Sukses

Dikaitkan dengan AI hingga Covid-19, Berikut Kumpulan Hoaks Seputar WEF

Berikut kumpulan hoaks seputar WEF.

Liputan6.com, Jakarta - Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) menjadi salah satu sasaran hoaks, sejumlah isu pun telah dikaitkan pada lembaga tersebut.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah mendapati sejumlah hoaks mencatut WEF, mulai dari dikaitkan dengan Covid-19 hingga artificial intelligence (AI).

Berikut kumpulan hoaks seputar WEF.

WEF Perintahkan Tulis Ulang Alkitab Gunakan AI

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) perintahkan Alkitab ditulis ulang menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Klaim WEF perintahkan Alkitab ditulis ulang menggunakan AI berupa tulisan sebagai berikut.

"WEF Perintahkan Pemerintah Untuk MELARANG Alkitab dan menerbitkan Versi 'Fact-checked' Tanpa Tuhan

Forum Ekonomi Dunia telah meminta kitab suci agama untuk "ditulis ulang" oleh kecerdasan buatan untuk menciptakan "Alkitab baru yang global."

Yuval Noah Harari, yang menjabat sebagai tangan kanan Klaus Schwab di WEF, berpendapat bahwa Alkitab adalah "berita palsu" dan penuh dengan ujaran kebencian, dan para elit dapat menggunakan Al untuk menggantikan Alkitab dan menciptakan "agama bersatu yg sebenarnya benar.

---

Klub "Mata Hitam"Meskipun tidak secara resmi merupakan organisasi, ini mengacu pada semakin banyak politisi, selebriti, elit bisnis dan kepala negara yang secara tiba² dan misterius mengembangkan mata hitam.

Ini adalah apa yang dilakukan 1% orang super kaya ketika ditinju di wajah?..

---

Replika 🐍 sudah ada di antara kita, dan setiap hari semakin banyak...Mereka muncul entah dari mana, tiba², tanpa diduga.Mereka menunjukkan lidah mereka - simbolisme tersembunyi untuk menandai wilayah mereka. Segera Anda akan melihat mereka di mana-mana...

https://www.bitchute.com/video/XChXVr7n73DC/"

Benarkah Klaim WEF perintahkan Alkitab ditulis ulang menggunakan AI? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini....

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

WEF Ingin Kotoran dan Urine Dijadikan Makanan untuk Hindari Perubahan Iklim

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) ingin kotoran dan urine dijadikan bahan makanan untuk selamatkan bumi dari perubahan iklim. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 6 Agustus 2023.

Klaim WEF ingin kotoran dan urine dijadikan makanan untuk selamatkan bumi dari perubahan iklim menampilkan seorang sedang berbicara dengan narasi awal sebagai berikut.

"The world economic forum is recently launched a controversial new initiative that should have all of us up in arms. The WEF is now calling for all of us to eat human feces and drink urine if we want to be one of the lucky few to survive the great depopulation that they have planned."

Jika diterjemahkan sebagai berikut.

"Forum ekonomi dunia baru-baru ini meluncurkan inisiatif baru yang kontroversial yang seharusnya membuat kita semua angkat senjata. WEF kini menyerukan agar kita semua makan kotoran manusia dan minum air seni jika kita ingin menjadi salah satu dari sedikit orang yang beruntung bisa selamat dari depopulasi besar-besaran yang telah mereka rencanakan"

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"World Economic Forum

ingin 👨‍👩‍👧‍👦 makan 💩 dan minum air kencing untuk menyelamatkan bumi alias makanan ramah lingkungan yang "bernutrisi"🤥😀ckckck .."

Benarkah klaim WEF ingin kotoran dan urine dijadikan makanan untuk selamatkan bumi dari perubahan iklim? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini....

3 dari 4 halaman

Covid-19 Varian Omicron Sudah Diprediksi WEF Sejak Juli 2021

Beredar di media sosial postingan yang menyebut virus covid-19 varian Omicron sudah diprediksi oleh WHO, John Hopkins University, dan World Economic Forum (WEF) pada Juli 2020.

Salah satu yang mempostingnya berada di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 29 November 2021.

Dalam unggahannya terdapat tabel nama-nama varian covid-19 dengan waktu kemunculannya. Dalam tabel itu juga terdapat logo WEF dan John Hopkins University.

Postingan itu juga disertai narasi:

"Ok gang. A little while ago, when the dreaded delta variant came out I was interested to see if these scariants were planned. I stumbled across this list of variants and dates of release from the World Economic Forum, World Health organisation and John Hopkins university. You can see the date I saved this to my camera roll (July 26). Tell me again this isn’t a plandemic"

Atau dalam Bahasa Indonesia:

"Oke geng. Beberapa saat yang lalu, ketika varian delta yang ditakuti keluar, saya tertarik untuk melihat apakah scarian ini direncanakan. Saya menemukan daftar varian dan tanggal rilis ini dari Forum Ekonomi Dunia, organisasi Kesehatan Dunia, dan universitas John Hopkins. Anda dapat melihat tanggal saya menyimpan ini ke rol kamera saya (26 Juli). Katakan lagi ini bukan plandemi"

Lalu benarkah  postingan yang mengklaim virus covid-19 varian Omicron telah diprediksi pada Juli 2021 oleh  WEF dan John Hopkins University? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.