Sukses

Post Concert Depression yang Kerap Dirasakan K-popers, Bahayakah?

Sering merasakan hal tidak menyenangkan setelah konser, mungkin Anda terkena PCD. Simak penjelasannya di bawah ini.

Liputan6.com, Jakarta- Pernahkan Anda merasa tinggal di dunia yang berbeda tepat setelah Anda menonton konser Idola Anda?

Penggemar boy/girl group Kpop yang menonton konser dengan berbagai persiapan dari mulai lightstick, spanduk-spanduk penggemar, baju yang nyentrik, hingga lensa bantuan agar dapat melihat idolanya dengan jelas dari kejauhan mungkin kerap merasakannya. 

Ada hari setelah menonton konser idolanya mereka ‘masih berada disana’, di konser itu. Masih mendengar suara idolanya yang mengatakan ‘saranghaeyo’. Masih melihat gemerlap lampu-lampu dari lightstick para penggemar dari fandom yang sama. Masih merasakan sedang fanchant–kalimat tertentu yang diteriakkan saat idolanya tampil– di stadium. 

Namun, mengingat hal tersebut, Anda merasa kegembiraan Anda berakhir dan digantikan dengan keputusasaan dan ketiadaan. Bahkan, sering menangis dan meratapi apa yang sudah Anda lewati sebelumnya. 

Anda mungkin mengidap sindrom PCD (Post Concert Depression). Sindrom tersebut dialami penggemar setelah menghadiri konser Idolanya, terkhusus salah satu grup K-pop favorit yang sudah ditunggu-tunggu. Sejak lama. 

Lalu, burukkah hal tersebut? Jika Anda merasakan hal tersebut dalam jangka waktu yang lama, jawabannya adalah buruk. 

Pembahasan terkait PCD ramai di kalangan penggemar K-pop dan menjadi bahasan yang tak terhitung jumlahnya.

Meskipun bukan diagnosis resmi, PCD merupakan pengalaman yang banyak orang hadapi setelah konser. Mengutip Choosing Therapy, Minggu (23/10/22), beberapa dari gejala PCD ini mencerminkan depresi klinis seperti hilangnya motivasi atau minat pada berbagai hal. 

PCD pada sebagian orang juga membuat mereka merasa kembali ke kehidupan pasca konser terasa tidak berarti, putus asa, hingga sulit berkonsentrasi. Gejala-gejala tersebut ditangani paling baik dengan  beberapa pengendalian yang sehat. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

PCD Pada ARMY BTS

Sebuah Jurnal berjudul “ARMY's Post-concert depression as A clinical Phenomenon” oleh Lyen Krenz melakukan survei kepada 41 ARMY–sebutan untuk penggemar BTS. 

Survei secara kuantitatif dan kualitatif tersebut meminta ke-41 ARMY berbagi pengalaman mereka menghadiri tur konser BTS di Seoul, New Jersey, Hong Kong, Jakarta, Bangkok, Pasadena, London, Taoyuan, Sydney, Oakland, Chicago, Manila, dan Berlin. 

Hasilnya adalah, 90,2 persen responden merasakan kebahagiaan dan euforia saat hadir di konser. Tetapi, tidak dengan waktu setelah konser berakhir dan mereka harus kembali ke realita. 

“Saya tidak tahu bagaimana caranya move on dari konser tersebut,” menurut hasil survei dari 63 persen responden. 

56 persen responden lainnya juga merasa cemas karena berpisah dengan BTS dan ada juga yang merasa sedih dan kelelahan.

Hasil lainnya juga ternyata ada responden yang ‘merasa hidup’ dan merasa ada di puncak kehidupannya saat bertemu dengan BTS. 

Namun, semua responden merasakan pengaruh negatif setelah konser selesai. 31 persen diantaranya merasakan pengaruh negatif itu setiap hari. Sedangkan 37 persen diantaranya merasakan pengaruh negatif itu satu hingga dua kali seminggu. 

Hasil survei juga menemukan, sebagian dari mereka berhasil melewatinya dengan sedikit-demi sedikit terbiasa dengan realita yang mereka jalani. Setelah konser, terlihat ada peningkatan minat dalam konsumsi kontern BTS, karena mayoritas ARMY menyebutkan bahwa menonton fancam mereka saat konser, mendengarkan lagu-lagu saat konser, akan menghilangkan kecemasan mereka akan perpisahan lainnya dengan BTS. 

Ada juga penggemar yang memajang tiket konser mereka sebagai tanda dan motivasi bahwa mereka harus bertemu lagi dengan BTS di konser-konser mendatang. 

