Sukses

Jalur Perintis Dicaplok, Merpati Disuruh Fokus ke Utang

Merpati diimbau untuk fokus menyelesaikan masalah pembayaran utang yang mencapai Rp 6,5 triliun.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menegaskan bisnis PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) tidak bisa berkembang sebelum melunasi utangnya atau merestrukturisasi perusahaan.

"Kalau ditunjuk Merpati, problemnya masih sangat mendalam tentang utang Rp 6,5 triliun itu. Dia tidak akan bisa berkembang kalau utangnya belum direstrukturisasi," kata Dahlan, di Jakarta, Selasa (1/10/2013).

Dahlan berpesan kepada manajemen Merpati agar fokus pada pembayaran utang. Usai permasalahan lilitan utang terbayar, Merpati baru bisa kembali mengepakkan sayapnya.

"Jadi prioritas Merpati restrukturisasi utangnya dulu. Progress-nya masih belum ada, masih harus berjuang. Tetapi nggak ada bantuan dari pemerintah. Sebaiknya restrukturisasi," ungkap Dahlan.

Terkait rute di daerah terpencil yang saat ini digarap Garuda Indonesia, Dahlan berdalih Indonesia saat ini sudah tidak lagi memiliki jalur perintis. Industri penerbangan nasional saat ini sudah berkembang menjadi komersial sehingga Garuda bisa mengambil pasar jalur tersebut.

"Nggak ada lagi sekarang jalur perintis, yang ada jalur gemuk," tegas Dahlan.

Untuk membuktikan penilaiannya itu, Dahlan mengaku sudah menelusuri sejumlah jalur perintis yang ada. Dari hasil pengamatannya, kemampuan masyarakat untuk naik pesawat semakin besar. "Jadi istilah jalur perintis semuanya sudah komersial sekarang," tutupnya.(Pew/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.