Sukses

Video Hoaks Sepekan: Hall Senayan Penuh Pasien Covid-19 hingga Penemuan Naga di Tibet

Beberapa video hoaks telah ditelusuri Cek Fakta Liputan6.com selama sepekan. Berikut rangkumannya.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kabar hoaks masih beredar di media sosial selama sepekan terakhir. Beberapa di antaranya menyebar dalam bentuk video. Misalnya saja video yang diklaim Hall Senayan penuh pasien Covid-19.

Video tersebut diunggah oleh akun Facebook Roby Ardinsyah pada 28 Desember 2020.

Video yang diunggah menampilkan sejumlah orang sedang berjejer, sebagian duduk dan tertidur di aula dengan beralaskan kain, dalam aula tersebut terdapat sekat yang membatasi antar kelompok orang tersebut.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Hall.senayan penuh pasien covid..RS.udh gak mampu nampung(penuh)😭😭 kita selalu ingatkan 3 M ya🙏🙏"

Namun setelah ditelusuri, video yang diklaim Hall di Senayan yang penuh dengan pasien Covid-19 tidak benar.

Video tersebut merupakan kondisi Stadion Kuantan Indira Makota, Malaysia yang menjadi rumah sakit isolasi.

Selain video yang diklaim Hall Senayan penuh pasien Covid-19, terdapat beberapa video hoaks lain yang telah ditelusuri Cek Fakta Liputan6.com. Berikut rangkumannya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Video Pangeran UEA Rayakan Natal Bersama Paus

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Pangeran Uni Emirat Arab (UEA) merayakan Natal dengan Paus.

Klaim video Pangeran UEA merayakan Natal dengan Paus berupa unggahan tautan Youtube oleh akun Facebook Ward Edo, pada 27 Desember 2020.

Unggahan tautan YouTube tersebut berjudul "USTAD ADI DAN SOMAD KAGEET 3 PANGERAN UNI EMIRAT ARAB RAYAKAN NATAL DENGAN PAUS"

Tautan YouTube tersebut diunggah, pada 27 Desember 2020 oleh akun Jaya Inspirasi.

Video yang diunggah berisi pernyataan Ustaz Abdul Somad yang membahas tentang mengucapkan selamat Natal. Tayang video dilanjutkan dengan kedatangan seorang diduga Paus yang disambut sejumlah orang menggenakan baju khas Timur Tengah.

Video berdurasi 5.35 menit tersebut diakhir dengan sorang mengenakan baju khas Timur Tengah sedang dalam suasana natal.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video Pangeran UEA merayakan Natal bersama Paus tidak benar.

Dalam video tersebut, Paus melakukan kunjungan perdana ke Jazirah Arab untuk mengikuti beberapa kegiatan, namun bukan untuk merayakan Natal bersama dengan Pangeran UEA.

Video tersebut juga telah diedit, ada bagian video yang tidak sesuai dan tidak terkait terkait dengan perjalanan Paus ke UEA.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

 

3 dari 5 halaman

Video Bansos Terbengkalai di Pulogadung Sudah Kedaluwarsa

Sebuah video yang diklaim puluhan ribu paket bansos terbengkalai hingga kedaluwarsa beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan akun Facebook Mak News Channel pada 22 Desember 2020.

Dalam video berdurasi 12 detik itu, tampak sebuah ruangan dipenuhi tumpukan paket bansos. Akun Facebook Mak News Channel menyebut bahwa tumpukan bansos yang terbengkalai itu sudah kedaluwarsa.

"Semoga secepatnya mendapat balasan. 50 Ribu Paket Bansos Terbengkalai di Gudang, Berasnya Kedaluwarsa. Sebanyak 50 ribu paket sembako ditemukan menumpuk di sebuah gudang di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur. Ribuan paket sembako program bantuan

Semoga secepatnya mendapat balasan.50 Ribu Paket Bansos Terbengkalai di Gudang, Berasnya Kedaluwarsa.

Sebanyak 50 ribu paket sembako ditemukan menumpuk di sebuah gudang di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur. Ribuan paket sembako program bantuan Presiden Joko Widodo tersebut diduga terbengkalai sampai kedaluwarsa karena tak kunjung disalurkan," tulis akun Facebook Mak News Channel.

Setelah ditelusuri, puluhan ribu paket bansos terbengkalai yang dikabarkan sudah kedaluwarsa di Pulogadung ternyata tidak benar.

Faktanya bansos yang terbengkalai tersebut belum kedaluwarsa. Konten yang disebarkan akun Facebook Mak News Channel masuk kategori palsu.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

 

4 dari 5 halaman

Video Sidang Kasus Tewasnya 6 Laskar FPI di Mahkamah Internasional

Video yang diklaim sebagai sidang kasus tewasnya 6 laskar Front Pembela Islam (FPI) di Mahkamah Internasional beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan oleh akun Facebook hasibuan_mukmin pada 16 Desember 2020.

Video berdurasi 30 detik itu memperlihatkan suasana sidang di Mahkamah Internasional. Akun Facebook hasibuan_mukmin kemudian mengaitkan video tersebut dengan sidang kasus tewasnya 6 laskar FPI di Mahkamah Internasional.

"6 LASKAR FPI DI MAHKAMAH INTERNASIONAL

Kasus polisi & fpi bisa di bawa ke mahkamah internasional," tulis akun Facebook hasibuan_mukmin.

Setelah ditelusuri, video yang diklaim sebagai sidang kasus tewasnya 6 laskar Front Pembela Islam (FPI) di Mahkamah Internasional ternyata tidak benar.

Faktanya, video yang diunggah akun Facebook hasibuan_mukmin tidak berkaitan dengan kasus tewasnya 6 laskar FPI. Konten yang disebarkan akun Facebook hasibuan_mukmin masuk kategori palsu.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

 

5 dari 5 halaman

Video Penemuan Naga di Tibet

Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah postingan video di Facebook. Video itu diklaim sebagai bangkai naga yang merupakan makhluk mitologi, di Tibet.

Dalam klaim yang ada di Facebook atas nama Marlan Putra Arcib, naga itu ditemukan di Tibet, daerah otonom China. Akun ini juga memposting artikel dengan klaim penemuan naga.

Begini judul artikel tersebut:

"Heboh, Bangkai Naga Ditemukan di Tibet."

Unggahan serupa juga ditemukan di akun Facebook milik Takashi Ebisawa. Dalam unggahannya pada 19 Desember 2020, dia membagikan postingan milik Praksh Thapa yan mengklaim penemuan naga di Tibet.

Begini narasi yang ada di akun Facebook Takashi Ebisawa:

"Naga adalah makhluk yang berbeda".

Setelah ditelusuri, klaim penemuan naga di Tibet adalah salah. Faktanya, naga itu merupakan sebuah patung untuk sebuah acara televisi Spanyol, Cuarto Milenio pada 2016.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.