Sukses

Mengenal Revenge Bedtime Procrastination, Kebiasaan Menunda Tidur yang Sulit Dihilangkan

Revenge Bedtime Procrastination mengacu pada fenomena saat seseorang menunda waktu tidur untuk melakukan aktivitas yang tidak sempat dilakukan di siang hari.

Liputan6.com, Jakarta - Tidak banyak orang yang menyadari kebiasaan menunda-nunda tidur. Ini biasa terjadi ketika seseorang baru menyelesaikan pekerjaannya seharian dan belum menyisakan waktu untuk diri sendiri.

Mereka pun cenderung akan menunda pergi tidur dengan kegiatan seperti bermain handphone, melakukan online shopping, bermain media sosial, dan membaca buku. Kebiasaan itu disebut sebagai revenge bedtime procrastination.

Studi pada 2019 menemukan bahwa hal ini lebih banyak dilakukan oleh wanita dan para pelajar.

Melansir situs Very Well Mind, Jumat (11/11/2022), kondisi ini mengacu pada fenomena saat seseorang menunda waktu tidur untuk melakukan aktivitas yang tidak sempat dilakukan di siang hari.

Jadwal keseharian yang padat menjadi salah satu penyebab utama seseorang melakukan bedtime procrastination. Ini merupakan cara mencari waktu untuk bersantai dan mencari hiburan, dengan cara mengorbankan waktu tidur.

Perilaku 'balas dendam' ini adalah sesuatu yang dilakukan banyak orang dari waktu ke waktu. Khususnya orang-orang yang memiliki pekerjaan dengan stres tinggi, duduk di depan laptop selama berjam-jam sehingga menyisakan sedikit waktu untuk diri sendiri.

Biasanya kegiatan ini dimulai dari hal kecil dan durasi yang sebentar. Misalnya, saat kita memulai kebiasaan menonton video atau bermain game di handphone selama beberapa menit setiap hari. Lama kelamaan, durasi kebiasaan ini akan terus bertambah dari menit ke jam.

Bedtime procrastination bisa menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan. Rantai ini bisa saja terputus ketika tubuh kita sudah mulai merasa lelah karena sudah kehilangan banyak jam tidur selama beberapa hari. Kelelahan ini selanjutnya akan mendorong untuk berhenti melakukan tidur larut malam.

Di samping itu, perilaku ini muncul karena termotivasi perasaan bahwa kita tidak memiliki kendali atas waktu Anda di siang hari.

Kita perlu menilai kembali aktivitas yang kita lakukan setiap hari, hasil penilaian ini bisa menjadi langkah pertama untuk mengatasi bedtime procrastination.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Orang yang Melakukan Bedtime Procrastination Sadar Akan Kebiasaannya

Berdasarkan penelitian di 2020, para peneliti mengungkapkan tiga karakteristik yang dapat mendefinisikan bedtime procrastination, di antaranya sebagai berikut:

1. Penundaan tidur akan mengurangi durasi jam tidur seseorang secara keseluruhan setiap malamnya.

2. Tidak memiliki alasan lain untuk menunda tidur, seperti lingkungan yang terlalu berisik untuk jatuh tidur.

3. Orang yang menunda-nunda tidur sepenuhnya sadar akan kebiasaan yang dilakukan bisa menyebabkan konsekuensi negatif, tetapi mereka tetap melakukannya.

Kebiasaan ini kemungkinan memengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda, tergantung dari situasi dan alasan mengapa mereka merasa perlu begadang.

Sebagian orang mungkin menggunakan jam-jam larut malam hingga pagi untuk mengejar hobi atau mengeluarkan energi intensif.

Namun, kebanyakan orang lain pada jam serupa cenderung melakukan kegiatan yang tidak membutuhkan banyak energi dan usaha.

3 dari 4 halaman

Bedtime Procrastination Memengaruhi Kesehatan Fisik

Ketika dilakukan sekali atau dua kali, begadang tidak akan memberikan dampak besar secara langsung terhadap jadwal tidur, kesehatan, atau kesejahteraan Anda secara keseluruhan. Namun, jika begadang menjadi kebiasaan rutin inilah yang memunculkan masalah kesehatan fisik ataupun mental.

Terjaga sampai pagi-pagi buta bisa membuat kita kekurangan waktu beristirahat, ini selanjutnya akan berpengaruh terhadap kemampuan kita untuk berfungsi pada hari berikutnya. Seiring waktu, kebiasaan buruk ini juga perlahan memengaruhi kesehatan fisik dan mental.

Dari situs Very Well Mind, berikut ini merupakan efek negatif yang disebabkan dari kebiasaan menunda-nunda waktu tidur:

1. Sulit berkonsentrasi,

2. Kecemasan,

3. Tekanan darah tinggi,

4. Meningkatkan risiko masalah jantung,

5. Imun tubuh melemah,

6. Berat badan bertambah, dan

7. Daya ingat yang memburuk.

4 dari 4 halaman

Kualitas Tidur Sebagai Prioritas Utama

Jika ingin memperbaiki kebiasaan bedtime procrastination, satu hal yang perlu ditanamkan dalam diri adalah memprioritaskan waktu tidur. Kita bisa melakukannya dengan mengingatkan diri sendiri alasan mengapa tidur tepat waktu itu penting.

Dari sini, kita bisa mulai membentuk kebiasaan tidur yang baik dengan cara melatihnya. Menetapkan beberapa praktik tidur yang berkualitas dapat meningkatkan kualitas dan durasi tidur secara keseluruhan, membuat kita memiliki waktu tidur dan bangun yang konsisten.

Karena kebiasaan ini sering disebabkan oleh jadwal keseharian yang terlalu padat, kita bisa mencoba memperhatikan tuntutan harian atau kegiatan yang harus kita lakukan dalam satu hari. Berhenti melakukan kegiatan yang tidak penting dan membuang-buang waktu.

Selain itu, kita bisa memulai melakukan rutinitas malam hari lebih awal. Ini bisa dimulai dengan cara menyetel alarm yang menandakan kita harus bersiap dan naik ke tempat tidur. Melalui cara ini kita bisa mendapatkan waktu lebih untuk mendatangkan rasa kantuk dan meninggalkan keinginan begadang.

Terakhir, cara efektif yang dapat dilakukan adalah dengan mematikan gadget saat ingin pergi tidur. Meletakkan handphone jauh dari jangkauan kita membantu kita untuk mempraktikkan kebiasaan relaksasi, yang mampu meningkatkan kualitas tidur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.