Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Anies Baswedan Ancam Bongkar Rekaman CCTV Jakarta Usai Demo Tolak UU Cipta Kerja

Beredar klaim Anies Baswedan akan membongkar rekaman CCTV Jakarta usai demo tolak UU Cipta Kerja.

Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengancam Kapolda Metro untuk membuka rekaman CCTV Jakarta beredar di media sosial. Klaim ini disebarkan akun Facebook Nazwa Aniez pada 27 Oktober 2020.

Akun Facebook Nazwa Aniez mengunggah gambar tangkapan layar percakapan WhatsApp. Gambar tersebut berisi narasi sebagai berikut:

"Pak Dudung dan pak Anies Baswedan ke Polda untuk embebaskan para pelajar yang ditahan "

Kata-2 Anies Baswedan yang terakhir, bikin Kapolda diam dan tidak boleh ditulis media...

*Apakah Harus Dibuka semua rekaman Jakarta Smart City siapa yang buat rusuh ???

Jangan buat Jakarta makin bergejolak !!!".

Terdapat juga tautan atau link artikel yang diklaim sebagai sumber dari pernyataan Anies tersebut. Konten yang disebarkan akun Facebook Nazwa Aniez telah 119 kali dibagikan dan mendapat 6 komentar warganet.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengancam Kapolda Metro untuk membuka rekaman CCTV Jakarta.

Penelusuran dilakukan dengan mengunjungi situs jerami.info yang menjadi sumber dari pernyataan Anies tersebut.

Situs tersebut memuat artikel berjudul "Anies Baswedan Sambangi Polda Metro Jaya, Bicarakan Pembebasan Pelajar Se-Jabotabek Yang Ditahan". Artikel tersebut ditayangkan pada 26 Oktober 2020.

JAKARTA – Usai menyatakan agar pelajar yang ikut demo, seharusnya diberikan apresiasi karena sejak dini sudah ikut kritis dan berpikir tentang negara, dan bukannya malah diperburuk dengan hal lainnya.

Kini Gubernur Anies Baswedan, dengan ditemani Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman menemui Kapolda Metro Jaya, Nana Sudjana, untuk membicarakan tentang pelajar yang ditahan oleh pihak Polisi, ketika demo waktu lalu.

Direncanakan ketiganya nanti akan melakukan pembicaraan dengan para kepala sekolah se-Jabotabek, untuk membahas terkait dengan para pelajar yang tertangkap ketika mengikuti demo beberapa waktu lalu.

Dari sekian ribu pendemo yang ditahan pihak kepolisian, sekitar 80 persen yang tertangkap dan ditahan adalah para pelajar, ketika melakukan aksi, dan kini sedang diusahkan oleh Anies Baswedan agar bisa mendapat kelonggaran dan dibebaskan.

“Kepala Sekolah akan diarahkan untuk membicarakan persoalan murid-murid mereka yang kemarin ditahan saat demo, untuk menyikapi perkembangan, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus saat dikonfirmasi.

Sebagai tambahan Anies bahkan mengajak agar sekolah-sekolah di DKI Jakarta menciptakan sebuah program Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang salah satunya adalah membiasakan melakukan diskusi bagi para siswa. Termasuk diskusi tentang UU Cipta Kerja.

“Nantinya mereka akan terbiasa untuk membicarakan secara konstruktif terkait permasalahan (Isu) yang dibicarakan oleh umum,” ujar Anies yang menurutnya di dalam RPP itu juga terdapat materi pembelajaran, tujuan, alat belajar, sumber belajar dan termasuk dengan penilaiannya.

Jika dibaca dengan teliti, tidak ada pernyataan Anies Baswedan yang mengancam Kapolda Metro untuk membuka semua rekaman CCTV di Jakarta.

Liputan6.com kemudian menemukan artikel yang menjelaskan mengenai pertemuan Anies Baswedan dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana.

Adalah artikel berjudul "Anies Baswedan Ingin Siswa Ikut Diskusikan UU Cipta Kerja" yang dimuat situs tempo.co pada 26 Oktober 2020 lalu.

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Dinas Pendidikan akan memberikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terkait pembiasaan diskusi isu terkini kepada para guru, misalnya Undang-Undang atau UU Cipta Kerja.

Menurut Anies, RPP itu bertujuan untuk memberikan bahan bagi guru untuk mengajarkan siswanya agar terbiasa membahas isu terkini yang tengah ramai dibicarakan di masyarakat.

“Jadi bukan hanya menganjurkan. Misalnya UU Cipta Kerja sebagai materi pembelajaran, kalau hanya dianjurkan nanti guru mungkin akan melalui tantangan bagaimana menerjemahkannya,” ujar Anies di Polda Metro Jaya pada Senin, 25 Oktober 2020.

Anies mencontohkan, dalam RPP untuk siswa SMP terdiri dari 4 kali pertemuan. Di dalamnya terdapat materi pembelajarannya, tujuan, alat belajar, sumber belajar, serta penilaiannya seperti apa.

“Harapannya nantinya sejak dini anak-anak dapat kesempatan untuk terbiasa membicarakan secara konstruktif permasalahan yang dibicarakan oleh masyarakat umum,” kata Anies.

Anies bersama Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana dan Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman mengadakan pertemuan di Polda Metro Jaya hari ini. Selain itu, hadir pula Dinas Pendidikan serta kepala sekolah dari sejumlah wilayah.

Mereka membahas pencegahan pelajar ikut dalam demonstrasi. Mereka diberikan arahan untuk membuat para siswa sibuk dengan tugas saat demonstrasi berlangsung pada 28 Oktober dan 1 November 2020.

 

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Klaim tentang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengancam Kapolda Metro untuk membuka rekaman CCTV Jakarta ternyata tidak benar.

Dalam artikel berjudul "Anies Baswedan Sambangi Polda Metro Jaya, Bicarakan Pembebasan Pelajar Se-Jabotabek Yang Ditahan" yang dijadikan sumber oleh akun Facebook Nazwa Aniez, tidak ada pernyataan Anies Baswedan yang akan membuka rekaman CCTV Jakarta.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.