Sukses

Arab Saudi, Rusia hingga Sejumlah Produsen di OPEC+ Bakal Perpanjang Pengurangan Produksi Minyak

Arab Saudi akan memperpanjang pengurangan produksi minyak mentah sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga akhir kuartal II.

Liputan6.com, Jakarta - Arab Saudi, Rusia bersama beberapa produsen utama OPEC+ lainnya akan memperpanjang pengurangan pasokan minyak secara sukarela hingga akhir kuartal II 2024.

Dikutip dari CNBC, Senin (4/3/2024), OPEC+ mengacu pada koalisi Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Riyadh dan Moskow.

Arab Saudi akan memperpanjang pengurangan produksi minyak mentah sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga akhir kuartal II, demikian laporan Saudi Press Agency pada Minggu, 3 Maret 2024 waktu setempat mengutip sumber resmi dari Kementerian Energi Arab Saudi.

Produksi minyak mentah Riyadh akan mencapai sekitar 9 juta barel per hari hingga akhir Juni. Selain itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak menuturkan, Rusia bakal memangkas produksi dan pasokan ekspor sebanyak 471.000 barel per hari hingga akhir Juni 2024. Rusia secara sukarela mengurangi pasokannya sebanyak 500.000 barel per hari pada kuartal I.

Produsen utama OPEC, Iran dan UEA juga akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela masing-masing sebesar 220.000 barel per hari dan 163.000 barel per hari hingga akhir kuartal II 2024.

Pada November, negara-negara OPEC+ telah menerapkan kebijakan formal untuk secara kolektif mengurangi produksinya sebesar 2 juta barel per hari hingga akhir 2024.

Beberapa produsen OPEC+ termasuk produsen kelas berat Arab Saudi dan Rusia mengumumkan akan melakukan hal itu secara sukarela dengan memangkas pasokan sebanyak 2,2 juta barel per hari hingga akhir kuartal I 2024.

Pengumuman pengurangan produksi terbaru tersebut muncul di tengah melemahnya harga minyak yang sebagian besar telah turun dalam kisaran USD 75-US 85 per barel sejak awal tahun ini meski ada pengurangan pasokan OPEC+, serangan Houthi yang terus menerus di rute penting Laut Merah dan risiko dari perang Israel melawan Hamas yang didukung Iran di Jalur Gaza.

Adapun hal yang mengimbangi sebagian dari dukungan harga ini dalam jangka pendek adalah permintaan yang lebih rendah di tengah pemeliharaan kilang musiman yang akan segera dilakukan di negara importir minyak mentah utama yakni China yang biasanya memburuk pada kuartal II.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Tidak Diperlukan Persetujuan Bulan

Berbeda dengan perubahan kebijakan formal, pemotongan produksi secara sukarela tidak memerlukan persetujuan bulat dari kelompok tersebut dalam pertemuan resmi dan mengabaikan kebutuhan untuk mendistribusikan pengurangan dan peningkatan produksi di antara anggota OPEC+.

Biasanya, penyesuaian output tidak dipermasalahkan negara-negara OPEC+, selama hal itu sejalan dengan kebijakan yang ada, saat ini pengurangan tambahan produksi dilakukan berdasarkan pemangkasan OPEC+ yang sudah ada.

Negosiasi kebijakan berikutnya dari kelompok ini akan dilaksanakan pada Juni, dan pada saat itu penyedia data pihak ketiga yang independen akan menyelesaikan penilaian mereka terhadap data dasar kapasitas produksi anggota kelompok – yaitu tingkat kuota yang ditetapkan untuk masing-masing negara.

Hal yang sangat diinginkan adalah penetapan baseline yang lebih tinggi akan menghasilkan batas produksi yang lebih tinggi, sehingga produsen dapat memperoleh keuntungan dari pendapatan yang lebih besar dalam kondisi harga yang tinggi.

Dalam sebuah langkah yang mengejutkan, pemimpin OPEC, raksasa minyak yang dikendalikan Saudi, Aramco, pada akhir Januari mengumumkan menangguhkan rencana lamanya untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak mentahnya dari 12 juta barel per hari menjadi 13 juta barel per hari pada 2027. Hal ini di tengah Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman kemudian menyematkan keputusan pada transisi energi hijau.

