Sukses

Rayakan Hari Bumi, Dua Atlet One Championship Indonesia Bicara Pelestarian Alam

Dua petarung ONE Championship Indonesia, Rudy Agustian dan Sunoto, turut mengapresiasi Hari Bumi Sedunia yang dirayakan hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Dua petarung ONE Championship Indonesia, Rudy Agustian dan Sunoto, turut mengapresiasi Hari Bumi Sedunia yang dirayakan hari ini. Keduanya pun mengajak masyarakat untuk turut serta melestarikan planet yang berusia miliaran tahun ini.

Planet biru yang kita tinggali ini memang tengah diterpa berbagai masalah, seperti pemanasan global yang mengakibatkan tidak menentunya cuaca. Permasalahan lainnya – yang turut disebabkan perilaku manusia seperti polusi udara dan laut – kini mengancam kehidupan biota laut.

Maka itu, dalam rangka Hari Bumi Sedunia ini, kedua atlet yang akan berlaga di Jakarta dalam ajang ONE: FOR HONOR, Minggu (3/4) di Jakarta, ini mengajak masyarakat untuk merenungkan permasalahan terkait bumi dan mulai melakukan gerakan positif untuk melestarikan Alam.

Rudy Agustian, petarung yang mencatatkan tiga kemenangan beruntun sejak bergabung dengan ONE akhir tahun lalu ini menganggap pelestarian bumi adalah isu serius.

“Selain perubahan cuaca yang tidak menentu, polusi asap kendaraan bermotor dan pabrik pun menambah daftar masalah,” ujar The Golden Boy, julukannya.

Baginya, upaya dari pemerintah dan organisasi nirlaba saja tidak akan cukup tanpa dibarengi Kesadaran dari masyarakat. Peringatan Hari Bumi Sedunia ini bisa dijadikan pijakannya.

“Pemerintah dapat memperkuat undang-undang dan hukum yg mengatur tingkat standar polusi dan limbah, atau larangan beroperasi bagi kendaraan tua yang memiliki emisi gas besar dan penegakan hukum yang tegas bagi perusak lingkungan,” jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Isu Lingkungan

Rudy Agustian menambahkan bahwa ada banyak isu lingkungan yang ia jumpai sehari-hari, seperti kebakaran hutan, asap kendaraan dari pabrik dan bermotor yang hitam pekat, sungai yang bau dan kotor, serta banyaknya sampah plastik.

“Bahkan ketika liburan ke laut pun banyak kita temukan sampah mengapung. Panasnya matahari akhir-akhir ini juga bisa jadi merupakan dampak tercemarnya lingkungan," ujar pria berusia 33 tahun asal Tangerang, Banten ini

Dia menambahkan, “Untuk kita bersama, marilah kita berusaha tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, serta berhemat listrik dan air."

3 dari 3 halaman

Butuh Perhatian Khusus

Hal ini diamini oleh Sunoto, yang mengatakan bahwa kondisi bumi saat ini membutuhkan perhatian khusus, terutama terkait dengan iklim alami.

“Kondisi bumi [saat ini] sudah sangat menghawatirkan; musim sudah tidak menentu dan panas jadi luar biasa terasa,” kata petarung divisi bantamweight asal Blora, Jawa Tengah ini.

Sejak pindah ke Jakarta sekitar tujuh tahun lalu, pria yang memiliki julukan “The Terminator” ini merasakan perubahan iklim yang semakin memburuk. Iapun sering melihat aliran sungai tidak lancar karena terhambat sampah yang dibuang sembarangan.

Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, ibukota Indonesia ini tercatat memproduksi sampah sebanyak 7.000 ton per hari – dimana tidak seluruhnya tertanggulangi.

“Di Jakarta, kita sering melihat sampah di sungai karena kebiasaan kita buang sampah tidak pada tempatnya,” aku Sunoto, yang mengajak masyarakat semakin aktif untuk memelihara bumi bersama-sama melalui berbagai cara.

Beberapa cara yang ia sarankan adalah untuk membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, serta rutin membersihkan sampah di sungai atau lingkungan sekitar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.