Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Inggris Turunkan Status Covid-19 Sebab Bisa Disembuhkan Paracetamol, Pandemi Berakhir

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi Inggris menurunkan status Covid-19 sebab bisa sembuh dengan Paracetamol, pandemi berakhir.

Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Inggris menurunkan status Covid-19 sebab bisa sembuh dengan Paracetamol, pandemi telah berakhir

Informasi Inggris menurunkan status Covid-19 sebab bisa sembuh dengan Paracetamol, pandemi telah berakhir melalui aplikasi percakapan WhatsApp.

Berikut informasi tersebut:

"File Corona ditutup di Inggris

Klasifikasi UK Povid berubah dari penyakit menular yang parah menjadi penyakit menular biasa…

https://www.gov.uk/guidance/high-consequence-infectious-diseases-hcid

Pemerintah Inggris menyatakan bahwa penyakit Corona adalah virus yang umum, dan hanya orang yang memiliki masalah lain yang takut akan penyakit itu.

Dan itu bisa dilawan dengan pil Parastamol. Tutup file Corona setelah Organisasi Kesehatan Dunia secara resmi terlibat dalam konspirasi melawan kemanusiaan, memaksa mereka untuk mengaku dan mengubah pernyataan mereka, dan perintah akan diarahkan ke semua negara untuk dibuka dan tidak perlu ada jarak sosial dan mengarahkan pemulangan hidup normal

Hari ini, organisasi tersebut menyatakan:

Organisasi Kesehatan Dunia mencapai kesimpulan akhir bahwa pembawa virus Covid 19 dianggap orang yang tidak menular kepada orang lain, kecuali dalam kasus gejala, yang terpenting adalah suhu! Oleh karena itu, tidak disarankan untuk memeriksa yang tidak terinfeksi atau menyimpannya untuk karantina

Dengan demikian, survei nasional dan karantina untuk orang-orang tanpa gejala menjadi tidak berguna dan tidak mempengaruhi penanganan penyakit !!!

Strateginya sekarang adalah mencari orang dengan gejala dan bukan pembawa penyakit!Sekarang pandemi telah berakhir dan konspirasi telah terungkap, dan Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa apa yang terjadi beberapa bulan lalu adalah kesalahpahaman."

Benarkah klaim Inggris menurunkan status Covid-19 sebab bisa sembuh dengan Paracetamol, pandemi telah berakhir? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi Inggris menurunkan status Covid-19 sebab bisa sembuh dengan Paracetamol, pandemi berakhir, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'COVID-19 is no longer considered to be a high consequence infectious disease (HCID) in the UK'.

Penelusuran mengarah pada artike berjudul "Was COVID-19 downgraded from being a high-consequence infectious disease?" yang dimuat situs factcheckni.org, pada 1 Desember 2020.

Artikel situs situs factcheckni.org menyebutkan, Pemerintah Inggris menurunkan peringkat Covid-19 dari diklasifikasikan sebagai penyakit menular konsekuensi tinggi (HCID) pada 19 Maret 2020 karena dianggap lebih dipahami, pengujian tersedia, dan kesadaran klinis telah meningkat.

Di Inggris Raya, HCID ditentukan menurut kriteria berikut:

penyakit infeksi akut, biasanya memiliki tingkat fatalitas kasus yang tinggi,mungkin tidak memiliki profilaksis atau pengobatan yang efektif, seringkali sulit untuk dikenali dan dideteksi dengan cepat, kemampuan untuk menyebar di komunitas dan dalam pengaturan perawatan kesehatan, dan memerlukan respons individu, populasi, dan sistem yang ditingkatkan untuk memastikannya dikelola secara efektif, efisien, dan aman.

Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Debunked: The UK no longer considers Covid-19 a high consequence infectious disease, but social media posts about it are misleading" yang dimuat situs thejournal.ie pada 26 Maret 2020.

