Sukses

Awas Penipuan dengan Meniru Identitas, Simak Tips Mengenalinya

Penipuan peniruan identitas dilakukan dengan beragam cara agar kita mengirim uang ke pelaku kejahatan, agar tidak menjadi korban kenali aksinya dalam artikel berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta- Penipuan berupa peniruan identitas dengan tujuan untuk mengirimkan uang kepada pelaku kejahatan terjadi di tengah masyarakat, aksi ini harus diwaspadai sebab dapat merugikan.

Modus penipuan peniruan identitas ini biasanya menghubungi kita dengan berpura-pura menjadi entitas terpercaya yang meminta uang atau informasi. Tapi ada juga varietas lain, seperti akun media sosial palsu, ini merupakan tantangan yang semakin besar yang harus kita hadapi.

Dikutip dari Welivesecurity, Ada beberapa tanda-tanda yang bisa kita kenali agar tehindari dari penipuan seperti ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kenali Penipu Peniruan Identitas

Pertama permintaan uang, pesan melalui email, sms atau DM dari seseorang yang mengaku sebagai anggota keluarga dekat kita. Mereka akan meminta bantuan keuangan mendesak karena beberapa alasan. Penipu juga dapat melacak akun media sosial dan email orang terdekat kita, untuk membuat korban yakin sebab seolah-olah yang menghubungi benar-benar teman atau anggota keluarga kita.

Lalu ada akses jarak jauh, dalam penipuan ini seolah-olah suatu perusahaan teknologi, telekomunikasi atau organisasi yang tampak seperti perusahaan resmi, memerlukan akses ke komputer kita, karena alasan yang dibuat-buat seperti komputer tersebut disusupi malware.

Selain itu ada juga yang mengaku sebagai pihak dari bank meminta Akses ke rekening kita, contohnya ketika pihak bank menghubungi kita dengan mengatakan bahwa uang di rekening kita perlu diamankan karena suatu hal dan mereka menawarkan, untuk menjaga tetap aman dengan memindahkannya ke tempat lain. 

 

Peringatan keamanan akun, pemberitahuan palsu ini sering kali mengharuskan kita mengonfirmasi detail kita terlebih dahulu, cara ini digunakan penipu untuk mendapatkan informasi pribadi dan keuangan kita.

Lalu ada pesan yang tidak biasa, email phising sering kali berisi ketidak konsistenan yang menandainya sebagai penipuan peniruan identitas. Penipu akan mencoba memalsukan nama tampilan untuk menyamar sebagai pengirim.

Namun dengan mengarahkan kursor ke namanya, kita dapat melihat alamat email terselubung di bawahnya, yang mungkin terlihat tidak resmi. Ketahuilah bahwa, penipu juga dapat membajak akun email yang sah dan menggunakan spoofing atau penipuan ID penelepon, untuk mempersulit membedakan yang asli dan yang palsu.

Lalu ada pemberitahuan hadiah atau diskon fiktif, ini mengharuskan kita membayar sekitar biaya pajak untuk mengklaim hadiahnya. Tentu saja ini adalah penipuan, karena ini adalah taktik penipuan untuk mendapatkan uang kita dengan iming-iming untuk mengambil hadiah yang kita dapatkan. Dan terakhir yaitu bahasanya yang terkesan rancu, tanda lain dari upaya phising bisa jadi adalah tata bahasa dan ejaan-nya yang buruk.

 

3 dari 4 halaman

Harus Tetap Waspada

Penipuan peniruan identitas terus berkembang, evolusi berikutnya dalam penipuan semacam ini terjadi berkat deepfake yang didukung AI, yang dapat meniru suara atau bahkan penampilan seseorang yang kita percaya.

Teknologi ini digunakan untuk menyamar sebagai individu terpercaya di media sosial, untuk mengelabui pengikutnya agar melakukan investasi yang gegabah. Karena deepfake mudah diakses, deepfake juga dapat digunakan dalam penipuan skala kecil.

Kunci untuk mengatasi penipuan peniruan identitas adalah, selalu bersikap skeptis, memperlambat dan memverifikasi secara independen bahwa mereka memang benar adanya. Caranya dengan menghubungi organisasi atau invidu secara langsung, jangan membalas email atau nomor telepon yang tertera pada pesan yang tidak dikenal dan jangan perna menyerahkan uang atau informasi pribadi, kepada orang yang tidak kita dikenal.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun , tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.