Sukses

Derita Keluarga Manusia Serigala, Bulu Lebat di Seluruh Tubuhnya

Seorang ibu hatinya remuk saat mendapati anaknya mewarisi gen Manusia Serigala seperti dirinya

Liputan6.com, Jakarta - Balita itu asyik berguling-guling di atas karpet. Seperti tak berbeda dengan balita lainnya. Namun jika diperhatikan dengan saksama, ada yang berbeda dari bocah laki-laki berusia lima bulan itu. Ia mewarisi secara utuh gen Manusia Serigala dalam keluarganya.

Rambut hitam tebal menutupi punggung, lengan, dan kaki anak itu. Bukan, Manusia Serigala sama sekali bukan mitos belaka. Kondisi ini merupakan penyakit langka yang hanya terjadi satu berbanding satu miliar orang di dunia. Mereka menyebutnya hypertrichosis universalis.

Hati Manisha Sambhaji Raut (22) dari Pune, India tengah, remuk. Ia mendapati anaknya mewarisi kondisi genetik yang sama seperti ia dan dua saudari perempuannya.

"Aku selalu merasa jijik saat melihat rupaku di cermin. Dan kini, aku bertanya-tanya bagaimana anakku akan melalui cobaan yang sama," tutur Manisha seperti dikutip dari Mirror, Selasa (20/09/2016).

mirror 

Sewaktu kecil, Manisha dan saudarinya selalu menerima ejekan dari orang-orang di sekitarnya. Mereka dijuluki hantu, beruang, manusia serigala, dan monyet. Saat menikah, Manisha berharap anaknya tak akan merasakan penderitaan yang sama. Sayang, harapannya kandas.

"Tapi bagaimanapun, dia adalah anakku. Aku akan mencintainnya tanpa syarat. Sama seperi cara ibu merawatku."

Manisha tak pernah berharap banyak. Ia hanya ingin anaknnya tumbuh seperti anak normal lainnya. Tak ada obat untuk penyakit yang dikenal sebagai Sindrom Werewolf ini. Manisha dan saudarinya hanya bisa menggunakan krim perontok bulu untuk menghapus bulu-bulu tersebut.

mirror 

Manisha dan suaminya memiliki sebuah warung permen. Pernikahan mereka bahagia sampai anak mereka lahir. Suami Manisha tak mempermasalahkan kondisi anaknya. Tapi tidak dengan ibu mertua Manisha.

"Ia terus merintih dan mengatakan kalau anakku jelek dan terlihat seperti monyet. Aku merasa marah dan terluka, tapi tak ada yang bisa kulakukan."

"Ia memaksaku memakaikan krim yang sama pada anakku. Tapi kulitnya terlalu sensitif. Dia masih terlalu kecil. Anakku selalu menangis karena kulitnya berubah merah saat dipakaikan krim tersebut. Ia bukan manusia serigala."

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini