Sukses

Concorde, Legenda Supersonik yang Membawa Kenangan Maut

Concorde merupakan salah satu mahakarya dunia. Kegagahannya goyah saat pesawat jet super cepat itu berubah menjadi penjemput maut.

Bagi Anda yang belum tahu, pesawat supersonik Concorde merupakan burung besi yang sangat legendaris karena dapat melesat melebihi kecepatan suara. Saking cepatnya, Concorde dapat menghasilkan bunyi menggelegar yang dapat memecahkan kaca-kaca rumah penduduk.

 

Pesawat yang mampu terbang hingga nyaris ke luar angkasa itu merupakan salah satu mahakarya dunia. Kelahirannya dibidani dua negara besar, Inggris dan Prancis yang saat itu sangat tertarik dengan kendaraan supersonik.

Sayangnya, kegagahannya goyah saat pesawat jet super cepat itu berubah menjadi penjemput maut pada 25 Juli 2000. Seluruh penumpang termasuk kru pesawat tewas di tempat karena pesawat jatuh dan hangus terbakar.

Kecekalaan itu terjadi hanya beberapa detik setelah lepas landas dari bandara di Prancis untuk menuju ke Washington, Amerika Serikat (AS).

Bagaimana kisah kecelakaan maut yang ikut menutup usia pesawat supersonik Concorde? Berikut perjalanan lengkapnya seperti dikutip dari The Concordesst, BBC, Flight Level, dan beberapa sumber lainnya, Senin (9/12/2013):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

Asal-usul lahirnya pesawat supersonik Concorde

Pada akhir 1950-an, Inggris, Amerika Serikat (AS), Perancis dan Uni Soviet sangat tertarik mengembangkan transportasi supersonik (kendaraan yang mampu melesat melebihi kecepatan suara). Perusahaan penerbangan Bristol Aeroplane Inggris dan Sud Aviation Prancis bekerjasama merancang pesawat masing-masing Type 233 dan Super Caravelle.

Pembangunan dua pesawat tersebut dibiayai dana dari pemerintah masing-masing. Pada awal 1960, dua rancangan pesawat tersebut siap untuk memulai pembangunan protoype-nya. Namun biayanya sangat besar yang membuat dua perusahaan penerbangan asal Inggris dan Prancis tersebut bergabung.

Pada 1962, diplomat Prancis, Geoffroy de Courcel dan diplomat Inggris Julian Amery menandatangani perjanjian pembuatan pesawat super sonik Anglo-French. Awalnya pesawat tersebut diberi nama Concord. Namun pada 1967, pemerintah Inggris mengumumkan akan menggantinya dengan Concorde disesuaikan dengan ejaan Prancis.

3 dari 8 halaman

Penerbangan Paris-Washington cuma 3 jam 32 menit

Prototype pesawat supersonik yang mampu melesat lebih cepat dari kecepatan suara ini akhirnya rampung pada 1969. Pada 9 April di tahun yang sama, Brian Trubshaw menjadi pilot pertama yang mencoba pesawat tersebut.

Pada 1 Oktober 1969, pesawat supersonic Concorde berhasil mengudara untuk pertama kalinya. Setelah mengalami beberapa perbaikan dan memastikan kekuatan mesinnya pesawat tersebut mulai berani melakukan penerbangan komersialnya.

Tujuh tahun kemudian, Concorde mulai terbang secara komersial. British Airways menerbangkan Concorde dari London ke Bahrain. Sementara maskapai Air France menerbangkannya dari Paris ke Rio de Janeiro. Saat itu, Concorde hanya butuh waktu 3 jam 32 menit untuk sampai di Washington dari Paris.

4 dari 8 halaman

`Queen of the Sky` Julukan untuk Mahakarya Concorde

Pesawat supersonik Concorde mampu terbang dengan kecepatan maksimum 2.179 km/jam. Saking cepatnya, pesawat tersebut dapat mengeluarkan suara seperti bunyi ledakan yang dapat memecahkan kaca-kaca rumah penduduk di bawah lintasannya.

Suara ledakan dari pesawat itu dikenal dengan sebutan Sonic Boom. Dengan begitu, pesawat tersebut akan terbang normal dan baru menggunakan kecepatan supersoniknya saat berada di atas Samudra Atlantik.

