Sukses

OPEC Pangkas Produksi, Harga Minyak Mentah Dunia Naik

Harga minyak mentah berjangka pada hari Rabu mempertahankan kenaikan baru-baru ini karena meningkatnya ketegangan geopolitik dan kebijakan OPEC

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah berjangka pada hari Rabu mempertahankan kenaikan baru-baru ini karena meningkatnya ketegangan geopolitik dan kebijakan OPEC + yang mengangkat harga.

Dikutip dari CNBC, Kamis (4/4/2024), harga minyak mentah Texas Barat kontrak untuk pengiriman Mei naik 28 sen, atau 0,33%, menjadi USD 85,43 per barel.

Brent kontrak untuk pengiriman bulan Juni bertambah 43 sen, atau 0,48%, menjadi USD 89,35 per barel. Harga minyak mentah berjangka berada pada level tertinggi sejak akhir Oktober.

Beberapa anggota OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang disebut OPEC+, secara sukarela memangkas produksi sebesar 2,2 juta barel per hari setidaknya hingga kuartal kedua.

Komite Pemantau Gabungan Tingkat Menteri kelompok tersebut mengakhiri pertemuan pada hari Rabu tanpa merekomendasikan perubahan pada kebijakan produksi OPEC+ saat ini, menurut dua delegasi. Komite hanya dapat membuat rekomendasi untuk dipertimbangkan OPEC+ pada pertemuan formal.

Stok Minyak AS

Kenaikan harga minyak pada hari Rabu tertahan oleh peningkatan stok minyak mentah AS. Persediaan komersial, tidak termasuk cadangan minyak bumi strategis, meningkat sebesar 3,2 juta barel pada minggu lalu, menurut Administrasi Informasi Energi.

Minyak mentah AS dan patokan global telah menguat sekitar 20% dan 16% tahun ini seiring membaiknya ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang akan mendorong pasar minyak mengalami defisit 450.000 barel per hari pada kuartal kedua dan ketiga, menurut Bank of America.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ketegangan Geopolitik

Minyak mentah naik minggu ini karena meningkatnya ketegangan geopolitik. Ukraina melanjutkan kampanye serangan pesawat tak berawak terhadap infrastruktur energi Rusia, yang menghantam kilang minyak terbesar ketiga di negara itu.

Dan Iran, anggota OPEC, berjanji akan memberikan tanggapan terhadap Israel, menuduh negara tersebut mengebom konsulatnya di Damaskus dan membunuh tujuh pejabat Korps Garda Revolusi Islam.

Meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran kembali menimbulkan kekhawatiran akan perang yang lebih luas di Timur Tengah yang dapat mengganggu pasokan minyak mentah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini