Sukses

Perempuan Pekerja Seks Jogja Segera Rilis Buku Kisah Asmaranya

Dalam buku tersebut terangkai mozaik-mozaik kisah kehidupan para PPS, mulai dari latar belakang keluarga dan kehidupan asmara

Citizen6, Yogyakarta Keberadaan Perempuan Pekerja Seks (PPS) di Indonesia banyak dicap negatif oleh masyarakat. Banyak yang masih menganggap kehadiran para PPS ini sebagai ‘sampah masyarakat’. Namun, ada cara cerdas dari para PPS di Yogyakarta untuk melawan stigma negatif itu, yakni menulis buku. PPS yang tersebar di tiga titik di Yogyakarta akan me-launching buku hasil tulisan mereka pada Sabtu, (4/7) mendatang.

Dalam buku tersebut terangkai mozaik-mozaik kisah kehidupan para PPS, mulai dari latar belakang keluarga, kehidupan asmara, hingga menceritakan bagaimana mereka bisa berprofesi sebagai PPS yang masih banyak dianggap masyarakat sebagai ‘sampah masyarakat’. Buku ini ditulis oleh sekitar 21 PPS yang tinggal di Pasar Sarkem, Bong Suwong, dan Giwangan. Mereka difasilitasi oleh lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam rangka Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2015, mulai dari ilmu menulis, hingga peralatan menulis.

“Senang sekali bisa kenal dengan mereka. Setiap orang dari mereka mempunyai kisah yang menakjubkan dan inspiratif. Mereka bisa memberi kami ilmu dan pelajaran yang tidak bisa kami dapatkan di bangku pendidikan formal. Kisah-kisah mereka sungguh membuka mata masyarakat yang mempunyai hati nurani bahwa mereka juga manusia yang ingin dimanusiakan,” kata ketua tim PKM, Erwin Rasyid.

Erwin melanjutkan, tujuan dari terbitnya buku ini adalah untuk menyadarkan masyarakat bahwa PPS tidaklah seperti yang mereka bayangkan selama ini. Mereka bukanlah sampah masyarakat. Mereka juga punya hak yang sama dengan masyarakat lain. Mereka mempunyai hak untuk memiliki Kartu Tanda Penduduk, pekerjaan, hingga pelayanan kesehatan yang ramah dan murah. “Semoga buku ini akan membuka mata masyarakat bahwa PPS tidak seperti yang mereka bayangkan,” tambah Erwin.

Program ini diketuai oleh Erwin Rasyid dan anggotanya adalah Laila Rezvina Baswedan, Bryan Bimantoro, Zulhilmi Hanif, dan Dea Tiara Sandinia Amri. Program ini adalah hasil kerjasama antara UMY dengan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Yogyakarta dan Perhimpunan Perempuan Pekerja Seks Yogyakarta (P3SY).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.