Sukses

5 Cara Mendeteksi Kebohongan Seseorang

Temukan cara mendeteksi kebohongan dengan cara ini.

Liputan6.com, Jakarta - Jika mengatakan Anda tidak pernah berbohong, maka jelas Anda adalah pembohong besar. Mengapa? Sebab kemampuan berbohong seseorang telah diteliti. Sebuah studi menyatakan bahwa rata-rata orang bisa melakukan kebohongan sebanyak 11 kali dalam sehari.

Terkejut? Tidak mungkin. Para ahli bahkan menyatakan berbohong adalah suatu kebiasaan yang sulit dikendalikan seseorang. Terkadang, kebohongan kerap dipakai untuk hal yang dianggap baik, seperti menjaga perasaan orang lain, atau pura-pura bahagia.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Basic and Applied Social Psychology menemukan bahwa 60 persen orang tidak dapat menahan selama 10 menit tanpa kebohongan, setidaknya sekali.

Mengapa kita melakukannya?

Dalam survei yang dilakukan oleh pusat konseling Universitas Wake Forest, mereka menemukan bahwa sebagian besar orang melakukan kebohongan adalah untuk melindungi diri sendiri, sedangkan yang lainnya menghindari dari rasa malu, atau untuk menghindari emosi yang menyakitkan serta mengindari diri saat dihakimi.

Berbohong bagaikan lereng gunung yang licin, ketika orang mengatakan kebohongan kecil, maka otak menjadi tidak peka terhadap rasa bersalah yang biasanya disebabkan oleh ketidakjujuran. Pada dasarnya, semakin banyak Anda berbohong, semakin mudah pula Anda melakukannya untuk kebohongan yang lebih besar lagi.

Menghimpun dari NBC News, Kamis (25/8/2022), inilah 5 langkah untuk mendeteksi kebohongan orang lain, yang mungkin bisa Anda coba.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Mengamati perilaku dasar

Menurut Roger Strecker, Sr, seorang introgator analisis prilaku, “dalam dunia analisis perilaku, pengamatan dasar adalah totalitas mengamati atribut nonverbal tanpa pengenalan stressor dan pemicu. Sebagain besarpengukuran dasar harus dikalibrasi selama percakapan non-konfrontatif.”

Sangat mudah untuk menetapkan dasar perilaku bagi orang-orang yang dekat dengan Anda seperti pasangan, anak-anak, teman, bahkan orang tua.

“Jika Anda menggunakan perilaku visual untuk mengatur kredibilitas seseorang yang dikenal, Anda juga akan mendapatkan manfaat dari baseline. Beberapa orang, misalnya, tidak pernah berani menatap mata Anda. Atau setiap berinteraksi selalu menatap ke bawah,” kata Wendy L. Patrick, Ph.D, seorang jaksa, pakar perilaku dan penulis Red Flags: How To Spot Frenemies, Underminers, anda Ruthless People.

‘Dengan berinteraksi secara langsung akan mempermudah kita untuk mengetahui bagaimana seseorang biasanya terlihat. Ini juga membantu Anda dalam menilai signifikasi, apakah ada hal yang menyimpang dari norma,” kata Wendy lebih lanjut.

 

3 dari 5 halaman

2. Pelajari gerak gerik mata

Mereka mengatakan bahwa mata kita adalah jendela jiwa. Dalam menemukan kebohongan, portal atau mata dapat membawa Anda ke kebenaran.

Sebuah penelitian menemukan keengganan menatap adalah perilaku yang kebanyakan orang diasosiasikan dengan penipuan. Tetapi apakah benar demikian? Peneliti mengatakan tidak. 

Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa pembohong tidak menghindari kontak mata lebih sering daripada yang kita kira. Hal utama yang harus diperhatikan dalam gerakan mata adalah penyimpangan dari daris dasarnya.

“Kami selalu melihat dari penyimpangan analisis dasar. Apa pun yang diwawancarai menunjukkan sehubungan dengan kontak mata, fokus dan bahkan pelebaran atau penyempitan pupil,” kata Strecker. 

“Jika kontak mata konstan pada awal percakapan kemudian berubah ketika stresor atau pertanyaan pemicu dimasukkan, ini harus dicatat sebagai atribut yang bisa menjadi respon menipu,” lebih lanjut.

Selain pelebaran atau penyempitan pupil, Strecker juga menegaskan bahwa penilaian seberapa cepat atau lambat seseorang berkedip juga harus diperhatikan. Jika ada perubahan yang signifikan, maka itu bisa dideteksi bahwa ada sesuatu yang patut Anda curigai.

4 dari 5 halaman

3. Cari ekspresi mikro atau ekspresi wajah yang keluar tanpa bisa dikendalikan

Stephen Porter selaku psikologi forensik di Universitas Dalhousie menemukan bahwa wajah dapat menghianati Anda. Jika seseorang berbohong, maka ada kilasan emosi singkat yang mucul selama seperlima hingga 25 detik di wajah mereka. 

“Wajah dan otot-otot sangat kompeks. Jauh lebih komplek daripada bagian tubuh lainnya. Anda beberapa otot yang tidak bisa Anda kendalkan, otot tersebut dikendalikan atau diaktifkan apabila ia mendeteksi adanya emosi tidak tulus,” kata Leanne Ten Brinke, seorang mahasiswa pascasarjana di bidan psikologi eksperimental yang berkolaborasi dalam pernelitian ini.

Porter menambahkan, jika seseorang mengatakan kebohongan yang sangat besar dengan konsekuensi serius, wajahnya pasti akan mengungkapkan kebohongan. Retakan kecil yang berlangsung kurang dari seperlima detik ini dapat membocorkan emosi yang ingin disembunyikan seseorang.

5 dari 5 halaman

Tersenyum palsu dan menunjukkan tanda stres

4. Temukan senyum palsu

Menurut meta-analiis DePaulo, pembohong cenderung menyatukan bibir mereka, membuat senyuman tampak dipaksa atau tegang. Tapi bukan hanya tentang bibir, ini adalah kombinasi mulut atau mata yang merupakan kunci dalam mengenali kebohongan. 

“Orang yang jujur tersenyum dengan seluruh wajah, seperti Mona Lisa yang terkenal,” kata Patrick.

Ada tujuh emosi manusia, kata Strecker. Yaitu kemarahan, kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, kejutan, jijik dan penghinaan. Ketujuh emosi ini akan bermain dan berperan ketikan seseorang memaksakan senyum. 

5. Menampakkan tanda stres

Jika Anda memutuskan untuk menekan seseorang yang dianggap berbuat suatu kebohongan, kemungkinan akan ada beberapa perubahan fisik yang dapat memberi petunjuk, seperti sikap ketidaknyamanan.

“Sistem ganglia limbik dan basal adalah dua komponen penting dari otak manusia yang mengendalikan proses stres dan atribut penipuan nonverbal yang terlihat atau ditunjukkan manusia,” kata Strecker. 

Strecker menambahkan bahwa Anda perlu berhati-hati dengan orang yang memiliki kebiasaan memutar-mutar rambut, menyentuh wajah, berkedip dengan cepat, menelan, menggosok wajah, menguap, dan mempercepat pernapasan. Sebab semua itu mungkin tindakan yang mengisyaratkan kebohongan sedang berlangsung.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.