Sukses

Perajin Lokal Diminta Pelajari Selera Pasar Jelang AEC 2014

Perajin Indonesia harus mulai bergerak dan berpikir kreatif untuk mengantisipasi perubahan selera pasar

Kembali digelarnya pameran produk kreatif kerajinan lokal Adiwastra Nusantara Indonesia 2014, diharapkan dapat memacu para perajin dalam negeri untuk bisa bersaing dengan produk-produk asing. Hal ini terutama saat memasuki pasar bebas ASEAN Economy Community (AEC) pada 2015.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Gurmardi Bustami mengatakan, perajin Indonesia harus mulai bergerak dan berpikir kreatif untuk mengantisipasi perubahan selera pasar lokal maupun pasar dunia.

"Hal itu sebagai persiapan menghadapi perdagangan bebas, antara lain AEC 2015 yang akan membuka peluang sekaligus tantangan pasar yang cukup tinggi," ujar dia di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (19/2/2014).

Menurut dia, pengembangan tekstil tradisional Indonesia berpotensi besar mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Wastra tradisional Indonesia telah terbukti mampu menjadi media diplomasi budaya yang efektif dalam meningkatkan citra bangsa Indonesia dimana desainer luar negeri seperti Giorgio Armani," lanjut dia.

Selain itu, selama ini pengembangan produk tradisional masih didominasi usaha kecil menengah (UKM) yang dalam periode krisis 1998 dan 2008 telah mampu membuktikan ketangguhan, inovasi dan kreativitasnya.

Untuk itu, diharapkan kepada perajin nasional untuk terus meningkatkan kualitas produk dan pelayanan agar dapat memenagkan persaingan tersebut.

"Persaingan yang ketat tidak boleh melemahkan semangat berinovasi, justru lebih mendorong semangat dalam menghasilkan produk-produk yang diminati pasar global maupun lokal," tandas dia.

Sekedar informasi, selama periode Januari-November 2013 eksport tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia mencapai US$ 11,59 atau naik 1,62% dibanding tahun sebelumnya. Negara tujuan ekspor TPT Indonesia seperti Amerika Serikat, Jepang, Turki, Korea Selatan, Jerman dan China. (Dny/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.