Sukses

Amorim Akui Krisis Produktivitas Gol, Manchester United Terancam Masalah Besar di Lini Depan

Lini depan Manchester United disorot oleh Ruben Amorim karena minim gol yang mampu dibuat.

Liputan6.com, Jakarta- Ruben Amorim secara terbuka mengakui keprihatinan serius terkait produktivitas gol Manchester United musim ini, yang kini menjadi momok yang menghantui performa Setan Merah.

Catatan produktivitas gol tim sangat buruk dengan hanya 13 gol dari 12 laga Liga Premier. Duo striker Rasmus Højlund dan Joshua Zirkzee juga tampil mengecewakan dengan hanya mencetak dua gol dari 20 pertandingan, sementara Marcus Rashford hanya menghasilkan dua gol dari 12 penampilan.

Dalam duel melawan Ipswich Town, Rashford sempat memantik harapan dengan mencetak gol pembuka di era Amorim. Namun, kemudian performa pria aal Inggris itu perlahan memudar hingga akhirnya digantikan pada menit ke-68.

Pelatih asal Portugal tersebut menyadari bahwa posisi Rashford di tengah lapangan bukanlah komposisi terbaik. Namun, ia tetap optimis akan kebangkitan para penyerang potensial seperti Hojlund, Zirkzee, Amad Diallo, dan Bruno Fernandes dalam beberapa bulan mendatang.

"Saya akan berupaya maksimal membantu Rashford. Posisi tengah jelas bukan habitat alaminya, terutama pada pertandingan dengan tekanan tinggi seperti ini. Kami harus mampu menggelar permainan agresif dan intens," ujarnya dalam konferensi pers pra-laga Liga Europa melawan Bodo/Glimt.

"Kami akan mencari solusi tepat untuk Rashford, dan pemain lainnya. Namun, yang terpenting, dirinya sendiri harus berkeinginan kuat untuk kembali pada performa terbaiknya. Dukungan klub, staf, dan penggemar akan selalu ada, tetapi inisiatif pertama harus datang darinya sendiri," sambungnya.

 

2 dari 3 halaman

Membutuhkan Sosok Juru Gedor yang Tajam

"Memang ada kekhawatiran, namun kami harus terus mengasah kemampuan tim. Meski menguasai bola di babak kedua lawan Ipswich, kami nyaris tak berbahaya. Saya yakin Rasmus dan Josh akan segera mencetak gol. Amad perlu lebih tajam di depan gawang, dan Bruno harus lebih produktif," ujar Amorim dengan nada optimistis.

Pelatih asal Portugal tersebut secara eksklusif menggunakan formasi 3-4-3 saat menghadapi Ipswich, namun menekankan pentingnya fleksibilitas taktis para pemain untuk beradaptasi dengan berbagai sistem dalam satu pertandingan.

"Ini bukan sekadar perubahan formasi, melainkan revolusi cara bermain. Saya telah menjelaskan kompleksitas taktik yang kami hadapi di babak pertama. Ini bukan soal kemampuan individu pemain, melainkan tentang ide-ide saya," tegasnya.

"Kami harus mampu bergerak dinamis antar sistem. Terkadang kami bertahan dengan 4-4-2, lalu berubah. Sepakbola modern menuntut fleksibilitas. Kekuatan kami terletak pada kemampuan beradaptasi dengan formasi berbeda di setiap pertandingan," tambah Amorim, dilansir dari SportsMole.

Dalam rencana bursa transfer musim panas, Manchester United dikabarkan tengah membidik Viktor Gyokeres dari Sporting Lisbon. Penyerang asal Swedia tersebut telah mencatatkan catatan gemilang dengan 24 gol dari 20 pertandingan di level klub musim ini, menjadikannya kandidat utama untuk memperkuat lini depan The Red Devils.

 

3 dari 3 halaman

Harus Mampu Beradaptasi Ketika di Lapangan

Bruno Fernandes, yang berperan sebagai playmaker nomor 10 saat melawan Ipswich Town, angkat bicara tentang pentingnya kemampuan beradaptasi dalam sepak bola modern. 

"Adaptasi adalah kunci. Selalu ada ruang untuk berubah dan menyesuaikan dengan ide serta sistem yang berbeda. Bagi saya, bermain di posisi apapun bukanlah hal sulit," ungkapnya dengan penuh keyakinan.

Sebagai pemimpin di lapangan, Fernandes menekankan perannya dalam mentransmisikan strategi dari pinggir lapangan. "Tugas saya adalah memahami permainan secara menyeluruh. Sebagai kapten, saya harus mampu mengkomunikasikan pesan pelatih dan membaca setiap pergerakan rekan satu tim."

Pengalamannya di Sporting dan timnas Portugal telah mengajarkannya fleksibilitas tinggi. "Saya terbiasa bermain dengan tiga bek, kadang sebagai nomor 10, kadang di sayap. Sepakbola modern menuntut kita untuk selalu bergerak dan berubah," jelasnya.

Fernandes dengan tegas menolak anggapan bahwa usia menjadi hambatan. "Tidak ada masalah dengan usia - muda atau tua. Yang penting adalah menghasilkan performa maksimal dalam dinamika yang ada. Seperti kata pelatih, jangan terlalu banyak berpikir. Percayakan pada pondasi dan kemampuan dasar," tambahnya, dilansir dari SportsMole.

Sementara itu, Manchester United tengah mempersiapkan diri untuk serangkaian pertandingan menantang. Mereka akan menjamu Bodo/Glimt di Liga Europa, dilanjutkan dengan laga Liga Premier melawan Everton. Bulan Desember akan dibuka dengan tantangan berat - away ke Stadion Emirates menghadapi Arsenal.