Sukses

Berkomentar Rasis Atas Kematian Bocah, Pria Ini Kehilangan Pekerjaannya

Liputan6.com, Jakarta Zaman sekarang sepertinya ungkapan 'mulutmu harimaumu' tidak berlaku lagi. Pasalnya, sudah banyak tulisan dan komentar seseorang di jejaring sosial, membawa diri mereka berakhir pada kehidupan penjara.

Selain penjara, sanksi sosial sampai dirisak netizen juga jadi risiko akibat tulisan kita di media sosial. Itu sebabnya sekarang ini, kita harus berhati-hati menulis komentar di dunia maya. Jangan sampai seperti pria satu ini asal India,

Bukanya turut simpati atas kematian bocah delapan tahun yang jadi korban kekerasan seksual. Pria ini malah menulis komentar buruk terhadap bocah perempuan tersebut.

Vishnu Nandakumar, mengunggah komentar bernada SARA dan tidak simpatik terhadap kematian korban. Meski komentar tersebut sudah dihapus, netizen berhasil berhasil menangkap tulisan pria tersebut.

"Bagus bahwa dia dibunuh pada usia itu. Lain lagi, jika dia tumbuh dewasa dan kembali melemparkan bom di India," komentar Vishnu menyikapi kematian Asifa Bano (8) yang tewas dibunuh dan diperkosa dari desa Rassana di Kathua, India.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kehilangan pekerjaan

Alhasil, komentar itu menuai kecaman dari netizen. Netizen yang memeriksa akun Vishnu berhasil mengidentifikasi identitasnya melalui Facebook.

Pria itu diketahui bekerja sebagai asisten manajer bank di Kotad Mahindra. Para netizen yang geram kemudian mengungkapkan kekecewaan dan memaksa kepada bank tempat bekerja Vishnu untu memecatnya.

Setelah mendapat kecaman dari publik, bank tersebut mengumumkan secara resmi pada 13 April yang lalu, telah memecat Vishnu Nandakumar.

Melalui Facebook dan Twitter Bank Kotad Mahindra mengumumkan bajwa mereka memecat Vishnu dengan alasan 'kinerja buruk' dan mengutuk komentar jahat dari mantan karyawan mereka.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.