Sukses

Didier Drogba Jadikan Rumah Sakit Miliknya sebagai Pusat Perawatan Corona Covid-19

Legenda Chelsea Didier Drogba menyumbangkan rumah sakitnya untuk sebagai pusat perawatan corona Covid-19 di Pantai Gading.

Liputan6.com, Abidjan - Didier Drogba tidak tinggal diam dengan penyebaran corona Covid-19 di Pantai Ganding. Legenda Chelsea itu turut ambil bagian untuk membantu negaranya.

Seperti dilansir Ronaldo.com, Didier Drogba menyumbangkan rumah sakitnya untuk sebagai pusat perawatan corona Covid-19. Rumah sakit yang terletak di kota Abidjan, Pantai Gading, itu memiliki fasilitas medis yang lengkap.

Rumah sakit itu bernama Laurent Pokou. Hal ini sebagai bentuk penghormatan Didier Drogba pada legenda timnas Pantai Gading tersebut yang meninggal pada 2016 lalu.

Kepala Dewan Daerah Abidjan Vincent Toh Bi Irie berterima kasih kepada Didier Drogba atas sikap patriotnya. "Kami berterima kasih kepada Drogba atas pemberiannya itu yang merupakan tindakan patriotisme," ujar Toh Bi dikutip dari RFI.

Sekedar informasi, kasus corona Covid-19 di Pantai Gading pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Dan kini, jumlahnya telah mencapai 574 kasus positif.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Geram

Didier Drogba naik pitam dengan pernyataan Jean-Paul Mira dan Camille Locht. Kedua profesor medis itu ingin menjadikan orang Afrika sebagai kelinci percobaan untuk menciptakan vaksin corona Covid-19.

"Sungguh tidak terbayangkan jika kita melakukan ini. Afrika bukan laboratorium pengujian. Saya ingin mencela kata-kata yang merendahkan (warga Afrika), terutama rasis," kata Drogba, dikutip dari akun Twitter pribadinya.

"Bantu kami menyelamatkan hidup di Afrika dan menghentikan penyebaran virus corona yang mengguncang seluruh dunia, alih-alih menganggap kami sebagai kelinci percobaan. Itu tidak masuk akal!" ucapnya menambahkan.

 

 

3 dari 3 halaman

Hormati Orang Afrika

Didier Drogba meminta dua profesor itu lebih menghormati orang Afrika. Pria 42 tahun itu berharap semua orang di dunia bersatu untuk melawan virus corona.

"Mari selamatkan diri kita dari virus gila yang sudah membuat ekonomi dunia merosot dan menghancurkan kesehatan di seluruh dunia."

"Namun, jangan menganggap orang Afrika sebagai kelinci percobaan. Itu benar-benar menjijikan," ucap pria yang pernah membela Galatasaray tersebut menegaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini