Sukses

Maman Abdurrahman: Piala Asia 2007 Momen Tak Terlupakan

Di Timnas Indonesia, Maman Abdurrahman sempat bersaing dengan Hamka Hamzah, Charis Yulianto dan Nova Arianto.

Liputan6.com, Jakarta - Bek Persija Jakarta, Maman Abdurrahman, pernah menjadi andalan lini belakang Timnas Indonesia pada era 2006-2010. Sebelumnya, pemain kelahiran 12 Mei 1982 ini juga menjadi pilar Timnas U-22 pada 2003-2005.

Di level senior, Maman Abdurrahman sempat bersaing dengan bek papan atas Indonesia lainnya seperti Hamka Hamzah, Charis Yulianto dan Nova Arianto. Namun, Maman hampir pasti menjadi pilihan utama karena kemampuannya yang kuat bola atas.

Empat tahun berseragam Timnas Indonesia senior membuat Maman merasakan sejumlah turnamen bergengsi. Namun gelaran Piala Asia 2007 menjadi momen spesial yang sulit dilupakan Maman hingga kini.

Pada turnamen tersebut Maman selalu menjadi pilihan utama bersama Charis Yulianto di jantung pertahanan.

Timnas Indonesia yang berada di grup neraka bersama Bahrain, Arab Saudi dan Korea Selatan menjadi perhatian karena penampilan spartan. Bahrain pun dilibas 2-1, meski akhirnya Maman Abdurrahman dan kawan-kawan kalah tipis dari Arab Saudi dan Korsel.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Komentar Maman

“Piala Asia 2007 merupakan momen spesial bagi saya. Di turnamen tersebut kali pertama saya dipercaya menjadi inti di saat usia saya masih 25 tahun," kata Maman di situs Persija.

"Saya ingat betul bagaimana atmosfer Gelora Bung Karno, meski akhirnya kita gagal lolos babak grup,” ujar pemain terbaik Liga Indonesia 2006 ini.

 

3 dari 3 halaman

Statistik Maman

Maman sendiri mencatatkan 27 caps bersama Timnas Indonesia.

Prestasi terbaiknya adalah saat mengantar Tim Garuda jadi runner up Piala AFF 2010.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini