Sukses

Hoaks Seputar Covid-19, dari Keberadaan Penyakit sampai Vaksin

Berikut kumpulan hoaks Covid-19

Liputan6.com, Jakarta- Hoaks seputar Covid-19 semakin beragam mulai dari seputar keberadaan penyakit tersebut hingga vaksin. Kondisi ini harus diwaspadai, sebab dapat menyesatkan.

Agar tidak serseat oleh hoaks seputar Covid-19, sebaiknya kita tidak mudah mempercayai informasi yang didapat tanpa memastikan kebenarannya.

Berikut kumpulan hoaks Covid-19.

Dokumen CDC AS Nyatakan Covid-19 Tak Ada

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim dokumen dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC AS yang menyatakan Covid-19 tidak ada. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 4 Oktober 2022.

Unggahan klaim dokumen CDC AS menyatakan Covid-19 tidak ada tersebut berupa tangkapan layar artikel dengan judul "CDC admits there is no Covid-19"

Berikut awal tulisan tersebut'

"The CDC document is titled, "CDC 2019-Novel Coronavirus (2019-nCoV) Real-Time RT-PCR Diagnostic Panel." It is dated July 13.2020."

Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"👆 nahh lohh...🤭"

Benarkah klaim dokumen CDC AS menyatakan Covid-19 tidak ada? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Vaksin Pfizer Mengandung Logam Berat Graphene Oxide

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim vaksin Pfizer mengandung logam berat graphene oxide. Kabar tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 7 Oktober 2022.

Klaim vaksin Pfizer mengandung logam berat graphene oxide berupa video yang menampilkan dokumen.

Diberi keterangan sebagai berikut:

"Dokumen internal dari laboratorium Pfizer menjelaskan tentang;

💉 Pfizer dengan ukuran berat 30 mg mengandung material logam berat graphene oxide dengan 15 milyar nanopartikel atau serbuk partikel pembawa lemak"

Benarkah klaim vaksin Pfizer mengandung logam berat graphene oxide? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

3 dari 4 halaman

ASI dari Ibu yang Divaksin COVID-19 Berubah Jadi Biru

Klaim tentang air susu ibu (ASI) dari ibu yang sudah divaksin COVID-19 akan berubah jadi biru beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 28 September 2022 lalu.

Akun Facebook tersebut mengunggah sebuah foto berisi kutipan dari seorang dokter bernama Naomi Wolf. Dokter tersebut menyebut bahwa ASI akan berubah warna menjadi biru kehijauan.

"Breast milk...turned blue-green," demikian narasi dalam foto tersebut.

"Mereka mengatakan, ibu hamil atau sedang menyusui yang 💉copet19 akan berdampak pada ASI mereka, ASI jadi berwarna biru-hijau dan warna ASI tersebut akan menempel pada lidah bayi mereka," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 4 kali dibagikan dan mendapat 1 komentar dari warganet.

Benarkah klaim ASI dari ibu yang sudah divaksin COVID-19 akan berubah jadi biru? Simak hasil penelusurannya di sini.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.