Sukses

Sayur dan Buah Impor asal China, Halalkah?

Ketergantungan Indonesia terhadap impor sayur dan buah (hortikultura) dari China belum terelakkan sampai kini.

Ketergantungan Indonesia terhadap impor sayur dan buah (hortikultura) dari China belum terelakkan sampai kini. Nilainya bahkan terus bertambah setiap tahun. Hal yang menjadi pertanyaan sebenarnya, bagaimana kehalalan dari produk sayur dan buah tersebut.

Menurut Ketua Dewan Hortikultura Nasional Benny Kusbini, hal ini sangat penting mengingat mayoritas masyarakat Indonesia selaku konsumen buah dan sayur impor tersebut beragama Islam.

"Impor sayur dan buah itu harus dipertanyakan kehalalannya, karena setahu saya mereka banyak memakai pupuk kandang dari babi yang memang banyak diternakkan di negara itu," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, baru-baru ini.

Dia mengaku menyaksikan sendiri hal ini. Pupuk kandang selama ini memang banyak dipakai petani untuk menyuburkan tanaman karena dinilai lebih ramah lingkungan dan murah bila dibandingkan dengan pemakaian pupuk kimia.

Benny mengaku ini menjadi hal penting karena selama ini China merupakan negara pengimpor sayur dan buah terbesar ke Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kurun Januari-Juli 2013, tercatat nilai impor sayur dan buah ke Indonesia masih cukup besar. China masih mendominasi sebagai negara pengimpor komoditas sayur dan buah terbanyak bagi Indonesia.

Kontribusi nilai impor sayur China mencapai 67,15% dengan nilai US$ 271,8 juta dari total nilai US$ 404,6 juta yang dipasok berbagai negara.

Demikian pula kontribusi impor buah-buahan dari China mencapai 52,3% senilai US$ 218,02 juta dari total impor US$ 416,97 juta.

Dia pun meminta pemerintah memperjelas hal tersebut agar masyarakat mendapatkan kepastian pangan yang dikonsumsi.

"Pemerintah harus memastikan hal ini, impor sayur dan buah China tersebut halal atau tidak, jadi patut dipertanyakan," tandas dia.

Benny menambahkan, salah satu cara menghindari hal tersebut dengan memberikan dukungan lebih besar bagi petani sayur dan buah di Indonesia.

Caranya seperti memaksimalkan subsidi benih, perbaikan infrastruktur, sarana teknologi tinggi untuk produksi dan lainnya. "Jadi yang paling penting pada produk nasional juga sehingga tak perlu impor," tegas dia. (Nur)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.