Namun, beberapa dari mereka ada yang memiliki cara penyesuaian yang tidak baik. Beberapa dari mereka ada yang stres berlebihan hingga tidur berlebihan, sering menangis, hingga merasa benci pada diri sendiri. 

Sebagian kecil ARMY yang mengisi survei juga merasa bersalah setelah konser dan dalam periode 2 minggu setelah konser. 

Episode Depresif, menurut APA, juga dapat dipicu oleh peristiwa kehidupan yang penuh tekanan. Konser BTS, meskipun bisa membuat stres, biasanya dinilai euforia. 

Depresi Pasca-Konser adalah pengalaman yang normal karena disebabkan oleh pemicu yang spesifik dan dapat diidentifikasi, dan tidak menyebabkan disfungsi klinis yang luar biasa. 

Meskipun mungkin tidak menjadi penyebab kekhawatiran klinis, PCD tetap menjadi aspek penting dari pengalaman menonton konser dan sangat penting dalam memahami budaya fandom secara umum.

3 dari 4 halaman

Bukan Kondisi Klinis

Meskipun PCD bukan kondisi klinis, tapi ini umum dialami. Alasan yang mendasarinya adalah sesuatu yang dulu menjadi titik fokus kebahagiaan mulai terasa hanya kenangan dan terasa kian ‘jauh’. 

Depresi pasca konser adalah jenis depresi yang terjadi setelah seseorang menghadiri konser, menyebabkan mereka merasa sedih, terutama setelah konser yang sangat dinanti-nantikan.

Kegembiraan dan energi yang dirasakan seseorang ketika menantikan konser dapat membuat mereka merasa lebih termotivasi, penuh harapan, dan lebih bahagia.

Seseorang mungkin juga mengalami nostalgia dan surealis saat melihat konser secara langsung.

Kembali ke 'dunia nyata' pasca konser bisa terasa seperti culture shock, mirip dengan kembali dari liburan atau resepsi pernikahan yang menyenangkan dan berkesan.

Adrenalin yang terpacu saat mempersiapkan dan menghadiri konser akan mulai berkurang, dan berpotensi menyebabkan seseorang terpuruk. 

Semua waktu yang sebelumnya dihabiskan untuk merencanakan dan menantikan konser dapat menyisakan kekosongan besar dalam hidup seseorang, sampai konser berikutnya atau petualangan menarik terjadi.

Gejala depresi pasca konser bisa terlihat sangat mirip dengan gejala depresi pada umumnya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kehidupan tampaknya dapat terlihat dan terasa sedikit lebih membosankan atau suram setelah pergi ke konser.

Gejala PCD biasanya meliputi ruminasi (pikiran negatif yang terus menerus) hingga kesedihan yang ekstrem dan tak berujung. Banyak juga dari para penggemar yang merasa rindu akan idolanya dan konser yang ia datangi dan ingin terus kembali ke sana. 

Namun, tak jarang dari mereka juga malah makin khawatir bahwa mereka tidak akan merasakan hal tersebut lagi di hidup mereka. Maka, mereka akan terus-menerus melihat video-video konser dan merasa tidak ada yang penting selain hal tersebut. 

4 dari 4 halaman

Mengatasi PCDBuk

Sebenarnya, ada banyak cara untuk menangani PCD dan menjadi bahagia lagi. Bahkan, memahami cara memulihkan diri sendiri dapat membantu mengatasi PCD dengan lebih mudah. Berikut caranya:

1. Terhubung dengan Penggemar Lain

Ini dapat Anda lakukan melalui media sosial dan cari teman yang dapat berinteraksi dengan baik. Karena, jika memiliki kecintaan terhadap idola yang sama atau berada di satu fandom, maka akan saling memahami. Dengan begitu, Anda tidak akan merasa sendiri. 

2. Jam Session

Musik memiliki banyak manfaat yang teraputik. Meluangkan waktu untuk melakukan ‘jam sesh’ setidaknya satu lagu sehari dapat membuat suasana hati membaik. Anda juga dapat meringankan energi negatif yang Anda miliki sebagai akibat dari PCD

3. Buat Daftar Hal-Hal yang Membuat Senang

Membuat daftar apa saja yang membuat Anda senang dan mengumpulkannya di satu tempat dapat banyak membantu Anda. Ketika Anda merasa sedih, Anda bisa langsung menggapainya. Hal ini bisa berupa hal-hal kecil seperti gelas favorit Anda, hingga beberapa buku atau mainan favorit Anda yang membuat Anda tersenyum. Atau bahkan, bisa menulis daftar tempat atau taman favorit lalu mengunjunginya saat sedang merasa sedih. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.