Sukses

[Cek Fakta] Muncul Ular Bertanduk Tanda Kiamat Sudah Dekat?

Gambar seekor ular bertanduk viral di media sosial dan digadang-gadang sebagai tanda kiamat sudah dekat, benarkah? Simak faktanya di sini.

Liputan6.com, Jakarta Di media sosial Facebook, beredar sebuah gambar ular dengan kelainan pada bentuk kepalanya. Dalam gambar itu, ular kecil yang lingkar badannya sekitar jari telunjuk orang dewasa itu memiliki dua bola mata yang terletak dalam satu soket yang lapisan atasnya meruncing. Hal itu membuatnya terlihat seperti memiliki tanduk.

Gambar tersebut diunggah oleh halaman Facebook dengan nama Ustadz Abdul Somad pada Jumat (5/10/2018) disertai narasi yang menyebutkan bahwa ular itu merupakan salah satu tanda kiamat sudah semakin dekat.

"Tanda2 kiamat sudah jelas dan semakin dekat...Inilah ular yng bertanduk ynk di ceritakan dalam alqur'an.Semoga yg bagikan foto ini di jauhkan dari marabahaya Amin...bagikan jika anda Islam." tulisnya dalam caption gambar.

Unggahannya itu pun sudah dibagikan sebanyak lebih dari 127 ribu kali dan dikomentari sebanyak 7,6 ribu kali saat tulisan ini dimuat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cyclopia

Dari hasil penelusuran, gambar itu pertama kali beredar di internet pada 12 Maret 2018 setelah dimuat di situs Newsweek dalam artikelnya yang berjudul "Ular Cyclops Ditemukan di Mississippi dengan 2 Mata dalam Satu Soket".

Dalam artikel itu diberitakan Tyree Jimerson, seorang pria peternak ular piton di Mississippi, Amerika Serikat sedang membantu penetasan telur-telur ular piton dengan membuka cangkangnya. Praktik ini lazim dilakukan peternak ular untuk memastikan bahwa ular muda berhasil keluar dari telurnya.

Tapi sebuah telur yang dibuka istrinya berwarna aneh. Ular di dalamnya berpilin dan tali pusatnya melilit lehernya.

"Saat saya menarik kepalanya, hal itu sangat menakutkan," kata Jimerson kepada Newsweek.

Ia melihat seekor ular yang kedua matanya terletak dalam satu soket dan tidak memiliki moncong. Jimerson mengatakan ular muda itu sangat lemah, bahkan tidak sanggup mengangkat kepalanya. Ia mengaku pernah mendengar fenomena ini sebelumnya.

"Ada kasus yang sangat mirip dengan ini, bentuknya seperti cyclops (makhluk bermata satu), dan ularnya tidak mampu bertahan hidup. Jadi, saya memutuskan untuk mematikannya," katanya.

Ular piton itu mengalami keadaan yang disebut cyclopia, di mana bagian wajah embrio menciut saat dalam proses perkembangan. Dalam kasus ini, kedua orbital mata menjadi satu dan kedua mata terletak dalam satu tempat yang sama. Dalam kasus lainnya, hewan hanya memiliki satu mata yang besar.

Babi, sapi, manusia, bahkan hiu pernah mengalami kondisi ini. Cyclopia juga umumnya mempengaruhi otak, sehingga hewan yang terkena mutasi ini jarang bertahan lama setelah lahir.

Bukan Milik Pendakwah Ustadz Abdul Somad

Setelah ditelusuri, halaman Facebook yang mengunggah gambar ular itu bukanlah halaman Facebook resmi milik pendakwah populer Ustadz Abdul Somad.

Halaman Facebook resmi milik Ustadz Abdul Somad memiliki tautan https://www.facebook.com/pg/UstadzAbdulSomad/ dan telah disukai lebih dari 1 juta orang. Sedangkan halaman Facebook yang membagikan gambar ular itu memiliki tautan https://www.facebook.com/Ustadzabdulsomat/ dan disukai 52 ribu orang.

Pembuat halaman diduga menggunakan nama populer Ustadz Abdul Somad untuk mendulang likes dan engagements. Kedua hal itu juga berusaha ia raih dengan membagikan unggahan kontroversial seperti gambar ular di atas.

3 dari 3 halaman

Kesimpulan

Gambar ular yang beredar tidak memiliki tanduk melainkan mengalami kelainan cyclopia, kelainan yang menyebabkan ruang mata menyatu akibat kegagalan dalam proses perkembangan janin.

Dari hasil penelusuran juga ditemukan bahwa halaman Facebook yang menyebarkan gambar itu bukanlah halaman resmi milik pendakwah Ustadz Abdul Somad, melainkan pihak tak bertanggung jawab yang menggunakan nama populer untuk meraup likes.

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini