Sukses

Cara Unik Lawan Hoaks, Bentuk Satgas Hingga Libatkan PKK

Hoaks memang menjadi salah satu masalah di masyarakat saat ini. Peredaran hoaks bahkan tak mengenal usia, jenis kelamin, hingga status sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Cara unik dilakukan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Gorontalo untuk melawan derasnya hoaks. Mereka membentuk satgas anti-hoaks yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, tak terkecuali Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Hoaks memang menjadi salah satu masalah di masyarakat saat ini. Peredaran hoaks bahkan tak mengenal usia, jenis kelamin, hingga status sosial.

Apalagi hoaks mencakup semua bidang kehidupan. Mulai dari politik, ekonomi, hingga yang marak belakangan ini yang menyangkut kesehatan seperti pandemi covid-19.

Itu sebabnya sejak tahun lalu Diskominfo Kabupaten Gorontalo sudah membuat satgas anti-hoaks. Tak hanya kampanye melalui dunia maya, mereka juga bergerak melawan kabar palsu hingga pelosok daerah secara langsung.

"Satgas anti-hoaks ini melibatkan seluruh elemen masyarakat yang tersebar di tingkat kabupaten, kecamatan, desa atau kelurahan dengan total 231 orang. Kami mengumpulkan mereka untuk menyampaikan hal-hal yang patut disampaikan pada masyarakat yang beraktivitas di desa," ujar Kepala Dinas Diskominfo Kabupaten Gorontalo, Haris Suparto Tome dilansir dari kominfo.go.id.

"Untuk saat ini tugas satgas anti-hoaks mempercepat penyebaran informasi terutama kebijakan maupun penanganan terkait covid-19. Mereka juga memberikan klarifikasi pada isu yang beredar serta membuka laporan pengaduan, sehingga ada komunikasi dua arah," katanya menambahkan.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Libatkan PKK

Tak hanya membentuk satgas anti-hoaks, Diskominfo juga mengajak elemen masyarakat lain untuk mengkampanyekan literasi digital.

"Literasi digital dilakukan dengan berbagai macam hal seperti peningkatan literasi melalui internet sehat kepada keluarga. Itu sebabnya kami melibatkan Tim Penggerak PKK karena mereka punya kaki tangan seperti dasawisma yang berhubungan langsung dengan masyarakat di desanya," ujarnya menambahkan.

"Kami memanfaatkan itu untuk menyampaikan informasi yang benar. Namun memang ada beberapa kendala seperti SDM dan juga anggaran," ujar Haris.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.