Untuk sampai ke Washington, AS dari Paris, Prancis dengan menggunakan pesawat komersial lain, penumpang akan menghabiskan waktu 9-11 jam, Namun Concorde hanya butuh waktu 3,5 jam untuk melakukan penerbangan lintas negara tersebut. Waktu tempuhnya berhasil memecahkan rekor di dunia.

Tak hanya itu, pesawat supersonik ini dapat terbang dengan ketinggian 18.300 meter atau dengan kecepatan panjat 25,41 meter/detik. Saat pesawat tersebut mengangkasa, Concorde membawa penumpangnya nyaris keluar angkasa. Beberapa penumpang mengaku sempat melihatnya bulatnya bumi saat terbang bersama Concorde.

Sampai tragedi maut itu terjadi, Concorde dikenal dengan sebutan `Queen of the Sky. Bentuk pesawatnya yang elegan dan berteknologi tinggi mampu menaklukan langit dan melanglang dengan anggun di angkasa.

5 dari 8 halaman

Kecelakaan maut Concorde, semua penumpang dan awak pesawat tewas

Kegagahan pesawat supersonik legendaris Concorde akhirnya lumpuh juga. Pesawat super cepat tersebut mengalami kecelakaan maut yang menewaskan 113 orang pada Selasa, 25 Juli 2010.

Hanya selang puluhan detik setelah mengudara, api besar membakar ekor pesawat jet tersebut. Pesawat lalu berbalik turun dan jatuh terbakar hingga hangus tak tersisa.

Seluruh penumpang sebanyak 100 orang dan 9 kru pesawat tewas di tempat. Empat korban lainnya yang tengah berjalan di sekitar hotel dekat landasan juga tewas ditempat.

Setelah penelitian panjang selama dua tahun, tim penyidik mengatakan penyebab kecelakaan adalah jatuhnya logam sepanjang 43 cm yang jatuh dari kotak mesin Continental Airlines DC-10 ke landasan pesawat. Akibatnya, salah satu roda rusak dan menyebabkan kebakaran pada bagian belakang pesawat.

6 dari 8 halaman

Seluruh korban tewas tak bisa dikenali

Total korban tewas dari tragedi maut Concorde itu mencapai 113 orang. Pada saat kejadian, kerabat dari seluruh korban tidak diijinkan untuk mendekat ke lokasi kejadian.

Pihak yang berwenang melarang pihak keluarga untuk mendekat karena besarnya kobaran api dari pesawat. Naasnya, parahnya kebarakan tersebut membuat tubuh para jenazah mustahil untuk diidentifikasi.

Tragedi maut tersebut merupakan satu-satunya kecelakaan yang dialami si pesawat super cepat, Concorde. Mahakarya transportasi udara itu berubah menjadi pengantar maut bagi para penumpangnya.

7 dari 8 halaman

Percakapan pilot sebelum kecelakaan maut Concorde terjadi

Concorde lepas landas dengan kobaran api di bagian belakang. Pesawat milik Air France tersebut saat itu tengah lepas landas dari bandara Charles de Gaulle.

Api itu dengan cepat merambat dan membakar mesin serta sayap bagian kiri hanya dalam hitungan detik. 42 detik setelah pesawat benar-benar lepas landas, petugas lalu lintas udara menginformasikan kejadian itu pada pilot Concorde.

"Sudah terlambat," ungkap pilot yang menerbangkan pesawat maut tersebut. Pesawat akhirnya jatuh dan hangus terbakar menewaskan seluruh penumpangnya tanpa sisa.

8 dari 8 halaman

Tinggal kenangan Concorde akhirnya pensiun pada 23 Oktober 2003

Setelah kecelakaan maut yang menewaskan 113 orang, pesawat jet super cepat itu sempat menghentikan operasinya. Namun setahun kemudian, pesawat Concorde kembali mengudara secara komersial pada November setelah menggelontorkan dana 17 juta pound sterling untuk program perbaikan.

Namun kecepatan yang terlalu tinggi dari pesawat supersonik itu membuat banyak komponen yang rusak saat mengangkasa. Akhirnya British Airways dan Air France mengumumkan pesawat legendaris itu akan berhenti beroperasi.

Penerbangan komersial terakhirnya dilakukan pada 23 Oktober 2003. (Sis/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.