3 dari 5 halaman

Harga Minyak Dunia Melesat Jelang Keputusan OPEC+

Sebelumnya diberitakan, harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) menyentuh USD 80 per barel untuk pertama kali dalam hampir empat bulan. Hal ini seiring tanda-tanda menunjukkan pengetatan pasar menjelang keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (2/3/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk April naik 2,19 persen atau USD 1,71 ke posisi USD 79,97 per barel pada Jumat pekan ini. Harga minyak tersebut menandai penutupan tertinggi untuk minyak mentah AS sejak 6 November 2023.

Sementara itu, harga minyak berjangka Brent naik 2,09 persen atau USD 1,71 ke posisi USD 83,94 per barel.

Harga minyak mentah AS dan Brent membukukan kenaikan dalam dua bulan berturut-turut pada Februari seiring kontrak jangka pendek diperdagangkan dengan harga premium hingga beberapa bulan berikutnya. Hal ini merupakan tanda pengetatan pasar minyak.

OPEC+ sedang mempertimbangkan untuk melanjutkan pengurangan produksinya hingga kuartal kedua dan mungkin akhir 2024. Hal itu disampaikan sumber kepada Reuters pekan ini. OPEC+ akan membuat keputusan mengenai pengurangan produksi minyak itu pada awal Maret, kata sumber kepada Reuters.

Adapun pertemuan resmi OPEC bersama tingkat menteri OPEC dijadwalkan pada 3 April 2024.

 

4 dari 5 halaman

Harga Minyak pada 29 Februari 2024

Sebelumnya diberitakan, harga minyak mentah berjangka membukukan kenaikan bulanan kedua berturut-turut. Hal ini seiring OPEC+ akan memperpanjang pengurangan produksinya dan data inflasi terbaru Amerika Serikat (AS) sesuai perkiraan.

Dikutip dari CNBC, Jumat (1/3/2024), harga minyak mentah berjangka tetap stabil setelah laporan dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan inflasi naik sesuai harapan pada Januari.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak April melemah 28 sen atau 0,36 persen ke posisi USD 78,26 per barel. Harga minyak Brent untuk April turun 6 sen atau USD 0,07 persen menjadi USD 83,62 per barel.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi atau the personal consumption expenditures (PCE) naik 0,4 persen pada bulan ini dan 2,8 persen dari tahun lalu. Indeks PCE adalah ukuran inflasi yang dipakai the Federal Reserve (the Fed) ketika mempertimbangkan kebijakan suku bunga.

Pertaruhan pelaku pasar mengenai kapan the Fed akan menurunkan suku bunga sedikit berubah. Pasar prediksi pemangkasan suku bunga akan dilakukan pada Juni 2024

Harga minyak mentah acuan AS dan Brent masing-masing naik 3 persen dan 2,3 persen pada Februari 2024 dengan kontrak bulan pertama diperdagangkan dengan harga premium hingga bulan-bulan berikutnya.

 

5 dari 5 halaman

Langkah OPEC+

Di sisi lain, OPEC+ sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang pengurangan produksinya hingga kuartal II, demikian menurut sumber kepada Reuters pada Rabu pekan ini. Sumber menyebutkan, kartel dapat mempertahankan pemangkasan tersebut hingga akhir tahun ini.

OPEC+ pada November sepakat untuk memangkas 2,2 juta barel per hari pada kuartal pertama 2024 karena AS, Kanada, Guyana, dan Brasil produksi minyak mentah dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga memberikan tekanan pada harga minyak pada akhir tahun lalu.

Harga juga meningkat pada bulan ini seiring dengan berlanjutnya konflik di Timur Tengah, dengan meningkatnya ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon dan militan Houthi yang melanjutkan serangan mereka terhadap pengiriman di Laut Merah.

Sejauh ini konflik tersebut tidak mengganggu produksi minyak mentah di wilayah tersebut, meskipun para analis telah memperingatkan  risiko konfrontasi langsung antara Iran dan AS yang akan berdampak pada pasar minyak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini