Sukses

Tak Kerjakan PR karena Sakit, Remaja Dihukum Guru hingga Meninggal

Seorang remaja berumur dilaporkan meninggal setelah gurunya memaksanya melakukan 100 lompat jongkok sebagai hukuman.

Liputan6.com, Thailand - Hukuman memang lumrah diberikan jika seseorang berbuat salah atau tidak menjalani suatu kewajiban. Namun, terkadang hukuman yang diberikan tidak sesuai hingga menyebabkan hilangnya nyawa seseorang. Hal tersebut pun baru-baru ini dialami seorang remaja dari Thailand.

Seorang remaja berumur 13 tahun dilaporkan meninggal setelah gurunya memaksanya melakukan 100 lompat jongkok sebagai hukuman karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah atau PR. 

Kisahnya bermula ketika remaja ini jatuh sakit pada 31 Agustus lalu, dan harus dirawat di rumah sakit pada 2 September. Meski kondisinya belum membaik, keesokan harinya dia memutuskan untuk pergi ke sekolah. 

Menurut The Nation seperti melansir dari World of Buzz, Kamis (10/9/2020), bukan tanpa alasan dia tidak mengerjakan PR. Kondisi kesehatannya yang membuatnya tidak bisa menyelesaikan pekerjaan rumahnya yang telah tertunda berhari-hari.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Guru Tidak Menerima Alasan Sakit

Sayangnya, guru yang tak disebutkan namanya itu bersikeras bahwa siswanya harus dihukum meski memiliki alasan kuat untuk tidak mengerjakan PR. 

Untuk itu, guru tersebut pun memaksa muridnya itu untuk menjalani hukuman dengan 100 lompatan jongkok.  

3 dari 4 halaman

Meninggal Saat Tidur

Hari selanjutnya pada 4 September, remaja ini kembali sakit dan memutuskan untuk tidur lebih awal. Namun anehnya, keesokan harinya ketika orangtuanya membangunkannya, remaja ini tidak merespons.

Dokter mengatakan bahwa bocah itu telah meninggal dalam tidurnya sekitar pukul 3 pagi karena kerusakan jantung. 

Namun, hingga kini belum diketahui pasti penyakit apa yang diidap anak itu sebelum kembali ke sekolah.

 

4 dari 4 halaman

Pihak Sekolah Minta Maaf

Setelah kejadian tragis tersebut, pihak sekolah rupanya menghubungi keluarga remaja itu dan meminta maaf atas apa yang terjadi. Mereka juga bertanggung jawab penuh atas kematian siswanya.

Namun, hingga kini belum ada informasi lebih lanjut mengenai investigasi apa pun terkait tindakan guru tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.