Sukses

Maroko Ketagihan Cetak Sejarah di Piala Dunia 2022, Spanyol Bakal Jadi Korban?

Kiper Maroko, Yassine Bounou optimistis, negaranya mampu mengalahkan Spanyol di babak 16 besar Piala Dunia 2022.

Liputan6.com, Jakarta Maroko menjadi wakil terakhir benua Afrika yang tersisa di Piala Dunia 2022 setelah langkah Senegal dihentikan Inggris pada babak 16 besar, Selasa (5/12/2022). Kiper Maroko, Yassine Bounou Bono pun berharap bisa membawa Singa Atlas bertahan lebih lama pada turnamen ini. 

Satu per satu wakil Afrika rontok di Piala Dunia 2022. Timnas  Senegal yang lolos dari Grup A harus angkat koper setelah kalah telak 0-3 dari Inggris di Al Bay Stadium, dini hari tadi. 

Senegal tak mampu mengimbangi permainan agresif Three Lions. Tiga gol yang tercipta dalam pertandingan ini, dipersembahkan oleh Jordan Henderson, Harry Kane, dan Bukayo Saka. 

Maroko kini jadi harapan terakhir. Namun perjalanan Singa Atlas tidak mudah karena di babak 16 besar harus berhadapan degan Spanyol di Education City, Qatar, Selasa (6/12/2022) pukul 22.00. 

Bounou sejauh ini tampil memukau bersama Maroko. Sepanjang babak penyisihan, penjaga gawang Sevilla itu baru kebobolan 1 gol saat timnya menang 2-1 atas timnas Kanada. Sedangkan pada dua laga lainnya, melawan Belgia dan Kroasia, Bounou mampu clean sheet.

Meski bukan tim yang diunggulkan, Bounou optimistis Maroko mampu menyulitkan Spanyol. Pria berusia 31 tahun itu ingin melanjutkan lagi perjalanan sejarah yang sudah diukir di turnamen ini. 

"Kami sudah mengukir sejarah saat mencapai 16 besar, tapi kami ingin lebih," katanya. 

"Menyingkirkan Spanyol akan menghadirkan sejarah baru di Piala Dunia dan juga sepak bola negara kami," kata Bounou seperti dilansir dari tribalfootball.com belum lama ini. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lebih Baik

Maroko melaju ke babak 16 besar sebagai juara grup F. Singa Atlas mengantongi 7 poin dari hasil imbang 0-0 melawan Kroasia, menang 2-0 atas Belgia, dan menang 2-1 dari Kanada. Ini adalah kali pertama Maroko kembali ke fase knock setelah Piala Dunia Jerman 1986.

Saat itu, Maroko juga lolos sebagai juara grup sebelum dijegal tuan rumah di fase knock out. 

Hasil ini sekaligus memperbaiki kiprah mereka di Piala Dunia 2018 usai penantian selama 20 tahun. Pada edisi sebelumnya, Maroko tak mampu berbuat banyak dan kandas di fase grup. 

"Kami ingin membuat masyarakat kami gembira lagi. Kami sudah mempersiapkan diri. Maroko sudah menjadi lebih baik dan lebih baik di Piala Dunia usai melewati berbagai laga dan saya yakin kami dalam kondisi siap untuk bertanding melawan Spanyol," kata pria karib disapa Bono itu. 

"Spanyol akan memaksa kami untuk menampilkan permainan terbaik. Ini akan jadi laga yang kompetitif. Jadi ini akan sampai pada detailnya. Kami haru siap secara mental dan fisik."

 

3 dari 3 halaman

Bukan Lawan Mudah

Spanyol memang bukan lawan yang mudah bagi Maroko. Tim Matador juga datang dengan kekuatan yang menjanjikan. Terlepas dari kekalahan 1-2 yang sempat dialami dari Jepang pada laga terakhir grup E, Spanyol dihuni materi-materi pemain kelas dunia. Kualitas tim ini sudah dibuktikan saat menang 7-0 atas Kosta Rika dan menahan imbang Jerman 1-1. 

Meski demikian, Bounou sedikit banyak sudah mengenal tim Matador. Maklum, pria kelahiran 5 April 1991 tersebut sudah cukup lama bermain di liga utama Spanyol, yakni La Liga.

Pada tahun 2014-2016 lalu, Baounou sempat memperkuat Atletico Madrid. Dia kemudian pindah ke Girona setelah sempat dipinjamkan ke Real Zaragoza. Pada tahun 2019 lalu, Bounou kembali dipinjamkan ke Sevilla sebelum akhirnya ditebus dan jadi kiper reguler sejak tahun 2020.

Bersama Sevilla, Bounou sudah tampil 76 kali di berbagai kompetisi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.