Sukses

Bola Ganjil: Cristiano Ronaldo Berburu Sepatu Emas ke-4 di Arab Saudi

Kredibilitas para penyerang tidak akan diragukan jika memiliki rapor produktif. Jika kurang yakin, penghargaan sepatu emas juga bisa dijadikan bukti penguat. Di sini ada sejumlah nama yang memiliki kelebihan dibanding yang lain. Cristiano Ronaldo salah satunya.

Liputan6.com, Jakarta - Kredibilitas para penyerang tidak akan diragukan jika memiliki rapor produktif. Jika kurang yakin, penghargaan sepatu emas juga bisa dijadikan bukti penguat. Di sini ada sejumlah nama yang memiliki kelebihan dibanding yang lain. Cristiano Ronaldo salah satunya.

Sosok berkebangsaan Portugal ini jadi salah satu penyerang yang mampu merebut gelar top skor di tiga negara. Ronaldo melakukannya di Inggris (Manchester United, 2007/2008), Spanyol (Real Madrid 2010/2011, 2013/2014, 2014/2015), dan Italia (Juventus 2020/2021).

Pemain berusia 38 itu bahkan berpotensi menambah koleksi dengan pindah ke Al Nassr pada awal tahun ini.

Hingga kini Ronaldo sudah menghasilkan lima gol meski baru bermain empat kali di Liga Arab Saudi. Dengan Al Nassr masih melakoni 11 pertandingan lagi, dia punya banyak waktu untuk mengejar rekan setim Talisca yang tengah memuncaki daftar pemain tersubur.

Talisca tercatat sudah merobek gawang lawan 13 kali, dengan Ronaldo hanya tertinggal lima angka. Ronaldo berpeluang memburu usai membuat quatrick dan hattrick dalam penampilannya sejauh ini.

Kalaupun gagal menyalip Talisca sekarang, Ronaldo tidak perlu khawatir. Dia bisa mencoba menggoreskan rekor top skor di empat liga domestik berbeda pada musim depan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Top Skor di 3 Negara

Sebelum Ronaldo, ada sejumlah penyerang subur lain yang membuat hattrick top skor di negara berbeda. Status mereka bahkan sudah melegenda.

Romario Faria merebut gelar sepatu emas di Belanda (1988/1989, 1989/1990, 1990/1991), Spanyol (1993/1994), dan Brasil (2001, 2005).

Alfredo Di Stefano jadi pemain tersubur di Argentina (1947), Kolombia (1951, 1952), dan Spanyol (1954, 1956, 1957, 1958, 1959). Sementara Ruud van Nistelrooy berkuasa di Belanda(1998/1999, 1999/2000), Inggris (2002/2003), dan Spanyol (2006/2007).

Luis Suarez mengambil jalur serupa seperti Van Nistelrooy dengan jadi top skor di Belanda (2009/2010), Inggris (2013/2014), dan Spanyol (2015/2016).

 

3 dari 3 halaman

Ada yang Subur di 3 Benua

Ada juga yang namanya tidak banyak diketahui, tapi bukan berarti capaian mereka kurang berarti.

Giorgi Demetradze menguasai urutan teratas top skor Georgia (1996/1997), Rusia (1999), dan Ukraina (2003/2004). Sementara Vidar Orn Kjartansson subur di Islandia (2013), Norwegia (2014), serta Israel (2016/2017).

Dari jenis kelamin lain, capaian Sam Kerr juga patut disebut. Bukan cuma negara, dia bahkan melakukannya di tiga benua.

Kerr merebut gelar pemain tersubur di Australia (2017/2018, 2018/2019), Amerika Serikat (2017, 2018, 2019), dan Inggris (2020/2021, 2021/2022).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.