Sukses

Waspada Hoaks Makanan dan Minuman Mengandung Bahan Berbahaya, Simak Daftarnya

Berikut kumpulan hoaks makanan dan minuman mengandung bahan berbahaya.

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks makanan dan minuman mengandung bahan berbahaya beredar di tengah media sosial. Kondisi ini tentu dapat menimbulkan kekhawatiran.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah membuktikan sejumlah hoaks seputar makanan dan minuman yang menggandung bahan berbahaya, kabar palsu tersebut tersebar di tengah masyarakat lewat media sosial.

Berikut kumpulan hoaks makanan dan minuman mengandung bahan berbahaya.

Susu Milku Berbahaya karena Mengandung Formalin

Beredar di media sosial postingan yang mengklaim susu Milku mengandung formalin. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.

Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 25 Mei 2023.

Dalam postingannya terdapat gambar susu Milku rasa coklat dengan narasi sebagai berikut:

"Sebagai bahan laporan bapak ibu wali, kemarin dari pihak Puskesmas 2 melakukan pemeriksaan uji Lab pada jajanan anak. Ditemukan 1 produk minuman berBPOM yang didalamnya mengandung Formalin, yaitu Milkku.

Jika dikonsumsi 1 atau 2 kali TDK memberikan efek tapi jika dikonsumsi berkali2 akan menyebabkan gagal ginjal, jadi mohon untuk diawasi jajannya anak2. Dan mohon dukungannya supaya terealisasi kantin di dalam sekolah."

Lalu benarkah postingan yang mengklaim susu Milku mengandung formalin? Simak hasil penelusurannya di sini....

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Coklat Mermaid Mengandung Racun

Kabar tentang coklat mermaid yang mengandung racun kembali beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 26 Desember 2020.

Akun Facebook tersebut mengunggah gambar coklat merek mermaid. Dalam gambar itu terdapat narasi bahwa coklat tersebut mengandung racun dan menyebabkan tiga anak meninggal dunia usai mengonsumsi coklat tersebut.

"Mohon maaf, share ajaa.. Coklat ini beracun.. Berusan kejadian di Budi Rahayu, 3 anak meninggal setelah makan coklat ini.. 3orang yg lain dirujuk ke Bendan juga meninggal.. Mohon anak2 diperhatikan.. Maturnuwun," demikian narasi dalam gambar tersebut.

"Himbauan masyarakat yang mempunyai anak dan keponakan harap dijaga jangan sampai seperti ini. Ini himbauan dari kami mudah-mudahan kita dilindungi dari Allah amin 🙏🙏🙏," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 342 ribu kali dibagikan dan mendapat 3.100 komentar dari warganet.

Benarkah kabar coklat mermaid mengandung racun? Simak hasil penelusurannya di sini.

 

3 dari 4 halaman

Daging McDonald's Beracun Karena Mengandung Ammonium Hidroksida

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan postingan yang menyebut daging McDonald's sangat beracun karena dicuci menggunakan ammonium hidroksida. Postingan itu ramai dibagikan sejak beberapa hari lalu.

Salah satu akun mengunggahnya di Facebook. Ia mempostingnya pada 17 Desember 2021.

Dalam unggahannya terdapat narasi sebagai berikut:

"McDonald's kalah dalam pertarungan hukum dengan chef Jamie Oliver, yang membuktikan bahwa makanan yang mereka jual tidak layak untuk ditelan karena sangat beracun.

Chef Jamie Oliver telah memenangkan pertempuran melawan rantai makanan cepat saji terbesar di dunia. Oliver membuktikan bagaimana burger dibuat. Menurut Oliver, bagian daging yang berlemak "dicuci" dengan hidrogen amoniak dan kemudian digunakan dalam kemasan "kue" daging untuk mengisi burger. Sebelum proses ini, menurut penyaji, daging ini sudah tidak layak untuk dikonsumsi manusia."

Lalu benarkah postingan yang menyebut daging McDonald's sangat beracun karena dicuci menggunakan ammonium hidroksida? Simak dalam artikel berikut ini...

 

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.