki efek yang tidak diinginkan. Banyak orang tetap menyalakan lampu di malam hari bahkan setelah mereka tertidur.

Bagi sebagian orang, ini adalah kekeliruan, seperti membiarkan televisi menyala, tetapi yang lain tetap menyalakan lampu untuk mencegah jatuh di malam hari atau hanya untuk memberikan perasaan aman tambahan.

Sebuah penelitian menemukan bahwa paparan kronis terhadap polusi cahaya di malam hari meningkatkan kadar glukosa darah dan menyebabkan risiko resistensi insulin dan diabetes yang lebih tinggi.

Faktanya, para peneliti menemukan bahwa tidur hanya satu malam dengan cahaya redup, seperti TV dengan suara dimatikan, meningkatkan gula darah dan detak jantung.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sebagian Besar Orang Menderita Diabetes Tipe 2

Istilah "diabetes" mengacu pada kondisi kronis yang melibatkan proses tubuh kalian dalam mengubah makanan menjadi energi, demikian penjelasan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Namun, diabetes Tipe 1, Tipe 2, dan diabetes gestasional atau penyakit diabetes selama kehamilan adalah jenis yang berbeda dari kondisi ini. Penyebab pasti diabetes Tipe 1 tidak diketahui, meskipun genetika, faktor lingkungan, dan bahkan jenis virus tertentu dapat menyebabkan penyakit ini, jelas Mayo Clinic.

Sekitar 90-95 persen penderita diabetes memiliki Tipe 2, cirinya adalah tubuh tidak menggunakan insulin dengan baik dan tidak dapat menjaga gula darah pada tingkat normal. Namun diabetes Tipe 2 dapat dicegah atau ditunda dengan perubahan gaya hidup sehat

Meskipun diabetes gestasional terjadi selama kehamilan dan biasanya hilang setelah kelahiran, namun hal ini dapat meningkatkan risiko terkena diabetes Tipe 2 di kemudian hari.

 

3 dari 4 halaman

Prediabetes: Gejala Menuju Diabetes

Diperkirakan 96 juta orang dewasa di AS memiliki kondisi yang disebut pradiabetes, menurut CDC.

Namun, mereka memperkirakan bahwa 80 persen orang dengan prediabetes tidak menyadari bahwa mereka memilikinya, karena prediabetes dapat memiliki gejala ringan atau tidak ada gejala sama sekali untuk jangka waktu yang lama.

Prediabetes adalah kondisi kesehatan yang serius di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tetapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe 2. Prediabetes menempatkan kalian pada peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.

Penyebab potensial prediabetes bervariasi. Selain diabetes gestasional, faktor lain yang berkontribusi termasuk kelebihan berat badan, kurang aktivitas fisik, dan diet yang tidak sehat.

Namun kabar baiknya adalah bahwa prediabetes dan diabetes tipe 2 sebagian besar dapat dicegah, saran Harvard Public School of Health karena sekitar sembilan dari sepuluh kasus dapat dihindari dengan membuat perubahan gaya hidup.

4 dari 4 halaman

Faktor Pemicu Diabetes

Harvard Public School of Health menjelaskan bahwa mencegah diabetes tipe 2 dapat diringkas menjadi lima kata yaitu tetap ramping dan tetap aktif. Saran ini mengacu pada fakta bahwa makan makanan yang sehat dan melakukan latihan fisik secara teratur dapat menjadi cara yang efektif untuk mengurangi risiko penyakit ini.

Para peneliti telah menemukan fakta bahwa berjalan-jalan setelah makan dan mengonsumsi makanan tertentu, seperti ikan berlemak dan biji-bijian dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 kalian

Namun, tindakan pencegahan meluas ke banyak aspek lain dalam hidup kalian dan beberapa di antaranya mengejutkan. Para peneliti telah menemukan hubungan dengan aspek-aspek kesehatan emosional seperti merasa kesepian dan risiko diabetes Tipe 2.

Dan sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Diabetologia menemukan bahwa membiarkan lampu menyala saat kalian tidur di malam hari sebenarnya dapat meningkatkan risiko terkena diabetes.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.