Sukses

Tips Tangkal Hoaks Seputar Bencana dari BMKG

BMKG mengimbau, masyarakat untuk waspada terhadap informasi palsu atau hoaks seputar bencana yang tersebar di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau, masyarakat untuk waspada terhadap informasi palsu atau hoaks seputar bencana yang tersebar di media sosial.

Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Tirto Djatmiko mengatakan, hoaks yang beredar seputar bencana sangat berbahaya. Sebab, bisa membuat masyarakat khawatir dan cemas serta mudah untuk terprovokasi.

Hary memberikan tips agar terhindar dari hoaks seputar bencana yang beredar di media sosial. Pertama, kata dia, penting bagi masyarakat untuk memilih informasi.

"Pilih informasi yang bersumber dari sumber yang terpercaya, seperti dari institusi resmi. Setelah itu lihat mana yang sifanya kebijakan, mana yang sifatnya edukasi," ungkap Hary dalam acara Virtual Class yang digelar Liputan6.com, Jumat (24/5/2024).

"Kemudian dipilah dari cari kebenaran dan perbandingannya, seperti dari lembaga resmi. Setelah itu baru saring dan sharing. Jadi, pilih, pilah, saring, dan sharing," tambah dia.

Selain itu, BMKG juga terus memberikan edukasi, literasi, dan sosialisasi ke masyarakat. Mereka bekerja sama dengan sejumlah komunitas untuk melakukan kampanye dan sosialisasi. Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait bencana dan mempersempit penyebaran hoaks.

"Kami mengajak mereka untuk melakukan kampanye, nah kampanye itulah yang kami sebut aksi iklim. Jadi setelah memitigasi daerah-daerah mana saja yang berpengaruh terkait dampak cuaca maupun iklim, baru aksi nyata berkolaborasi dilakukan," kata Hary.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bencana Tak Bisa Diprediksi

Hary memastikan, bencana tidak bisa diprediksi, tetapi dipetakan atau dimitigasi daerah-daerah mana saja yang berdampak. Setelah itu baru BMKG mengeluarkan peringatan. 

"Peringatan dini untuk mewaspadai, jadi bukan daerah atau bencana itu bisa diprediksi, tetapi dipetakan dahulu, setelah itu dari sisi cuaca dan iklimnya diberikan peringatan dulu. Maka kita di BMKG baru melakukan tindak lanjut baik dari sisi jangka Panjang maupun jangka pendek", ujarnya.

Ia menyebut, BMKG juga berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk memetakan daerah-daerah yang berpotensi bakal terjadi bencana.

"Seperti contoh dengan pemerintah daerah, ketika dari BMKG memberikan peringatan seputar bencana alam. Maka, dari pemberitahuan itu, Pemerintah Daerah (Pemda), bisa melakukan aksi di daerahnya, seperti melakukan sosialisasi kepada masyarakat, untuk selalu waspada dan antisipasi," ungkap Hary.

 

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun , tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.