Sukses

Bahlil Lahadalia: Alhamdulillah, Capres-Cawapres yang Tak Dukung IKN Kalah di Pilpres

Pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan jadi salah satu instrumen untuk menghadirkan pemerataan ekonomi. Mengingat, mayoritas pergerakan ekonomi berjalan di Pulau Jawa.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkap ada tokoh politik yang tak setuju dengan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Salah satunya datang dari pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada kontestasi politik Februari 2024 lalu.

Bahlil bersyukur, Capres-Cawapres yang tak sepakat dengan IKN akhirnya kalah. Diketahui, kemenangan sudah dikantongi oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

"Alhamdulillah capres-cawapres itu (yang tak sepakat dengan IKN) kalah dalam pertarungan Pilpres," ucap Bahlil Lahadalia dalam Kuliah Umum di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kamis (2/5/2024).

Dia menegaskan sikap politiknya pada kandidat Capres-Cawapres yang tak sepakat dengan IKN sejak kampanye Pilpres beberapa waktu lalu. Bahkan, Bahlil menyebut tokoh yang tak setuju dengan IKN itu sebagai orang yang tak ingin daerah di luar Jawa untuk maju.

"Kemarin dalam kampanye capres cawapres yang tidak setuju untuk IKN dipindahin, saya katakan dalam orasi politik saya. capres cawapres yang tidak setuju untuk pemindahan IKN berarti itulah capres cawapres yang tidak rela Kalimantan dan kawasan timur maju untuk sama dengan daerah-daerah di Jawa," tuturnya.

Menurutnya, pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan jadi salah satu instrumen untuk menghadirkan pemerataan ekonomi. Mengingat, mayoritas pergerakan ekonomi berjalan di Pulau Jawa.

"Saya katakan ini adalah cara-cara pemimpin yang tidak bijak yang tidak bisa melihat kami-kami orang timur, kami-kami orang Kalimantan, Orang Sulawesi untuk maju untuk mengejar ketertinggalan kami dengan daerah-daerah yang ada di Jawa," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Djarum Cs Mau Investasi Lagi di IKN

Diberitakan sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koodinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahil Lahadalia, mengatakan bukan hanya usaha milik Sukanto Tanoto saja yang akan mengucurkan investasinya di Ibu Kota Nusantara (IKN), melainkan ada Grup Wings hingga Djarum.

Bahlil mengungkapkan, kedua perusahaan tersebut akan mulai investasi pembangunan IKN Nusantara pada tahun ini setelah selesai gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden dan Wakil Presiden.

"Sukanto Tanoto, Grup Djarum, dan Wings Group tahun ini (masuk IKN) yang saya dapat laporan tahun ini," kata Bahlil saat ditemui di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Selasa (30/4/2024).

Lebih lanjut, Bahlil juga menjelaskan alasan kedua perusahaan itu tak tergabung dalam konsorsium Nusantara yang dipimpin oleh Agung Sedayu Group, lantaran adanya perbedaan waktu (timeline) target investasi dengan konsorsium Nusantara

Diketahui, konsorsium Nusantara terdiri dari 10 investor tersebut diantaranya Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinarmas, Pulauintan, Adaro Group, Barito Pacific, Mulia Group, Astra Group, Kawan Lama Group, dan Alfamart group.

"Memang Djarum sama Wings itu bukan bagian konsorsium, yang urus konsorsium saya kok, malah saya tanya siapa yang bilang Djarum sama Wings konsorsium, enggak. Mereka ikut dalam pembahasan tapi mereka bukan bagian dari konsorsium," jelasnya.

 

3 dari 3 halaman

Ruang Investasi di IKN

Kendati tidak tergabung dalam konsorsium, kata Bahlil, Pemerintah tetap memberikan ruang bagi perusahaan-perusahaan tersebut untuk berinvestasi di IKN.

Disisi lain, perusahaan yang tidak tergabung konsorsium memang meminta lahan yang luas untuk investasi di IKN. Oleh karena itu, pihaknya saat ini sedang mencarikan lahan investasi yang cocok untuk mereka sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Jadi, terkait permintaan lahannya kita siapkan dulu. Mereka sudah ajukan ke saya dan OIKN. Kemarin saya dan Kepala OIKN juga sudah dipanggil Presiden bahasa itu, tapi ya ibarat puasa, ini hilalnya sudah dekat," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.