Artikel situs thejournal.ie menyebutkan, Pemerintah Inggris mengatakan telah mengubah klasifikasi Covid-19 ini baru-baru ini karena lebih banyak informasi tentang tingkat kematian, kesadaran klinis yang lebih besar, dan tes laboratorium untuk penyakit tersebut.

Penyakit menular konsekuensi tinggi (HCID) didefinisikan dalam istilah berikut:

- Penyakit menular akut

- Biasanya memiliki tingkat kematian kasus yang tinggi

- Tidak memiliki profilaksis atau pengobatan yang efektif

- Seringkali sulit untuk dikenali dan dideteksi dengan cepat

- Memiliki kemampuan untuk menyebar di komunitas dan dalam pengaturan perawatan kesehatan

- Membutuhkan respons individu, populasi, dan sistem yang ditingkatkan untuk memastikannya dikelola secara efektif, efisien, dan aman

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), penyakit ini merupakan ancaman kesehatan manusia yang serius.

Pasien dengan penyakit dalam kategori ini biasanya mengalami gejala yang parah dan membutuhkan perawatan tingkat tinggi. HCID langka di Inggris dan cenderung sporadis, kata pemerintah.

Sindrom pernapasan akut parah (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), dua virus korona sebelumnya, keduanya ada dalam daftar HCID di Inggris. SARS dan MERS memiliki angka kematian yang lebih tinggi daripada SARS-C0V-2, virus korona yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Menurut ECDC, SARS memiliki angka kematian sekitar 10 persen, tetapi melebihi 50 persen pada pasien berusia di atas 60 tahun. MERS memiliki angka kematian sekitar 36 persen, menurut ECDC.

Meskipun tidak ada perkiraan yang tepat tentang tingkat kematian akibat Covid-19 yang dapat dikumpulkan sementara situasinya terus berubah, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan data saat ini menunjukkan tingkat kematian 3-4 persen. Flu musiman memiliki angka kematian sekitar 0,1 persen.

Tes laboratorium untuk mengidentifikasi Covid-19 ditemukan relatif cepat setelah penyakit mulai menyebar beberapa bulan lalu, yang berarti dapat dideteksi dengan cepat. Meskipun klasifikasinya berubah pada 19 Maret, pemerintah Inggris mengatakan perlunya tanggapan nasional dan terkoordinasi terhadap penyakit tersebut tetap ada.

Orang-orang di Inggris disarankan untuk tinggal di rumah, berjarak dua meter dari orang lain dan mencuci tangan secara teratur.

Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul, "Covid: New lockdowns for England and Scotland ahead of 'hardest weeks'" yang dimuat situs bbc.com, pada 5 Januari 2021.

Semua orang di Inggris harus tinggal di rumah kecuali untuk alasan yang diizinkan selama penguncian virus corona baru yang diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Februari, kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Semua sekolah dan perguruan tinggi akan menutup sebagian besar siswa dan beralih ke pembelajaran jarak jauh mulai hari Selasa.

Boris Johnson memperingatkan minggu-minggu mendatang akan menjadi "yang paling sulit" di tengah melonjaknya kasus dan jumlah pasien.

Sumber:

https://factcheckni.org/articles/was-covid-19-downgraded-from-being-a-high-consequence-infectious-disease/

https://www.thejournal.ie/covid-19-claims-high-consequence-disease-debunked-5058478-Mar2020/

https://www.bbc.com/news/uk-55538937

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi Inggris menurunkan status Covid-19 sebab bisa sembuh dengan Paracetamol, pandemi berakhir tidak benar.

Pemerintah Inggris memang menurunkan status Covid-19 dari dari klasifikasi sebagai penyakit menular konsekuensi tinggi (HCID) karena tidak masuk dalam kategori HCID, bukan karena Covid-19 bisa sembuh dengan Paracetamol. Meski Covid-19 tidak masuk dalam kategori HCID, tetapi masih berbahaya, Pemerintah Inggris pun berupaya memutus penularan penyakit tersebut dengan melakukan lockdown pada Januari 2021 karena kasusnya meningkat.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam  cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.