Sukses

Arab Saudi dan Rusia Sukarela Pangkas Produksi Minyak Mentah, Apa Alasannya?

Arab Saudi dan Rusia, bersama dengan beberapa produsen utama OPEC+ lainnya, akan memperpanjang pengurangan suplai minyak mentah secara sukarela hingga akhir kuartal kedua.

Liputan6.com, Jakarta - OPEC+, yang merupakan organisasi negara produsen minyak dunia yang dipimpin oleh Arab Saudi dan negara sekutu yaitu Rusia sepakat untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak mentah secara sukarela. Pemangkasan produksi ini akan dilakukan hingga akhir kuartal II 2024.

Mengutip laporan dari CNBC, Selasa (5/3/2024), Kementerian Energi Arab Saudi mengumumkan akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak mentah secara sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga akhir kuartal II 2024. Dengan pemangkasan ini maka produksi minyak mentah negara yang beribukota di Riyadh ini mencapai 9 juta barel per hari sampai akhir Juni. 

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak dalam pernyataannya yang dikutip dari kantor berita milik pemerintah, Tass, mengatakan bahwa negara tersebut akan memangkas produksi dan pasokan ekspornya sebanyak 471.000 barel per hari hingga akhir Juni.

Moskow telah secara sukarela mengurangi produksi sebanyak 500 ribu barel per hari pada kuartal I.

Tidak hanya Arab Saudi dan Rusia yang mengurangi produksi minyak mereka, produsen utama OPEC lain, Irak dan Uni Emirat Arab, juga akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela mereka masing-masing sebesar 220.000 barel per hari dan 163.000 barel per hari hingga akhir kuartal II. 

Pada bulan November, negara-negara OPEC+ telah menetapkan kebijakan resmi untuk secara kolektif mengurangi produksi mereka sebesar 2 juta barel per hari hingga akhir 2024. Terpisah dari strategi kelompok ini, beberapa produsen OPEC+, termasuk Arab Saudi dan Rusia, mengumumkan bahwa mereka akan secara sukarela memangkas pasokan mereka dengan total 2,2 juta barel per hari hingga akhir kuartal pertama tahun ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sentimen yang Mempengaruhi Harga Minyak Mentah

Pengumuman pemangkasan produksi terbaru ini datang dengan latar belakang harga minyak yang merosot dimana sebagian besar telah bergerak dalam interval sempit USD 75 per barel hingga USD 85 per barel.

Selama ini harga minyak mengalami kenaikan karena adanya gangguan geopolitik seperti serangan Houthi yang terus-menerus di rute Laut Merah dan risiko tumpahan yang sedang berlangsung dari perang Israel melawan kelompok militan Palestina, Hamas, yang didukung oleh Iran di Jalur Gaza.

Mengimbangi beberapa dukungan harga ini dalam jangka pendek adalah permintaan yang lebih rendah di tengah-tengah pemeliharaan kilang musiman yang akan segera terjadi di importir minyak mentah terbesar di dunia, yaitu China, yang biasanya memburuk di kuartal II.

Tidak seperti perubahan kebijakan formal, pemangkasan sukarela tidak memerlukan persetujuan bulat dari kelompok tersebut dalam pertemuan resmi dan memotong kebutuhan untuk mendistribusikan pengurangan atau peningkatan produksi di antara para anggota OPEC+.

Biasanya, penyesuaian produksi di luar kebijakan tidak diperdebatkan oleh negara-negara OPEC+, selama penyesuaian tersebut sejalan dengan semangat kebijakan yang ada, dimana kebijakan saat ini adalah pemangkasan tambahan dilakukan berdasarkan pemangkasan OPEC+ yang sudah ada.

 

3 dari 3 halaman

Berkumpul Kembali Juli 2024

Negosiasi untuk kebijakan berikutnya dari kelompok ini akan berlangsung pada bulan Juni, di mana penyedia data pihak ketiga yang independen akan menyelesaikan penilaian mereka terhadap baseline kapasitas produksi anggota kelompok - tingkat di mana kuota masing-masing negara ditetapkan.

Hasil yang didambakan adalah baseline yang lebih tinggi mengarah pada batas output yang lebih tinggi, memungkinkan produsen untuk mendapatkan pendapatan yang lebih kuat dalam lingkungan harga yang tinggi. 

Dalam sebuah langkah mengejutkan, raksasa minyak milik Saudi yang menjadi pemain kunci OPEC, Aramco, pada akhir Januari mengumumkan bahwa mereka menangguhkan rencana jangka panjangnya untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak mentahnya dari 12 juta barel per hari menjadi 13 juta barel per hari pada tahun 2027.

Menteri Energi Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, menyatakan alasan membuat keputusan tersebut untuk melakukan transisi hijau.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini