Sukses

Ini Ketakutan Terbesar Sri Mulyani saat Ini

Persoalan inflasi pangan menurut Menkeu Sri Mulyani bukan hanya jadi pekerjaan moneter saja bagi Kementerian Keuangan saja.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bersyukur Indonesia mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen secara konsisten, di tengah situasi dunia yang tengah bergejolak.

Namun demikian, Sri Mulyani tetap menaruh mata terhadap inflasi pangan yang dapat memberi tekanan besar terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.

"Inflasi Indonesia tetap terjaga, dan Indonesia tetap menjadi negara dengan tingkat inflasi cukup rendah. Indonesia tetap harus waspada terkait inflasi pangan," kata Sri Mulyani dalam Mandiri Investment Forum 2024, Selasa (5/3/2024).

Persoalan inflasi pangan ini menurutnya bukan hanya jadi pekerjaan moneter saja bagi Kementerian Keuangan saja. Akan tetapi, merupakan hasil dari upaya pemerintah secara keseluruhan dan dukungan mereka untuk mengatasi inflasi Indonesia.

Meskipun begitu, ia menganggap kebijakan fiskal tetap memainkan peran yang sangat penting dalam mengatasi isu inflasi. Lantaran, hal ini sebenarnya terjadi dalam aspek pasokan dan logistik.

 

"Itu lah sebabnya, kami bekerja dengan erat dengan berbagai pihak di pemerintah, termasuk pemerintah daerah melalui koordinasi dan memberikan insentif fiskal bagi pemerintah daerah untuk mengatasi isu inflasi terkait dari sisi pasokan," ungkapnya.

 

Oleh karenanya, Sri Mulyani menilai Indonesia bisa mengatasi isu inflasi tanpa mengandalkan Bank Indonesia (BI) untuk meningkatkan suku bunga secara tajam.

"Kombinasi ini memberikan kita tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil dan tinggi, dengan tingkat inflasi yang cukup rendah," ujar Sri Mulyani.

Untuk diketahui, inflasi komponen harga bergejolak (volatile food) yakni bahan pangan pada Februari 2024 tembus hingga 8,47 persen secara tahunan (YoY). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pangan tersebut jadi yang tertinggi dalam 17 bulan terakhir.

Menurut catatan BPS, inflasi harga bergejolak ini memberikan andil terbesar terhadap inflasi tahunan, sebesar 1,34 persen. Komoditas yang dominan memberikan inflasi, mulai dari harga beras, cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, hingga telur ayam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Prabowo Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 8%, Ini Faktor Pendorongnya

Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto optimistis ekonomi Indonesia tumbuh hingga 8 persen dalam kurun waktu 3-5 tahun ke depan. Hal tersebut seiring meningkatnya daya beli masyarakat. 

"Jadi, dengan permintaan yang naik, daya beli yang naik, ekonomi kita tumbuh. Saya optimis dan sampaikan 7 sampai 8 persen within (dalam) 3 sampai 5 year (tahun)," tutur Prabowo kepada awak media di Fairmont Hotel, Jakarta,  Selasa (5/3/2024).

Prabowo menuturkan, saat ini seluruh indikator ekonomi Indonesia menunjukkan kinerja yang membanggakan. Bahkan, pada  saat ekonomi dunia mengalami pelemahan akibat ketegangan geopolitik.

"Jadi, saya tadi diundang ke Forum Mandiri Investment Forum, saya sampaikan bahwa semua aspek ekonomi kita termasuk salah satu terbaik di dunia, di tengah krisis-krisis dan ketidakpastian dunia," bebernya.

Prabowo menuturkan, stabilitas politik menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif di tengah melemahnya perekonomian global. Dia mengatakan, stabilitas politik Indonesia juga menjadi salah satu yang terbaik di duni untuk memastikan roda perekonomian domestik tetap berputar.

"Dan indonesia dari awal mereka berhasil mengatasi krisis-krisis, dan kita berhasil. Itu diakui ekonomi salah satu terbaik, sistem politik, demokrasi berjalan," ujar dia.

 

3 dari 3 halaman

Investasi

Kinerja investasi meski demikian harus tetap di genjot untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Khususnya investasi yang memberikan dampak langsung terhadap peningkatan daya beli masyarakat.

"Jadi, kita butuh investasi. Saya sampaikan pendekatan kita di Indonesia adalah kolaborasi kerja sam ekonomi yang besar, menengah, kecil," ujar dia.

Selain itu, Prabowo juga terus akan melanjutkan program presiden Jokowi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Antara lain dengan terus menekan tingkat kemiskinan di Tanah Air.

"Karena itu, kita harus sepakat dan sudah sepakat hilangkan kemiskinan. kita harus kerja keras, banyak negara butuh 50 sampai 60 tahun, ada negara yang cepat, tapi kita akan teruskan yang sudah dirintis presiden terdahulu, yang dikerjakan pak Jokowi kita teruskan," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini