Sukses

Bikin Merinding, 6 Standar Kecantikan Paling Menyakitkan di Masa Lampau

Liputan6.com, Jakarta Dunia ini memiliki standar kecantikan yang beragam sesuai tempatnya masing-masing. Sayangnya, ada beberapa di antara standar kecantikan itu yang justru menyakitkan bagi si pelaku.

Standar kecantikan selalu berubah sehingga beberapa standar kecantikan tersebut terkesan mengerikan pada masa sekarang. Berikut beberapa standar kecantikan yang paling menyakitkan yang pernah ada seperti dilansir dari Ranker.

1. Pinggang kecil wanita Era Edwardian

Pakaian wanita selama Era Edwardian adalah tentag merayakan tubuh wanita dewasa. Itu berarti, menggunakan korset untuk membuat pinggang terlihat seperti jam pasir.

Namun, banyak kekhawatiran korset yang sebegitu ketat dapat menghambar pernapasan dan memberikan tekanan yang tak semestinya pada organ internal mereka. Sebab, korset memaksakan tubuh si pemakainya ke posisi yang tak wajar, ini menyebabkan mereka berjalan dengan goyangan yang berlebihan, dan terkadang menimbulkan kerusakan di tubuh yang berlangsung lama.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

2. Dahi besar wanita era Renaissance

Pernah melihat lukisan-lukisan Renaissance dan bertanya-tanya mengapa para wanita itu sangat aneh? Dahi yang besar dan melengkung adalah indikator kecantikan pada masa itu.

Para wanita Eropa masa itu tak segan mencabut atau mencukur garis rambut mereka untuk menambah luasnya dahi mereka. Pada dasarnya, mereka sengaja membuat garis rambut surut.

 

3 dari 6 halaman

3. Alis warna-warni wanita Tiongkok kuno

Wanita Tiongkok kuno memiliki kesempatan untuk menjadi sangat kreatif dengan alis mereka. Mereka akan melukis alis dengan minyak hitam, biru, atau hijau dan membentuknya sesuai tren.

Di lain waktu, wanita diharapkan memiliki alis pendek dan tinggi yang disebut alis kesedihan. Bentuk alisnya melengkung ke atas di tengah dalam ekspresi kesedihan.

 

4 dari 6 halaman

4. Kaki dicat masa Perang Dunia II

Karena kekurangan nilon selama PD II, wanita kekurangan pantyhouse. Namun, penampilan kaki cokelat masih dianggap perlu. Hal ini membuat lusinan produk cat ludes terjual.

Cat tersebut akan dicat ke kaki untuk meniru tampilan pantyhouse nilon. Beberapa wanita bahkan memutuskan menggunakan kuah daging untuk menggantikan cat.

 

5 dari 6 halaman

5. Kuku panjang wanita Dinasti Qing

Orang China memiliki sejarang panjang kuku panjang. Wanita dari Dinasti Qing menumbuhkan kuku yang panjangnya hingga beberapa senti agar terlihat cantik.

Beberapa wanita mengenakan pelindung kuku emas untuk melindungi manikur mereka yang agak tidak nyaman. Ini untuk menunjukkan bahwa mereka cukup kaya sehingga mereka tak perlu bekerja dengan tangan. Keperluan mereka pun dipenuhi oleh pelayan.

 

6 dari 6 halaman

6. Kaki kecil wanita China kuno

Tak ada yang mengetahui asal-usul tren kaki kecil pada wanita China kuno. Diketahui tren itu menyebar pada abad ke-13. Kaki wanita akan dibebat sehingga terlihat kecil.

Ikatan kaki biasanya dimulai saat seorang bocah perempuan berusia 5-7 tahun. Kemudian kakinya dibalut dengan kencang sehingga saat dia tumbuh, tulang-tulang di kakinya pecah, telapak kakinya membengkok, dan jari kaki menekuk di bawah kaki. Praktik yang menyakitkan dan melumpuhkan ini didasarkan pada daya tarik seksual dan estetika kaki kecil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.